Minggu, 24 November 2013

DPR RI

Ngunandiko.58


Buruk muka cermin di-belah.

Pada awal Nopember 2013 yang lalu saya mengunjungi cucu saya yang sedang kuliah di suatu Universitas  di Yogyakarta. Cucu saya berumur 18 tahun dan masih duduk di semester ke-1 fakultas sosial-politik. Seperti halnya anak muda jaman sekarang, ia sudah kritis terhadap keadaan masyarakat pada saat ini.

Gedung DPR - MPR RI
Pada suatu sore hari, sewaktu saya sedang duduk sendirian di teras rumah, cucu saya datang menghampiri dan kemudian duduk disebelah saya. Beberapa saat kemudian terjadi dialog antara cucu saya dengan saya—kakek-nya.

  • Cucu                                        : Aki (cucu saya memanggil saya Aki) sedang apa ?
  • Saya                                        :  Aki membaca surat kabar, berita tentang DPR , sedang reses !
  • Cucu                                        :  Kabarnya anggaran reses anggota DPR besar sekali ya Ki?
  • Saya                                         :  Ya ya. . . . . . . .. . . . . . .... kabarnya begitu ! Tapi selama reses kan pengeluaran anggota DPR sangat besar . . . . . .  ada biaya transport, biaya pertemuan-pertemuan, oleh-oleh untuk para konstituen-nya dan lain-lain.
  • Cucu                                        : Iya ya Ki ! Dito (teman cucu saya, ayahnya anggota DPR) waktu ayahnya pulang reses, ia di-belikan oleh  ayahnya sepeda motor baru, Honda !
  • Saya                                        :  . tersenyum ! (didalam hati saya . . . . . . rupa-rupanya cucu saya mengira pembelian Honda tersebut dari uang reses, yang saya kira belum tentu).
Saya dan cucu saya      . . . . . . . terdiam sejenak . . . . . . . .

  • Cucu                                        :  Para anggota DPR RI itu kerjanya jelek ya Ki?  Banyak yang sering mangkir, blo’on, dan  korup milyaran rupiah ya?.
  • Saya ( . . . balik bertanya . .)           :  Anggota DPR dipilih oleh siapa ? DPR artinya apa?
  • Cucu                                        : Anggota DPR kan dipilih oleh rakyat Indonesia Ki?  Dan DPR  adalah Dewan Perwakilan Rakyat.



  • Saya                                        : Kualitas DPR pada saat ini dibandingkan dengan kualitas rakyat yang memilih-nya . . . . saya kira sudah sepadan  . . . . . maka kita rakyat Indonesia yang memilih anggota DPR - wakil rakyat - harus memperbaiki diri-nya menghadapi Pemilu 2014 nanti, kalau rakyat Indonesia hanya terus mencela DPR  yang telah kita pilih sendiri, itu adalah seperti kata pepatah “Buruk muka cermin di-belah”.
  • Cucu                                        :  Diam saja (tidak menjawab) . . . . mendengar suara Honda milik temannya Dito, Cucu saya tergesa-gesa  meninggalkan saya  menemui Dito, lalu pergi bersama dan lupa pamit Aki-nya.

*
            The quality of an organization can never exceed the quality of the minds that make it up.
  (Dwight Eisenhower)
*
I will not regret leaving what has become a totally disfunctional institution. I will not miss the thrill of making well-researched speeches in a virtually empty room. I will not miss working long hours on irrelevant       ministerial guided committees. I will not miss the posturing.
 (Retiring speech of Canadian Alliance M.P., Lee Morrison)

*