Jumat, 16 September 2011

Meniru & menjiplak

Ngunandiko.15


Rolex (asli)
Pada waktu ini di pasar sering dijumpai arloji merek “Rolex” dengan harga yang sangat murah. Orang mengatakan bahwa arloji “Rolex” yang murah harganya itu adalah barang tiruan atau barang jiplakan. Boleh jadi arloji tersebut dibuat oleh orang China di Hongkong, dan bukan dibuat oleh orang Eropa di Swiss negeri produsen arloji merek “Rolex” yang asli. Hal tersebut dijumpai juga pada barang-barang lainnya seperti : sepatu, pakaian, obat-obatan, parfum, berbagai peralatan, mesin-mesin dan lain-lain.
Manusia meniru atau menjiplak bukan hanya terhadap barang tetapi juga terhadap bukan barang seperti : lagu, nyanyian, syair, karangan, tulisan, gambar, lukisan, foto dan sejenisnya, bahkan manusia meniru dan menjiplak terhadap cara membuat atau cara menciptakan barang dan bukan barang. Meniru atau menjiplak seringkali merupakan bagian dari kegiatan belajar manusia, belajar dari mahluk Tuhan yang lain maupun belajar dari Alam Raya.
Disadari atau tidak salah satu cara manusia membuat atau mencipta sesuatu bagi kemajuan peradabannya adalah dengan cara meniru dan menjiplak dari kawan maupun lawan atau musuh dan sesuatu di-sekitarnya. Sepanjang dilakukan dengan tidak merugikan orang atau fihak lain, maka "meniru dan menjiplak" bukanlah suatu perbuatan yang tercela. Bukankah bangsa Jepang dapat maju seperti yang dicapainya pada saat ini dimulai dari kegiatan meniru dan menjiplak ? Demikian pula kemajuan yang dicapai oleh bangsa-bangsa lain. Manusia menyadari bahwa "meniru dan menjiplak" itu dapat merugikan orang atau fihak lain - khususnya dalam masyarakat yang kapitalistis - , maka manusia telah berusaha menghindari terjadinya kerugian tersebut antara lain dengan cara mengatur pemberian kompensasi.
Pada masa Republik Indonesia belum di-proklamasi-kan yaitu masa pendudukan tentara Jepang 1942 - 1945, pemerintah pendudukan Jepang di Indonesia mengambil kebijakan bahwa bahasa Indonesia tidak hanya sebagai bahasa pergaulan tetapi juga menjadi bahasa resmi pada instansi pemerintah dan lembaga pendidikan. Oleh karena itu untuk keperluan pendidikan telah dilakukan kegiatan meniru dan menjiplak buku-buku pelajaran yang berbahasa Belanda dengan menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. Hal itu berakibat membantu mempermudah murid-murid bangsa Indonesia mempelajari ilmu pengetahuan dan pada gilirannya membawa kemajuan Indonesia.

*

Seorang pengarang atau penulis manapun juga dan berapapun juga adalah murid dari pemikir lain dari masyarakatnya sendiri atau masyarakat lain. Sedikitnya ia dipengaruhi oleh guru, kawan sepaham, bahkan oleh musuhnya sendiri (Tan Malaka).

*