Sabtu, 23 Desember 2017

Mutiara (Dr. Sun Yat Sen)

Ngunandiko.141






Mutiara
(Dr. Sun Yat Sen)


Ngunandiko dengan judul  " Mutiara Dr. Sun Yat Sen)"  ini berisikan beberapa "quotation" dari  salah satu tokoh terkemuka China  Sun Yat Sen (1866 - 1925). Sun Yat Sen adalah seorang dokter, penulis, filsuf, ahli kaligrafi, dan tokoh revolusioner. Disamping itu Sun Yat Sen  adalah presiden pertama dan pendiri Negara Republik China. 


Patung Sun Yat Sen di Nanjin.


Dapat dikemukakan pula bahwa warisan utama Sun Yat Sen” dalam pengembangan filsafat politik  adalah  yang dikenal sebagai "Tiga Prinsip Rakyat" :  


  •         nasionalisme  ;  
  •         kemerdekaan dari dominasi imperialis ; dan         
  •         demokrasi. 

Quotation ini diambil secara acak dari berbagai sumber untuk menggambarkan pandangan-pandangan Sun Yat Sen tentang berbagai masalah filsafat, politik, social,  serta hal-hal lain  agar  kita dapat mengingat dan merenungkannya kembali. Quotation-quotation tersebut antara lain adalah sbb:


  • Menjadikan rakyat mengerti adalah sukar. Namun jika rakyat telah mengerti, maka mereka akan mudah melakukan sesuatu yang kita kehendaki (Sun Yat Sen).









  • When only a minority consisting of capitalists can enjoy the good life, while the majority of workers must endure hardship, they will naturally not be able to live together in peace and harmony. (Sun Yat-Sen).
  • Dalam pembangunan sebuah negara, bukan para pekerja praktis, namun para  idealis dan perencana yang sulit ditemukan (Sun Yat-Sen)

Demikianlah beberapa kata mutiara (quotation) dari salah satu tokoh terkemuka China, seorang yang telah mendirikan Negara Republik China, yang hidup lebih dari satu setengah abad yang lalu. Semoga bermanfaat.

*
Dr. Sun Yat Sen adalah pemimpin dan pemikir China yang pikiran-pikirannya banyak mempengaruhi para pemimpin perintis kemerdekaan Indonesia termasuk Bung Karno. (Pranata Ssp, seorang wartawan senior)
*


Kamis, 16 November 2017

Orang-hitam Amerika

Ngunandiko.139





Orang-hitam Amerika
(Black Americans)
Bagian. 4. Penutup


Pada tahun 1940 setidaknya ada sedikit perubahan dalam sikap rasial di Amerika Serikat. Persaingan  antara demokrasi dan fasisme di seluruh dunia, dan usaha demokrasi untuk membuktikan keberadan dirinya, telah membantu terjadinya perubahan dalam sikap rasial itu. Upaya orang kulit hitam sendiri juga membantu. Tapi semua ini hanyalah sebuah langkah di jalan panjang menuju kesetaraan penuh dalam hak-hak sipil.


Selama Perang Dunia II, lebih dari 1.000.000 pria dan wanita kulit hitam bertugas di angkatan bersenjata Amerika Serikat. Mereka diizinkan untuk bergabung dalam cabang layanan yang semula telah ditutup bagi orang kulit hitam.

Ketika Perang Dunia II pecah, menjadi jelas bahwa untuk memperoleh kemenangan mengharuskan adanya upaya terpadu semua orang Amerika, putih maupun hitam. Presiden Franklin D. Roosevelt berusaha  meniadakan keluhan orang kulit hitam Amerika. Pada tahun 1941, Presiden mengeluarkan “Perintah Eksekutif 8802 (Executive Order 8802)”. Perintah itu melarang diskriminasi rasial dalam mempekerjakan pekerja (employment of workers) di industri pertahanan dan pemerintahan, diskriminasi  warna kulit atau asal-usul dihapuskan. Ketika di Utara dan di Barat, banyak orang kulit hitam pindah ke kota-kota  untuk bekerja di industri pertahanan, mereka sering mengalami kekerasan. Kerusuhan-kerusuhan  karena masalah perumahan  dan bentrokan rasial sering terjadi. Kerusuhan terburuk terjadi di Detroit pada bulan Juni 1943, dan membawa kematian 25 orang kulit hitam dan 9 orang kulit putih.

Selama Perang Dunia II, lebih dari 1.000.000 pria dan wanita kulit hitam bertugas di angkatan bersenjata Amerika Serikat. Mereka diizinkan  bergabung dalam cabang-cabang layanan yang semula telah tertutup bagi orang kulit hitam,  selain itu   mereka juga mendapat promosi.
Unit tempur utama orang hitam adalah Divisi ke-93, divisi ini banyak bertempur di pertempuran-pertempuran di Pasifik. Disamping itu ada skuadron pilot orang hitam.


Kolonel (kemudian Letnan Jenderal) Benjamin O. Davis. Jr memenangkan “Distinguished Flying Cross”. Benjamin O. Davis. Jr  adalah putra jenderal kulit hitam pertama di Angkatan Darat Amerika Serikat, Benjamin O. Davis Sr. Benjamin O. Davis. Jr telah menembak jatuh  dua pesawat Jepang saat menyerang Pearl Harbor. Seorang kulit hitam, Doric Miller, memenangkan Salib Angkatan Laut (the Navy Cross). Dan ada 4 (empat) orang kulit hitam menjadi kapten suatu kapal dagang.

Namun pemisahan (segregation) masih tetap menjadi aturan dalam angkatan bersenjata, pemisahan ini menurunkan semangat tentara kulit hitam. Pada tahun 1944, Departemen Perang memerintahkan untuk mengakhiri pemisahan itu dalam hal rekreasi dan transportasi di kamp-kamp militer. Perintah ini membangkitkan protes keras di Selatan, sehingga tidak sepenuhnya diterapkan. Terasa bahwa saat perubahan bagi orang kulit hitam masih menanti berakhirnya perang.
Pada bulan Agustus 1945, Perang Dunia II berakhir. Orang-orang  kulit hitam dan putih Amerika Serikat membayangkan  kedamaian dan  masa depan ekonomi yang cerah. Dengan berakhirnya perang, semakin banyak orang kulit hitam migrasi ke kota-kota untuk mencari peluang kerja yang lebih baik. Hal itu berakibat meningkatnya insiden anti orang hitam dan juga ketegangan sosial. Ketegangan rasial seperti itu mengejutkan bangsa Amerika. Masyarakat di Louisiana, Georgia, South Carolina, dan Tennessee berusaha mengatur kembali hubungan ras baru yang lebih baik, namun hal itu menimbulkan keresahan di kota-kota.

Presiden Harry S. Truman berseru agar kekerasan rasial dihentikan, dan kesetaraan dijamin. Untuk itu Truman  membentuk Komite Hak Sipil  (the President’s Committee on Civil Rights). Komite itu terdiri dari orang-orang kulit hitam dan kulit putih, dan merekomendasikan cara melindungi hak-hak sipil. Pada tahun 1947 komite itu telah menghasilkan sebuah laporan berjudul "Mengamankan Hak-Hak Sipil (To Secure These Rights)”. Dokumen (laporan) tersebut merekomendasikan pembentukan sebuah komisi tetap untuk hak-hak sipil dan lapangan kerja yang adil. Dokumen (laporan) tersebut  juga merekomendasikan :
  • undang-undang anti lynching (lynching adalah penganiayaan, penggantungan, penembakan atau penikaman oleh massa). Dahulu, pelaku kejahatan-kejahatan seperti ini (lynching) tidak dihukum. Ribuan warga kulit hitam Amerika tewas akibat lynching dari tahun 1880-an sampai 1960-an ;
  • undang-undang pajak pemungutan suara (property taxes imposed as a voting requirement) ;  dan
  • undang-undang hak-hak sipil dengan prosedur penegakan hukum-nya.

Tahun berikutnya (1948), Presiden Truman mengajukan program itu ke Kongres.  Sementara itu, W.E.B. DuBoiis dari National Association for the Advancement of Colored People (NAACP) mengajukan petisi ke PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Petisi tersebut terutama berkaitan dengan :
  • perbudakan ;
  • diskriminasi ; 
  • pemisahan (segregation) orang kulit hitam dengan kulit putih ; dan
  • penolakan efek negatif  dari hak sipil  bagi orang kulit hitam.
Petisi  tersebut telah membawa masalah orang kulit hitam menjadi perhatian dunia international, dan  mempengaruhi pendapat umum.

Presiden Truman juga membentuk komite lain untuk mempelajari masalah diskriminasi di perguruan tinggi dan di universitas. Komite ini merekomendasikan untuk mengakhiri diskriminasi dan menghapus kesempatan pendidikan yang tidak setara dalam pendidikan tinggi. Dan sebuah komite ketiga dibentuk untuk memeriksa kemungkinan integrasi angkatan bersenjata. Laporan komite ketiga ini  "Freedom to Serve" mengajukan sebuah rencana integrasi penuh angkatan bersenjata (armed forces). Usul integrasi itu kemudian melebar  ke integrasi di perumahan  dan pendidikan. Pada tahun 1948, Mahkamah Agung Amerika Serikat melarang adanya pembatasan  perumahan bagi orang kulit hitam. Keputusan Mahkamah Agung tahun 1954 di Brown (Brown v. Board of Education of Tupeka, Kansas) itu berpengaruh bagi orang kulit hitam maupun kulit putih. Hal itu berarti kebijakan pemberian pendidikan "terpisah tapi setara (separate but equal)" tidak lagi berarti.

Setahun kemudian ada usaha memisahkan sekolah-sekolah, tetapi pengadilan memerintahkan otoritas sekolah umum untuk mematuhi keputusan " terpisah tapi setara " itu. Namun diskriminasi dalam pendidikan tetap menjadi masalah. Pada tahun 1957 pasukan federal dikirim ke Little Rock, Arkansas, untuk melindungi sembilan siswa kulit hitam yang sedang berusaha untuk mendaftar di Central High School.

Di tahun-tahun setelah perang, lapangan pekerjaan bagi orang kulit hitam terus meningkat. Pekerja kulit hitam dihimbau bergabung dalam sebuah federasi buruh, Kongres Organisasi Industri (Congress Of Industrial Organizations). Pada tahun 1955, Congress of Industrial Organizations  (CIO) bergabung dalam American Federation of Labor (AFL). Dua pria kulit hitam. A. Philip Randolph dan Willard Townsend, menjadi wakil presiden organisasi baru tersebut.

Jesse Owrns
Orang hitam juga memperoleh sejumlah kemajuan di bidang lain. Beberapa orang aktor dan aktris yang telah aktif  di tahun 1930-an memperoleh pekerjaan di Broadway dan Hollywood. Para penari, musisi, olah-ragawan, dan seniman orang hitam yang luar biasa, mulai dikenal oleh masyarakat. Pada pertengahan 1950-an banyak orang kulit hitam berkontribusi terhadap sains dan menerima pengakuan atas pekerjaan mereka. Umumnya perhatiannya pada sejarah orang kulit hitam Amerika. Orang kulit hitam menulis sejarah mereka sendiri, karena  sedikit sejarah orang kulit hitam yang masuk dalam buku sejarah tradisional. W. E. B. DuBois adalah sarjana paling berpengaruh saat itu.

Penulis hitam menghasilkan karya-karya yang menyajikan dan menafsirkan masalah dan pengalaman orang kulit hitam. Sebuah gerakan protes, pada tahun 1960-an, telah menghasilkan sejumlah penulis yang menulis protes (protest writer). Karya protest writers itu mencerminkan 3 (tiga) thema utama orang hitam sbb :
  • pembebasan (liberation) ;
  • penentuan nasib sendiri (self determination) ; dan
  • pembangunan citra positip orang hitam (a positive self-image for black).

Disamping adanya perbaikan, di tahun-tahun pascaperang banyak masalah orang kulit hitam yang berlanjut. Pada tahun 1960-an, kepercayaan baru terhadap hak-hak sipil muncul kembali. Seiring dengan  itu muncul pula pemimpin-pemimpin baru, yang  memimpin dan memperjuangkan hak-hak sipil orang hitam  seperti : Stokely Carmichael ; H. Rap Brown ; dan Malcom X  

Malcolm X (1925–1965) was an minister and human rights activist. To his admirers he was a courageous advocate for the rights of blacks, a man who indicted white America in the harshest terms for its crimes against black Americans; detractors accused him of preaching racism and violence. He has been called one of the greatest and most influential African Americans in history (Wikipedia). 


Salah satu pemimpin baru yang paling terkenal adalah Pendeta Martin Luther King. Jr ; Pendeta Martin Luther King, Jr. Ph.D (1929 – 1968) adalah penerima hadiah Nobel adalah anak pendeta Baptis dan aktivis HAM warga Afrika-Amerika dari Montgomery, Alabama. Pada tahun 1955, “King” telah terkenal secara  nasional. King memimpin pemboikotan bus kota, setelah Rosa Parks (seorang wanita kulit hitam) ditangkap karena menolak memberi tempat duduk di bus kepada seorang pria kulit putih. Boikot itu berlangsung selama 381 hari dan mengilhami orang kulit hitam kota-kota selatan lainnya. Akhirnya, pada bulan November 1956, Mahkamah Agung A.S melarang pemisahan (segregation) di transportasi umum.


Pada tahun 1957, dibentuk the Southern Christian Leadership Conference on Transportation and Nonviolent Integration), yang kemudian dikenal sebagai Southern Christian Leadership Conference (SCLC). King adalah pemimpinnya.

Orang hitam segera menyadari perlunya sebuah organisasi yang   dapat mengkoordinasikan kegiatan integrasi. Pada tahun 1957, dibentuk Konferensi Kepemimpinan Kristen Selatan tentang Transportasi  dan Integrasi Non-Kekerasan (the Southern Christian Leadership Conference on Transportation and Nonviolent Integration), yang kemudian dikenal sebagai Southern Christian Leadership Conference (SCLC). King adalah pemimpinnya. Kaum muda memimpin perjuangan untuk kesetaraan (equality).

Pada tahun 1960, ada empat siswa kulit hitam dari North Carolina Agricultural and Technical College, di Greensboro, duduk di counter makan siang orang putih di sebuah toko lokal. Siswa-siswa kulit hitam itu duduk selama satu jam tanpa dilayani, karena  menolak pindah, dan kemudian counter-nya ditutup lebih awal. Duduk di tempat yang diperuntukkan bagi orang kulit putih seperti itu dikenal sebagai “sit-in”. Melakukan “sit-in” seperti itu, segera menyebar sebagai bentuk demonstrasi di kota-kota Selatan.

SCLC membantu mengorganisir SNCC (the Student Nonviolent Co-ordinating Committee). Anggota-anggota SNCC terlibat dalam aksi-aksi di komunitas kulit hitam, seperti membantu:
  • pendaftaran pemilih (voter registration);
  • memimpin demonstrasi ;
  • mengadakan pendidikan dan latihan tentang teknik demonstrasi tanpa kekerasan ; dan
  • membagikan makanan dan pakaian kepada yang membutuhkan dll.
Beberapa anggota SNCC yang terkenal adalah Marion Barry, Julian Bond, John Lewis, dan James Forman.


Pada tahun 1942, James Farmer mendirikan CORE (the Congress of Racial Equality). CORE  membantu pemuda-pemuda melakukan protes. Pada tahun 1961, CORE mengorganisir demonstrasi  yang disebut “wahana kebebasan (freedom rides)”. Freedom rides ini memaksa penggabungan bus antarnegara (bus khusus utk orang hitam ditiadakan), dan penggabungan ruang tunggu. Beberapa kali para pemuda itu dipukuli atau bus-bus dirusak oleh orang kulit putih yang marah.   Peranan “Wahana kebebasan (Freedom  rides)” tersebut terbukti perlu untuk menjamin persamaan hak yang telah diberikan oleh pengadilan.

King ambil bagian dalam banyak demonstrasi, dasar tindakannya adalah antikekerasan (nonviolence). Pada tahun 1963, King mulai menggunakan bentuk protes yang disebutnya sebagai pembangkangan sipil (civil disobedience). King dan pengikutnya membiarkan dirinya ditangkap dalam melakukan protes terhadap apa yang mereka rasakan sebagai perintah pengadilan yang tidak adil. Reputasi kerja King dan SCLC itu ternyata memperoleh pengakuan internasional.

Pada  28 Agustus tahun 1963, King (Martin Luther King, Jr) memimpin unjuk rasa (demonstrasi) lebih dari 200.000 orang,  unjuk rasa itu sekarang dikenal sebagai “March on Washington”. Para peserta unjuk rasa mendengarkan  pidato King . . . . . . . “Saya memiliki sebuah mimpi (I have a dream)” . . . . . . .


Patung Martin Luthar King. Jr
Pidato King di kaki “Lincoln Memorial” itu, didengar oleh para pemimpin berbagai kelompok pejuang hak-hak sipil, menyerukan kebebasan (new birth of freedom). Tempat peristiwa tersebut kemudian menjadi situs yang menonjol, dimana Abraham Lincoln dikenal sebagai Emancipator Agung  (the Great Emancipator). Pada tahun 1964 King mendapat pengakuan dunia, dan   dianugerahi hadiah perdamaian Noble (the Noble peace prize).

Gereja dan rumah untuk pertemuan mempersiapkan demonstrasi  kadang-kadang dibakar. Banyak demonstrasi tanpa kekerasan (nonviolent) mendapat perlawanan dari pihak berwenang di kota-kota selatan. Demonstran sering di lukai  oleh polisi menggunakan tongkat-pemukul, penyengat-listrik, dan aliran air dari selang tekanan tinggi (water cannon). Demonstrasi-demonstrasi itu telah membantu membawa perubahan sebagai berikut :
  • Pada tahun 1962 perintah eksekutif (executive order) Presiden John F. Kennedy melarang diskriminasi di perumahan yang dibangun dengan dana federal ;
  • Pada tahun 1964, Amandemen Konstitusi Amerika Serikat ke Duapuluh Empat (the Twenty-fourth Amendment to the U.S Constitution, 1964) melarang pajak jajak pendapat (poll taxes) ;
  • Pada tahun 1964 Undang-Undang Hak Sipil tahun 1964 (the Civil Rights Act of 1964) menghapus segregasi (segregation) dan diskriminasi dalam pekerja rumah (housing employment), pemungutan suara, dan bidang-bidang lainnya ; dan
  • Pada tahun 1965 Undang-Undang Hak Voting tahun 1965 (the Voting Rights Act of 1965) menghapus pembatasan lain dalam memberikan suara.
Tapi undang-undang ini tidak berjalan dengan cukup baik, peraturan-peraturan sering diabaikan. Banyak orang kulit hitam, terutama di kalangan anak muda, semakin tidak sabar dan menjadi militan.
Selagi King memimpin gerakan hak-hak sipil, sebuah kelompok agama yang disebut Muslim Hitam (the Black Muslims) bertambah kuat. Muslim Hitam itu didirikan di Detroit pada tahun 1930 oleh Wallace D. Farad (Fard). Kemudian Elia Poole (menamakan dirinya Elijah Muhammad) menjadi pemimpin gerakan tersebut.

Orang-orang Muslim Hitam mewajibkan pengikutnya  memisahkan diri dari orang kulit putih. Selama tahun 1960-an salah satu pemimpin Muslim Hitam yang paling berpengaruh adalah Malcolm X.  Malcolm X  melihat bahwa memisahkan diri itu bukanlah jawaban atas masalah orang kulit hitam. Namun sebelum bisa mengembangkan pemikirannya, Malcolm X dibunuh pada sebuah pertemuan di Harlem, tahun 1965.

Tahun 1956,  “Partai Panther Hitam untuk Persatuan dan Bela Diri (the Black Panther Party for Unity and Self Defense)” menyelenggarakan pertemuan di Oakland, California. Pertemuan itu diprakarsai oleh pemuda Huey P. Newton dan Bobby G. Seale. Kedua pemuda tersebut mengagumi  Malcolm X dalam membela kebebasan orang kulit hitam. Mereka percaya orang kulit hitam harus berjuang untuk meraih martabat dan kebebasannya.

Partai Panther menaruh perhatian pada masalah-masalah penggusuran atas tempat-tempat persewaan yang tidak adil dan berbagai kebrutalan polisi. Partai Panther segera mempelajari sejarah dan hak-hak orang hitam. Cabang-cabang Partai Panther  didirikan di beberapa Negara bagian di Amerika Serikat. Partai Panther kemudian menjadi  militan, dan sering melakukan bentrok dengan polisi. Banyak orang kulit hitam maupun kulit putih menjadi takut pada Panthers.

Pada akhir tahun 1960-an, "kekuatan hitam (black power)" menjadi slogan gerakan hak-hak sipil. Hal itu merupakan prestasi orang kulit hitam,  yang pada gilirannya menjadi kekuatan ekonomi dan politik yang nyata. Gerakan tersebut berfokus pada :
  • pendaftaran pemilih (voter registration) ;
  • kepemilikan usaha orang hitam (black ownership of businesses) ; dan
  • kontrol sekolah dan program penentasan kemiskinan.
Yang lebih penting, "kekuatan hitam (black power)" itu  menekankan pada tumbuhnya  kepercayaan diri dan harga diri (self-pride and dignity).


Program berdikari (self-help) mulai muncul di komunitas kulit hitam. Bisnis milik orang hitam seperti bank, toko, pabrik, dan jalur bus, mencoba menjalankan program berdikari tersebut. Suatu program yang disponsori oleh SCLC di Chicago, yang disebut “Operation Breadbasket”, memperoleh perhatian secara nasional. Otak program tersebut adalah Pendeta Jesse Jackson, ia mengorganisir boikot terhadap toko susu dan toko kelontong yang memperlakukan orang kulit hitam secara tidak adil (dealt unfairly). Jesse Jackson mempromosikan penjualan barang-barang yang diproduksi oleh orang kulit hitam.

Pada saat yang bersamaan  kemarahan dan kekuatiran terhadap diskriminasi terus berlanjut, dan menimbulkan kerusuhan social di sejumlah kota. Kerusuhan di "ghetto" sebagian besar merupakan hasil dari kegagalan dalam menerapkan Undang-Undang Hak Sipil tahun 1964 (the Civil Rights Act of 1964). Pada tahun 1968, Senat Amerika Serikat  menyetujui sebuah undang-undang hak sipil baru, namun saat Dewan Perwakilan Rakyat (the House of Representatives) membahas rencana undang-undang (RUU) tersebut, tragedi terjadi. Pada tanggal 4 April 1968, Martin Luther King. Jr, tewas dibunuh di Memphis, Tennessee, oleh seorang pria kulit putih.

Duka dan kemarahan, baik orang kulit hitam maupun orang kulit putih, segera menyebar. Kerusuhan dan penjarahan terjadi di lebih dari 30 kota. Empat puluh enam (46) orang meninggal, dan lebih dari dua ribu limaratus (2.500) orang terluka. Tentara dipanggil untuk menghentikan kerusuhan tersebut.

Meskipun King telah meninggal, tetapi beberapa hal positif terjadi. Undang-undang Hak Sipil tahun 1968 (the Civil Rights Act of 1968) disahkan oleh Kongres. Mahkamah Agung menyatakan bahwa diskriminasi dalam penjualan atau penyewaan properti dinyatakan tidak konstitusional. Dan demonstrasi yang dirancang oleh King (the Poor People's Campaign) dilakukan.

Pada tahun 1970-an gerakan hak-hak sipil kehilangan pamor, karena tidak memiliki seorang pemimpin nasional. Ralph Abernathy memimpin SCLC tapi pengikutnya tidak sebesar pengikut King. Sebuah organisasi  “People United to Serve Humanity (PUSH)” didirikan di Chicago oleh Jesse Jackson. Tujuannya adalah memperjuangkan hak ekonomi dan hak sipil.


Pada tahun 1984, sejumlah tokoh sipil dan pemimpin politik orang hitam,   mendukung orang kulit hitam dalam  nominasi calon presiden. Calon presiden yang  di-nominasi-kan itu adalah dari partai Demokrat.  

Sementara itu, kekuatan politik hitam terus berkembang. Politisi orang kulit hitam  memperoleh suara, baik dari orang kulit hitam ataupun dari orang kulit putih, serta lebih banyak orang kulit hitam menjabat di kantor-kantor publik. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang berkulit hitam membentuk sebuah kaukus. Kaukus itu memperoleh perhatian nasional, ketika  memboikot pidato Presiden Richard M. Nixon pada tahun 1971.

Pada bulan Maret 1972, diselenggarakan konvensi “National Black Political Convention”  di Gary, Indiana. Lebih dari 3.300 orang delegasi hadir, terdiri dari walikota, anggota dewan kota, legislator negara bagian, dan lain-lain. Salah satu hasil konvensi tersebut adalah sebuah dokumen yang berjudul  “The National Black Political Agenda”. Dokumen ini menggambarkan keprihatinan utama orang kulit hitam Amerika. Dokumen itu  berisikan :
  • Daftar kategori masalah orang hitam yang memerlukan perbaikan;  dan
  • Agenda orang kulit hitam di kantor-kantor publik,
Pada tahun 1976 jumlah pemilih orang kulit hitam mencapai rekor, yaitu saat pemilihan presiden Jimmy Carter.  Walikota orang hitam ada di  sejumlah wilayah pemilihan. Karena banyaknya bisnis yang pindah dari kota ke pinggiran kota, maka orang kulit hitam  menghadapi masalah baru Penduduk kota berkulit hitam meningkat, namun kesempatan kerja menurun. Kejahatan yang meningkat dan peredaran obat-obatan terlarang merupakan masalah besar. Hal-hal lain yang menjadi perhatian para walikota hitam adalah transportasi, pendidikan, polusi, pengumpulan sampah, dan pajak.

Pada tahun 1980-an, orang kulit hitam mulai ikut berbicara tentang masalah yang terus mengganggu perhatian  masyarakat kulit hitam. Pertama adalah pengangguran yang sangat tinggi di kalangan remaja kulit hitam. Kedua terpilihnya Ronald Reagan sebagai presiden pada tahun 1980, hal itu dipandang oleh banyak orang kulit hitam sebagai kemunduran. Sebagaimana diketahui anggota Komisi Hak Sipil (the U.S Commission on Civil Rights) kemudian konflik dengan Reagan. Mereka mempertanyakan komitmen Presiden akan persamaan hak dalam pendidikan, pekerjaan, dan bidang lainnya.

Pada tahun 1984, sejumlah tokoh sipil dan pemimpin politik orang hitam, memilih  mendukung orang kulit hitam dalam nominasi presiden dari partai Demokrat.  Pendeta Jesse Jackson melakukan kampanye besar-besaran dan memenangkan pemilihan pendahuluan di Louisiana dan Washington D.C.  Jackson memenangkan hampir 20 persen suara delegasi yang dibutuhkan untuk nominasi presiden.

Dukungan terhadap Jackson menunjukkan bahwa kepemimpinan gerakan hak-hak sipil telah bergeser dari individu ke kelompok-kelompok yang terdiri dari aktivis hak hitam dan pemimpin politik.

Pada tahun 2004, orang kulit hitam, Obama, berkampanye mewakili Illionis di Senat Amerika Serikat. Sesudah itu kemenangannya pada pemilu pendahuluan Partai Demokrat (Maret 2016), pidatonya di Konvensi Nasional Demokrat (Juli 2016), dan pemilihannya sebagai anggota Senat ( November 2016), Obama mulai dikenal diseluruh negeri. Obama memulai kampanye presiden dari partai Demokrat pada tahun 2007, dan kemudian memenangkan pemilu mengalahkan calon dari Partai Republik John McCain tahun 2008. Obama dilantik sebagai presiden pada tanggal 20 Januari 2009. Sembilan bulan kemudian, Obama dinyatakan sebagai pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2009.

Dalam usianya yang lebih dari dua abad (200 tahun) itu,  Amerika Serikat  untuk pertama kalinya  memiliki Presiden berasal dari golongan minoritas (Black Americans) yaitu Barach Husein Obama.

Pada masa jabatannya, Obama mengesahkan sejumlah undang-undang stimulus ekonomi sebagai tanggapan atas resesi 2007 – 2009 di Amerika Serikat antara lain :  American Recovery and Reinvestment Act of 2009 dan Tax Relief ; Unemployement Insurance Reauthorization ; Patient Protection and Affordable Care Act dan lain-lain.

Di bidang kebijakan luar negeri, Obama mengakhiri keterlibatan militer Amerika Serikat dalam  Perang Irak, menambah jumlah tentara di Afganistan, menandatangani perjanjian pengendalian senjata   (New START) bersama  Rusia, memerintahkan intervensi militer Amerika Serikat  di Libya, dan melaksanakan operasi militer yang berujung pada kematian Osama bin Laden.

Pada bulan Mei 2012, Obama  menjadi presiden A.S. pertama yang mendukung pengesahan pernikahan sesama jenis secara terbuka.
Itulah gambaran panjang-nya perjuangan orang-hitam Amerika dalam usahanya memperoleh kesetaraan,  kepercayaan diri dan harga diri. Sebelum menutup bahasan dan renungan  tentang orang-hitam Amerika (Black Americans) ini, “Ngunandiko” ingin menyampaikan secara singkat beberapa hal tentang orang-hitam Amerika (Black Americans) di Amerika Serikat (United States of America) dibandingkan dengan Warga Negara Indonesia  keturunan China di Republik Indonesia  sbb:
  • Sebagaimana dijelaskan orang-hitam Amerika berasal dari orang-hitam (negro) Afrika, yang datang ke Amerika dibawa oleh orang-putih Eropah sebagai budak. Sementara itu orang-orang China yang datang ke Amerika adalah sama dengan orang-orang China yang datang ke Indonesia adalah sebagai orang bebas (sebagian besar pekerja), yang kemudian menetap.
  • Sebelum terbentuknya negara Amerika Serikat (the United States of Amerikca) orang-hitam Amerika  pada umumnya memperoleh perlakuan yang buruk di rumah-rumah, kebun-kebun, tambang-tambang dan tempat-tempat lain dari orang-putih Eropa yang membawanya sebagai budak. Setelah terbentuknya negara Amerika Serikat perlakuan buruk tersebut terus berlanjut, namun orang-hitam Amerika itu kemudian secara berangsur-angsur menjadi warga negara Amerika Serikat yang setara dengan warga kulit putih. 
Pecinan di Yogya
  • Sementara itu, pada masa Indonesia masih di jajah oleh Belanda, para pendatang China  itu  memperoleh perlakuan istimewa dari pemerintahan penjajah yaitu pemerintah Hindia Belanda. Namun setelah terbentuknya negara Republik Indonesia pada 17 Agustur 1945, para pendatang China tersebut menjadi warga negara Indonesia (WNI keturunan China), perlakuan istimewa yang semula diperolehnya dari pemerintah Hindia Belanda itu, tidak berlaku lagi.
  • Pada waktu ini orang-hitam Amerika berjumlah lk 12 % dari jumlah  penduduk Amerika Serikat berarti dari segi jumlah sumbangannya relatip kecil. Diperkirakan  sumbangan orang-hitam Amerika  disektor ekonomi Amerika juga relatip kecil, antara lain tercermin dari kekayaan yang dimiliknya. Dengan perkataan lain peranan orang-hitam Amerika dari segi jumlah penduduk Amerika Serikat adalah kecil, dan di sektor ekonomi juga kecil.
  • Sementara itu pada waktu ini para pendatang China (WNI keturunan China) berjumlah lk 2 % dari seluruh jumlah penduduk Republik Indonesia. Jumlah yang relatip sangat kecil. Namun perannya di sektor ekonomi Indonesia diperkirakan sangat besar,  lebih dari 50 % kegiatan ekonomi Indonesia dikuasai oleh WNI keturunan China. Dengan perkataan lain peranan  pendatang China (WNI keturunan China) di Indonesia dari segi jumlah penduduk adalah kecil, namun dari segi ekonomi adalah sangat besar.
  • Amerika Serikat  dalam usianya yang lebih dari dua abad (200 tahun), pada tahun 2009  untuk pertama kalinya  memiliki Presiden berasal dari golongan minoritas (Black Americans) yaitu Barach Husein Obama. Dilain pihak di Republik Indonesia dalam usianya yang kurang dari satu abad (100 tahun) sudah memiliki sejumlah Menteri dari golongan minoritas keturunan China (bahkan pada awal berdirinya), namun belum memiliki Presiden.

Demikianlah bahasan dan renungan tentang orang-hitam Amerika (Black Americans) di Amerika Serikat serta perbandingan singkat dengan WNI keturunan China di Indonesia. Semoga bermanfaat.

*
The ultimate measure of a man is not where he stands in moments of comfort and convenience, but where he stands at times of challenge and controvery (Martin Luther King. Jr).

*

Senin, 23 Oktober 2017

Jose Rizal

Ngunandiko.136





Mutiara
(JOSE RIZAL)


Ngunandiko dengan judul "Mutiara (Jose Rizal)" ini berisikan beberapa "quotation" dari Jose Rizal (1861 – 1896). Jose Rizal atau Jose Protacio Rizal Mercado y Alonso Realonda adalah tokoh bangsa Filipina. Ia memperoleh bermacam-macam gelar seperti  : "Kebanggaan Ras Melayu" ; "Tokoh Besar Malaya"  ; "Tokoh Utama Filipino" ; "Mesias Revolusi" ; "Pahlawan Universal" ; dan "Mesias Penebusan".

Monumen Jose-Rizal

Berikut ini adalah beberapa quotation dari Jose Risal tersebut untuk kita ingat dan renungkan bersama :


  • Seseorang hanya mati sekali. Jika seseorang tidak mati dengan baik, maka kesempatan yang baik akan hilang dan tidak akan muncul lagi (Jose Rizal).
  • Our liberty will not be secured at the sword's point. We must secure it by making ourselves worthy of it. And when the idols will be shattered, tyranny will crumble like a house of cards, and liberty will shine out like the first dawn (Jose Rizal).


  • It is a useless life that is not consecrated to a great ideal. It is like a stone wasted on the field without becoming a part of any edifice (Jose Rizal)· 


  • To live is to be among men, and to be among men is to struggle, a struggle not only with them but with oneself, with their passions, but also with one's own (Jose Rizal).
  • Jika seseorang tidak mau menyadari dari mana ia berasal, maka ia tidak akan mencapai apa yang dicita-citakannya (Jose Rizal).

Demikianlah beberapa kata mutiara (quotaion) dari Jose Rizal, yang menggambarkan pandangan-pandangannya sebagai salah satu tokoh terkemuka bangsa Filipina.  Semoga bermanfaat.


*

I am fated to journey hand in hand with my strange heroes and to survey the surging immensity of life, to survey it through the laughter that all can see and through the tears unseen and unknown by anyone. 
― Nikolai Gogol

*

Rabu, 18 Oktober 2017

Orang-hitam Amerika (Black Americans)

Ngunandiko 135







Orang-hitam Amerika
(Black Americans)
Bagian. 2



Orang kulit hitam, pada umumnya memilih model cara hidup seperti orang kulit putih. Orang kulit hitam mengorganisir gereja, membangun sekolah dan lain-lain bagi mereka sendiri. Pada tahun 1820-an dan 1830-an, di New York City, orang kulit hitam memiliki teater sendiri, di mana aktor kulit hitam tampil. Orang kulit hitam membentuk kelompok masyarakat, klub, dan berbagai kelompok eksklusip. Surat kabar (koran) orang  hitam pertama adalah “Freedom's Journal”, diedit oleh John Russwurm, terbit untuk pertama kalinya di New York City pada tahun 1827.

Sojounrner Truyh
Dua puluh tahun kemudian (sekitar tahun 1850), di Rochester, New York, seorang penentang perbudakan (abolitionist) berkulit hitam, Frederick Douglass, menerbitkan surat kabar “The North Star (Bintang Utara)”, yang dikenal di seluruh dunia. Seperti halnya banyak mantan budak, Douglass juga menerbitkan riwayat hidupnya, pertama kali muncul pada tahun 1845. Douglass menulis dan berbicara tentang kebebasan, keadilan, dan cita-cita kesetaraan—sesuatu  yang sangat berarti bagi orang-orang yang berada dalam perbudakan. Salah satu wanita yang berbicara paling lantang tentang anti perbudakan adalah Sojouner Truyh (1797 - 1883)—Sojourner Truth (Isabella Baumfree), aktivis hak asasi wanita, lahir sebagai budak di Swartekill, New York. Wikipedia. Sojouner Truyh  mendapatkan kebebasannya ketika  New York menyatakan “bebas budak” pada tahun 1827. Pada tahun 1843, Sojouner Truyh menyatakan bahwa "Jiwanya Terpanggil” untuk berkhotbah melawan perbudakan.

Di Selatan, seperti halnya di Utara, sejumlah orang kulit putih, sebagian besar kaum Quaker, aktif dalam gerakan para penentang perbudakan (abolitionist). Kaum Quaker atau orang-orang Perkumpulan Agama Sahabat (Religious Society of Friends) adalah suatu kelompok orang-orang Kristen Protestan. Kaum Quaker itu muncul pada abad ke-17 di Inggris. Pendiri "Perkumpulan Agama Sahabat" itu adalah George Fox (1624-1691), dia putra seorang tukang tenun yang lahir di Leicestershire, Inggris (lihat Wikipedia). Sementara itu ada suatu jaringan abolitionist yang disebut “Underground Railroad”, jaringan ini telah  membimbing 100.000 budak untuk mencari kebebasan. (The Underground Railroad  was a network of secret routes and  safe houses established in the United States during the early-to-mid 19th century, and used by African-American slaves to escape into free states and Canada with the aid of abolitionists and allies who were sympathetic to their cause (Wikipedia).  Pada waktu itu seorang abolitionist yang paling terkenal adalah Harriet Tubman, seorang pelarian budak.


Pihak properbudakan telah memperoleh kemenangan politik dan hukum yang penting pada tahun 1820. Pada tahun itu tercapai suatu kesepakatan yang disebut Kompromi-Missouri (the Missouri Compromise).

Di Selatan banyak juga abolisionist orang kulit putih, seperti James G. Burney (Editor surat kabar abolisionis The Philanthropist), Levi Coffin (Presiden Underground Railroad), William Lloyd Garrison (editor The Liberator), Wendell Phillips (orator dari Boston) dan John Brown (abolisionist dari Kansas). Disamping itu, pada tahun 1859, ada sejumlah orang putih mengambil paksa senjata dari suatu gudang federal di Harper's Ferry, West Virginia ; dan mendistribusikan senjata-senjata itu ke para budak di daerah-daerah sekitarnya.

Dapat dikemukakan bahwa banyak orang kulit putih yang tinggal di Utara yang merasa berada dalam  suasana perbudakan antara lain Stephen Douglas dari Illinois. Banyak orang kulit putih di Indiana dan Ohio yang bersimpati dengan para budak, namun takut dikeroyok orang jika menunjukkan rasa simpatinya itu secara terbuka.

Pihak properbudakan memperoleh kemenangan politik dan hukum yang penting pada tahun 1820. Pada tahun itu dicapai suatu kesepakatan yang disebut Kompromi-Missouri (the Missouri Compromise). Menurut Kompromi-Missouri, perbudakan di negara-negara bagian baru (hasil Pembelian Louisiana) yang terletak di perbatasan selatan sungai Missouri masih diizinkan perbudakan Sedangkan Kompromi 1850 mengizinkan negara-negara bagian (kecuali California) diluar wilayah yang dimenangkan dari Meksiko diberi kebebasan untuk memutuskan sendiri (soverignity populer) apakah menginginkan perbudakan atau tidak. The Fugitive Slave Law (Hukum Buruh Budak) yang telah disahkan, mewajibkan orang-orang bebas membantu menangkap para budak yang melarikan diri. Pada tahun 1854, Undang-Undang Kansa-Nebraska memperluas kebebasan melakukan perbudakan ke wilayah-wilayah yang sebelumnya dilarang oleh Kompromi-Missouri (the Missouri Compromise).

Konflik antara yang ingin menghapus dan yang ingin mempertahankan perbudakan, membuat konflik itu menjadi semakin panas setiap tahunnya. Konflik adalah konflik moral. Satu pihak mengatakan bahwa perbudakan itu salah, pihak lain mengatakan bahwa perbudakan itu benar. Tapi bukan argumen ini saja yang membawa pada Perang Sipil AS di tahun 1861.

Penyebab Perang Sipil (Civil War) adalah politik dan ekonomi. Presiden Abraham Lincoln mengatakan bahwa perang itu adalah untuk menyelamatkan kesatuan politik negara (political union of the states).  Bukan perang untuk membebaskan para budak. Bahkan “Proklamasi Emansipasi (the Emancipacion Proclamation)”, yang dikeluarkan oleh Presiden pada tanggal 1 Januari 1863, tidak membebaskan semua budak. Perang ini hanya membebaskan orang-orang budak di "negara-negara yang sekarang berlangsung pemberontakan". Hal itu, memperkeras sikap dan tekad Selatan untuk mempertahankan perbudakan.

Pada awal perang sipil, orang-hitam Amerika tidak diizinkan masuk dinas militer dan memperjuangkan kebebasan diri mereka sendiri. Tetapi pada akhir 1862, orang-hitam itu diizinkan, bahkan diberi dorongan. Tentara kulit hitam bertugas dalam resimen yang terpisah, biasanya di bawah perwira kulit putih. Hampir 180.000 orang-hitam terdaftar di Union Army, dan sekitar 38.000 di antaranya kehilangan nyawa mereka dalam perang.

Saat perang berakhir, dan perbudakan dihapuskan oleh Amandemen Ketigabelas (the Thirteenth Amendment). Tetapi Negara-negara Selatan mengeluarkan undang-undang, yang dikenal sebagai kode hitam (black code), yang dimaksudkan untuk membuat orang kulit hitam berada dalam posisi inferior (warga kelas 2).

Ketika kebebasan datang, mantan budak, yang berjumlah hampir 4.000.000 merasa kehidupannya tidak mudah. Mantan budak itu bergantung pada tuan mereka, dan tidak ada yang mempersiapkan untuk memiliki tanggung jawab sendiri. Presiden Lincoln memahami hal ini, dan mencoba mencari cara untuk membantu. Sebulan sebelum dia dibunuh, Lincoln menandatangani RUU pendirian Biro Freedmen (the Freedmen’s Bureau). Di bawah Departemen Perang (the War Department), lembaga pemerintah baru ini telah melakukan langkah-langkah yang bagus. Langkah tersebut menyebabkan para mantan buduk memperoleh pekerjaan, memastikan bahwa mereka dibayar dengan upah yang adil, dan juga terjaga kesehatan mereka.

Lebih dari 4.000 sekolah yang didukung oleh Biro Freedmen adalah mewakili sistem pendidikan publik gratis pertama di Selatan. Sekolah dan perguruan tinggi juga dibangun oleh kelompok agama dan orang kaya di Utara.          Di antara institusi pendidikan yang dibangun selama tahun 1865 - 1869 itu adalah “Shaw University”, North Crolina ; “Fisk University”, Tennessee ; “Talladega College”, Alabama ; “Georgia Baptist (sekarang Morehouse) College”, Georgia ; “Howard University”, Washington. DC ; “Hampton Institute”, Virginia; dan “Clark College”, Georgia.

Langkah  Biro Freedmen (the Freedmen’s Bureau) dan orang kulit putih Utara yang bermaksud baik itu, tidak menyelesaikan semua masalah. Orang kulit putih Selatan tidak menyetujui Amandemen Keempat-belas (the Fourteenth Amendment) yang menguatkan Undang-Undang Hak Sipil tahun 1866 (the Civil Right Act of 1866). Amandemen Keempat-belas  itu memberi hak kewarganegaraan, memegang jabatan, dan perlindungan hukum yang sama bagi orang kulit hitam, hal itu tidak disetujui oleh orang kulit putih Selatan. Orang kulit putih Selatan juga tidak senang dengan Amandemen Ke-limabelas (the Fifteenth Amendment), yang memberi hak orang kulit hitam untuk memilih. Orang-orang kulit putih Selatan ini menentang program yang disebut sebagai “Rekonstruks”, yang dirancang untuk membawa negara-negara Konfederasi kembali ke Union, dan untuk membangun tatanan sosial baru di Selatan.


Kulit putih di Selatan bereaksi dengan penuh rasa getir akibat Rekonstruksi yang dipandangnya menguntungkan orang kulit hitam. Orang kulit putih Selatan bergabung menjadi satu untuk menghentikan orang kulit hitam menggunakan hak-haknya.

Rekonstruksi itu dimaksudkan untuk melindungi orang kulit hitam. Undang-Undang Hak Sipil tahun 1875 (the Civil Rights Act of 1875)  menjamin hak-hak orang kulit hitam setara dengan orang kulit putih di tempat umum dan di pengadilan. Mantan budak dapat dipilih untuk menjabat di kantor-kantor lokal, badan-badan legislatif negara bagian, bahkan sampai di Kongres (the U.S. Congress). Salah satu dari mantan budak itu adalah Robert Smalls,  menjadi pilot di Union Navy, dan sebagai wakil dari South Carolina selama dua belas tahun di Kongres.

Kulit putih Selatan  dengan penuh rasa getir bereaksi terhadap Rekonstruksi yang dipandangnya menguntungkan orang kulit hitam. Orang kulit putih Selatan bergabung untuk menghentikan orang kulit hitam menggunakan hak-hak mereka. Ku Klux Klan, Kaos Merah, Ksatria Camelia Putih, dan kelompok kulit putih bertopeng lainnya menggunakan cara-cara yang sangat kasar (bahkan pembunuhan) untuk menghentikan orang kulit hitam menggunakan hak-nya. Ku Klux Klan (KKK) dikenal juga sebagai 'The Klan' adalah sebuah kelompok rasis ekstrem di Amerika Serikat (AS), berdiri pada tanggal 24 Desember 1865. Tentara Union (federal) ditempatkan di beberapa bagian di Selatan untuk melindungi orang kulit hitam

Keluarga KU KLUX KLAN

Rekonstruksi berlangsung sekitar sepuluh tahun. Setelah tahun 1877, pasukan federal ditarik dari Selatan, dan orang kulit hitam ditinggalkan tanpa perlindungan. Pada tahun 1883, Mahkamah Agung Amerika Serikat (the U.S Supreme Court) memutuskan lima kasus hak sipil. Putusan itu menyangkut  hak sosial masyarakat atau diskriminasi (perlakuan tidak adil) oleh orang pribadi. Pada tahun 1896, dalam kasus Plessy vs Ferguson, Mahkamah Agung memutuskan bahwa fasilitas terpisah untuk orang kulit hitam di kereta api harus sama dengan orang kulit putih. Keputusan ini menciptakan preseden, bahwa prinsip fasilitas “terpisah tapi setara” segera diperluas  mencakup fasilitas umum, pendidikan, dan bidang-bidang lainnya.

Tempat orang kulit hitam di tatanan social—terutama di Selatan tidak banyak berubah dibandingkan keadaan di masa perbudakan. Orang kulit putih di Selatan a.l tidak mengizinkan orang hitam untuk :
  • memilih ; 
  • menghadiri sekolah orang kulit putih.
  • melakukan pekerjaan yang diminati oleh orang kulit putih .
Disamping itu sekolah dan fasilitas-fasilitas guna orang kulit hitam diabaikan oleh para pejabat Negara yang didominasi oleh orang kulit putih. Dalam hubungan ini dikenal apa yang disebut sebagai “Hukum Jim Crow”

Hukum Jim Crow memaksa orang kulit hitam Amerika untuk tinggal di belakang "garis warna" (Jim Crow laws  were state and local laws that enforced racial segregation in the Southern United States. Enacted by white Democratic-dominated state legislatures in the late 19th century after the Reconstruction period).

Seiring berjalannya waktu, adanya “garis warna” itu tidak hanya di Selatan tapi juga di bagian negara lainnya. Hal itu memisahkan kulit hitam dari kulit putih, seolah-olah itu adalah suatu dinding pemisah (bersambung).

*
“Literature is indispensable to the world. The world changes according to the way people see it, and if you alter, even by a millimeter, the way a person looks at reality, then you can change it.” 
 -- James Baldwin --


*