Selasa, 22 Oktober 2019

Mutiara (Frederic Nietzsche)


Ngunandiko.181


Mutiara
(Frederic Nietzsche)


Ngunandiko dengan judul “Mutiara (Frederic Nietzsche)” ini, berisikan sejumlah “Nietzsche quotes” diambil dari beberapa sumber. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh gambaran atas pandangan-pandangannya.

Friedrich Wilhelm Nietzsche (1844 – 1900) adalah seorang filsuf Jerman, kritikus budaya, komposer, penyair, filolog, dan sarjana Latin dan Yunani yang karyanya telah memberi pengaruh besar pada sejarah intelektual modern. Nietzsche memulai karirnya sebagai filolog klasik sebelum beralih ke filsafat. 


Sejumlah “Nietzsche quotes” tersebut adalah sebagai berikut :

  • Dengan gembira aku akan menganugerahkan dan membagikan sampai mereka yang bijak kembali bersuka-ria atas ke-dungu-an mereka, dan mereka yang miskin bergembira atas ke-kaya-an mereka.
  • I will gladly confer and share until the wise rejoice in their ignorance, and the poor rejoice in their wealth.

n  Nietzsche

  • The individual has always had to struggle to keep from being overwhelmed by the tribe. If you try it, you will be lonely often, and sometimes frightened. But no price is too high to pay for the privilege of owning yourself.

  • Tetapi tidak ada harga yang terlalu tinggi untuk membayar hak istimewa memiliki diri sendiri.

n  Nietzsche

  • Dan ketika aku berbicara empat mata dengan “Kebijaksanaanku yang liar” dia marah. Engkau mau, engkau ingin, engkau cinta, hanya dengan itulah engkau memuji Hidup ! Aku hendak menjawab dengan jengkel dan berterus terang kepada dia yang marah, dan tidak ada jawaban yang lebih pedas daripada ketika kita berterus terang kepada Kebijaksanaan kita sendiri.

  • And when I was to talk privately with my “Liar Wisdom”, he was angry. You want, want to, love to, only by accepting the blessings received “Life”.        I replied irritably and said the light to the one who was angry, and did not answer that which was more scathing than the compilation of the bright scriptures for our own “Wisdom”.

n  Nietzsche

  • He who would learn to fly one day must first learn to stand and walk and run and climb and dance; one cannot fly into flying.

  • Dia yang akan belajar terbang, harus terlebih dahulu belajar berdiri, berjalan, berlari, memanjat lalu menari ; seseorang tidak bisa terbang untuk dapat terbang.

n  Nietzsche

  • Whoever fights monsters should see to it that in the process he does not become a monster. And if you gaze long enough into an abyss, the abyss will gaze back into you.

  • Siapa pun yang bertarung dengan monster harus memastikan bahwa dalam prosesnya ia tidak menjadi monster. Dan jika Anda menatap cukup lama ke dalam jurang, jurang akan menatap kembali ke Anda.

n  Nietzsche



Demikianlah 6 buah “Nietzsche quotes” untuk dapat kita bahas dan renungkan bersama. Semoga bermanfaat !


*
Revolusi industri adalah perubahan mendasar secara berkala membentuk kembali struktur industri dengan memperkenalkan metode baru dari produksi. Pabrik yang mekanik, pabrik yang beroperasi dengan menggunakan listrik, sintesis kimia dan sejenisnya ; komoditi baru seperti layanan kereta api, mobil, peralatan listrik ; bentuk baru dari organisasi dan lain-lain. (Joseph A. Schumpeter ; Penulis Buku : Capitalism, Socialism & Democracy)

*

Rabu, 16 Oktober 2019

Satelit bag ke-2


Ngunandiko.180





Satelit bagian ke-2
(Satellites)


Energi nuklir digunakan di beberapa satelit. Unsur radioaktif tertentu ditempatkan di satelit tersebut. Atom-unsur tersebut terurai dan menghasilkan panas. Perangkat (reactor) khusus mengubah panas itu menjadi daya listrik untuk satelit.

Sejumlah satelit memiliki  beberapa reaktor nuklir kecil. Reaktor tersebut menghasilkan panas dan melalui suatu generator listrik menghasilkan listrik. Perangkat jenis lain  penghasil  energy (kekuatan) di satelit adalah sel bahan bakar, dimana digunakan bahan kimia untuk menghasilkan listrik.


Atmosfer menjaga permukaan bumi dari berbagai bentuk serangan energy, satelit itu bergerak jauh di atas atmosfer  mendeteksi berbagai bentuk serangan  tsb.  “Orbiting Astronomical Observatory”  memberi banyak informasi pembentukan dan siklus kehidupan bintang-bintang.


Secara singkat telah dikemukakan adanya "Satelit Astronomi", "Satelit Komunikasi", “Satelit Pengamat Bumi”, “Satelit Navigasi”, “Satelit Mata-mata”, “Satelit Tenaga Surya”, “Satelit Statiun Angkasa (Space Stations and Shuttles)”, “Satelit Cuaca”, dan “Satelit Miniatur”. Beberapa satelit i.e Satelit Astronomi” , Satelit Komunikasi”, “Satelit Pengamat Bumi” dll akan dikemukakan secara lebih luas seperti berikut ini.

Space station & shuttle
Seperti diketahui satelit (mis : bintang dan planet) dapat digunakan sebagai objek penelitian di ruang angkasa. Benda-benda semacam itu  diketahui mengeluarkan berbagai bentuk energi, seperti cahaya dan sinar-X. Mempelajari energi tersebut  akan mendapatkan banyak informasi tentang ukuran dan komposisi serta jarak objek dari bumi.

Atmosfer telah menjaga permukaan bumi dari berbagai bentuk serangan energy, satelit yang bergerak jauh di atas atmosfer dapat mendeteksi berbagai bentuk serangan energi tersebut. Satelit seperti “Orbiting Astronomical Observatory” telah memberi banyak informasi baru tentang pembentukan dan siklus kehidupan bintang-bintang.

Pada tahun 1983 “Infrared Astronomical Satellite (Satelit Astronomi Inframerah)” telah diluncurkan. Infrared Astronomical Satellite (IRAS) adalah observatorium yang dapat mendeteksi dengan menggunakan cahaya inframerah. IRAS dapat melihat suatu objek di alam semesta, kemumpuan itu telah memberikan data baru tentang sifat alam semesta.

Banyak jenis satelit dilengkapi dengan perangkat untuk mempelajari bumi. Misalnya “ Magnetic Field Satellite (Magsat)”, yang diluncurkan pada 1979, dapat mengirim  informasi tentang daya tarik kerak bumi, yang bervariasi dari satu tempat ke tempat lain. Informasi tersebut telah digunakan untuk membuat peta tentang daya tarik bumi, menceritakan tentang inti bumi dll. Disamping itu juga telah membantu dipetakan-nya area aktivitas vulkanik serta ditemukan-nya mineral berharga dan cadangan minyak bumi.

Satelit lain juga menyediakan banyak data tentang permukaan bumi, misalnya ERTS ( Earth Resources Technology Satellite atau Satelit Teknologi Sumber Daya Bumi). ERTS Ii diluncurkan pada tahun 1972, adalah salah satu satellite pertama yang mempelajari fitur-fitur bumi. Pada tahun pertama layanannya, ERTS I memberi bukti bahwa  ada satu perusahaan kertas telah mencemari “Danau Champlain” di Amerika Utara ; mendeteksi terjadi erosi ngarai yang cepat di Arizona ; dan menghasilkan banyak peta baru. (ERTS I kemudian berganti nama menjadi Landsat 1). Landsat 3 digunakan untuk melacak tumpahan minyak yang besar di Teluk Meksiko pada tahun 1979.

“Seasat” (Seasat adalah sebuah satelit pertama yang mengorbit di Bumi dirancang untuk penginderaan jauh dari lautan bumi, dan radar aperture sintetis pertama di muatan pesawat ruang angkasa), diluncurkan pada tahun 1978, dilengkapi perangkat untuk mengumpulkan banyak informasi tentang laut, termasuk ketinggian ombak dan lokasi gunung es. “Lageos”  diluncurkan pada tahun 1976, adalah satelit geodetik. Satelit semacam itu digunakan untuk mengukur jarak yang tepat antara titik-titik di permukaan bumi.

“Satelit cuaca” memotret awan dari luar angkasa dan mengukur jumlah panas yang terpancar dari bumi ; melacak berapa banyak energi matahari dipantulkan kembali ke ruang angkasa dari bumi. Dengan informasi tersebut, para ilmuwan dan peramal cuaca dapat belajar lebih banyak tentang cuaca.

Para ilmuwan dapat membuat perkiraan yang lebih baik sebagai hasil dari informasi tersebut. Ramalan yang lebih baik seringkali dapat menyelamatkan nyawa misalnya satelit cuaca SMS 2 (Synchronous Meteorological Satellite), pada tahun 1979, digunakan untuk melacak “Badai David” ketika bergerak melintasi wilayah Karibia. Informasi satelit memungkinkan peramal cuaca untuk mem-peringat-kan orang-orang tentang badai yang mendekat.

Dapat dikemukakan disini, bahwa satellit dapat pula berfungsi sebagai suatu alat. Sinyal radio, televisi, telepon dapat dikirim dari satu benua ke benua lain melalui satelit komunikasi. Sebagian besar satelit komunikasi memiliki penerima (receiver) dan pemancar (transmitter). Penerima menerima sinyal dari tanah (bumi). Perangkat elektronik yang ada di satelit meningkatkan kekuatan sinyal. Pemancar mengirim sinyal ke stasiun bumi yang jauh, yang mungkin terletak di benua lain.

Satelit komunikasi Intelsat yang berada dalam orbit dapat menyampaikan kira-kira setengah dari panggilan telepon lintas samudera, serta hampir semua transmisi televisi lintas samudera. Televisi Transoceanic memungkinkan pemirsa di satu benua menonton acara berita di televisi  yang terjadi di benua lain. Bahkan ada pula jenis satelit, bernama “Oscar”, untuk operator radio amatir.


Patut pula dikemukakan disini, bahwa Indonesia sudah beberapa kali menjadi lokasi jatuhnya benda langit, yang termasuk dalam kategori sampah antariksa (misalnya satelit yang tidak berfungsi lagi). Sampah itu antara lain jatuh di Gorontalo (1981), Lampung (1988), Bengkulu (2003), Madura (2016) dan lain-lain.


Satelit navigasi memungkinkan navigator memandu kapal atau pesawat dalam segala cuaca. Satelit dalam orbit geosinkron mengirimkan sinyal radio secara kontinu. Navigator mengetahui posisi satelit. Sinyal yang berasal dari satelit tersebut digunakan untuk menentukan posisi kapal atau pesawat.

Satelit militer digunakan untuk memotret kemungkinan aktivitas musuh dan untuk komunikasi dan navigasi militer. Beberapa satelit militer digunakan untuk mendeteksi pengujian senjata nuklir. Lainnya digunakan untuk memandu beberapa jenis rudal ke target mereka.

Satelit penting lainnya adalah “stasiun angkasa” seperti telah dikemukakan dimuka. Stasiun ini dilengkapi sedemikian rupa, sehingga manusia dapat tinggal dan bekerja di dalamnya. Satelit semacam itu dapat melayani banyak tujuan yang berguna.

Pada tahun 1973 “Skylab”, stasiun angkasa pertama Amerika Serikat diluncurkan. Stasiun ini telah dikunjungi oleh beberapa orang crew dengan menggunakan kendaraan angkasa (Apollo) dan ternyata manusia dapat bekerja di angkasa diluar station itu.

Sebelumnya Uni Soviet telah meluncurkan serangkaian stasiun angkasa dengan nama Sayut, dimana pada tahun 1971 diluncurkan “Sayut 1”, dan pada tahun 1982 diluncurkan “Salyut 7”, ternyata  bahwa manusia (crew) dapat berada dan bekerja di station angkasa yang sedang di-orbit selama 211 hari

Salyut.7
Kiranya patut pula dikemukakan disini, bahwa Indonesia sudah beberapa kali menjadi lokasi jatuhnya benda langit yang masuk dalam kategori sampah antariksa. Sampah-sampah itu antara lain jatuh di Gorontalo (1981), Lampung (1988), Bengkulu (2003), Madura (2016) dan lain-lain.

Kategori sampah luar angkasa (sampah antariksa) adalah objek di orbit sekitar Bumi yang diciptakan oleh manusia, yang tidak lagi berguna. Sampah antariksa terdiri atas satelit yang tidak berfungsi lagi hingga fragmentasi ledakan, debu, atau partikel kecil lainnya. Awan partikel yang sangat kecil dapat menyebabkan kerusakan erosif. 

Dengan adanya satellite dan kendaraan angkasa itu , maka semakin banyak kegiatan dan missi ke angkasa dilakukan oleh berbagai negara, utamanya oleh Amerika dan Russia (d/h Uni Soviet). Kegiatan dan missi ke angkasa itu, kemudian juga dilakukan oleh negara-negara  lain seperti Inggris, Perancis, Jepang, China, India, Taiwan, Korea Selatan dan lain-lain. 

Dalam garis besarnya tujuan kegiatan dan missi ke angkasa itu, disamping mendemontrasikan dan menunjukkan rasa bangga adalah untuk :

  • Melakukan berbagai penelitian dan percobaan, yang utamanya untuk menguak misteri yang ada di angkasa.
  • Monitoring cuaca dan perubahan iklim;
  • Monitoring terjadinya bencana banjir, badai, gempa, tsunami, dan lain-lain di bumi.

Demikianlah bahasan dan renungan singkat tentang “satelit”. Semoga bermanfaat.


*
Philosophy is written in this grand book, the universe, which stands continually open to our gaze. But the book cannot be understood unless one first learns to comprehend the language and read the letters in which it is composed.

Filsafat ditulis dalam buku besar “alam semesta” ini, yang terus terbuka bagi pandangan kita. Tetapi buku itu tidak akan dapat dipahami, kecuali seseorang pertama-tama belajar memahami bahasa dan membaca huruf-huruf yang menyusunnya.

-- Galileo Galilei


*