Senin, 21 November 2016

MUTIARA.(Albert Einstein)

Ngunandiko. 114



Mutiara

(Albert Einstein)



Ngunandiko dengan judul "Mutiara (Albert Einstein)" ini berisikan beberapa  quotation dari Albert Einstein (1879 – 1955),  ia adalah seorang ilmuwan fisika teoretis yang dikenal secara  luas, dan sebagai salah satu ilmuwan terbesar sepanjang masa. 

Quotation-quotation ini dimaksudkan untuk melengkapi bahasan dan renungan “Ngunandiko” tentang “Sains”; dimana  tegak dan tumbuhnya suatu bangsa dan negara sangat tergantung pada penguasaannya atas sains dan teknologi.

Quotation-quotation ini diambil secara acak dari berbagai sumber, agar  kita dapat gambaran yang luas mengenai pemikirannya, mengingatnya, dan merenungkannya kembali.

Beberapa quotation Albert Einstein tersebut adalah sbb:
  • To raise new questions, new possibilities to regard old problem from new  angle requires creative imagination and marks real advance in science (Albert Einstein).


  • Hanya ada dua cara menjalani kehidupan kita. Pertama adalah seolah tidak ada keajaiban. Kedua adalah seolah segala sesuatu adalah keajaiban (Albert Einstein). 


  •   The world is a dangerous place, not because of those who do evil, but because of those who look on and do nothing (Albert Einstein)


  •  Kebanyakan orang mengatakan bahwa kecerdasanlah yang melahirkan seorang ilmuwan besar. Mereka salah, karakterlah yang melahirkannya (Albert Einstein).
Demikianlah beberapa "Quotation" dari Albert Einstein seorang cendekiawan terkemuka didunia
Semoga bermanfaat.
*

Dalam sistem kapitalisme, barang dagangan itu dihasilkan oleh pemilik modal dan buruh yang bekerja secara bergotong-royong, tetapi dalam membagi keuntungan hasil penjualan-nya, yang menentukan adalah si pemilik modal. (Sudiyono Djojoprajitno)

Jumat, 11 November 2016

SAINS, Bagian.2

Ngunandiko.113




Sains
(Ilmu Pengetahuan)

Bagian ke-2


4.   TUJUAN SAINS YUNANI.

Banyak orang – antara lain para filsuf dan ilmuwan Yunani – bekerja dengan cara yang sangat mirip ilmuwan (scientist) modern. Tujuan orang-orang Yunani adalah memahami alam, namun tidak mengubah alam itu. Gagasan bahwa alam dapat diubah tidak masuk ke dalam pikiran mereka.
Sains Yunani pada masa itu  sudah sangat tinggi, tetapi kemudian  memudar dan berhenti berkembang ; sehingga banyak negara lain yang  menyusulnya.
Jika dipandang dari penjuru sains (ilmu pengetahuan), maka  bangsa Yunani itu adalah bangsa  terbesar pada masa-nya. Ilmu apa saja, kalau kita gali asalnya, kita berjumpa dengan Aristoteles.
Karl Marx, tak jemu-jemunya memberi pujian kepada para “singa-pikiran” Yunani itu :
  • .Galen menanam biji kedokteran ;
  • .Euclides mengumpulkan matematika ;
  • .Phytagoras pasti kita pelajari di sekolah ;
  • .Archimedes tak bisa dilupakan dalam ilmu alam ; serta
  • .Demokritus dan Heraklitos, bapak teori molekul dan teori atom, bapak dialektika.

Pikiran-pikiran Yunani menjadi makin berarti dan makin penting seiring dunia yang bertambah tua.

5.   SAINS DI DUNIA ISLAM (MUSLIM)

Salah satu episode menarik dalam sejarah sains (ilmu pengetahuan) adalah yang  menyangkut berpindahnya (migration) limu-ilmu (teori dan teknik) dari Yunani. Pada abad-abad awal era baru. ilmu Yunani pindah ke Timur Tengah dan Timur Dekat., dan ilmu itu ternyata tetap hidup. Ilmu-ilmu itu kemudian perlahan-lahan diserap kembali oleh Kristen di Barat  selama Abad Pertengahan. Jadi kita menemukan situasi historis yang unik. Selama ratusan tahun di Eropa (rumah utama ilmu pengetahuan modern) ilmu telah pergi ; dan Eropa hampir tanpa kegiatan ilmiah. Sementara itu di Persia dan Arab sekolah ilmu pengetahuan berkembang dan memberi sumbangan yang berarti,   sumbangan itu boleh dikatakan berasal dari tradisi Yunani yang baru saja mereka warisi.
Ide-ide ilmiah itu, semula untuk pertama kalinya dibawa ke Persia oleh sekelompok orang Kristen Yunani. Orang Kristen Yunani itu mendirikan sekolah tentang obat-obatan (medicine) dan ilmu pengetahuan (science). Setelah kaum Muslimin menaklukkan wilayah itu (Persia) pada tahun 637, para ilmuwan ulama sekolah itu menerjemahkan teks ide-ide ilmiah itu ke dalam bahasa Arab. Bahasa Arab adalah bahasa umum dari semua muslim (orang yang mengikuti ajaran Muhammad). Dan ide-ide ilmiah itu (tentang obat-obatan dan ilmu pengetahuan) menyebar melalui Islam ke dunia Islam—negara- negara di mana kaum Muslimin hidup. Selama abad ke-8 dunia Islam meliputi wilayah-wilayah dari Spanyol sampai ke Asia Tengah, dan semua terkait dengan bahasa dan budaya yang sama.
Para ilmuwan Islam mengikuti tradisi yang dimulai oleh orang-orang Yunani ; yaitu menyimpan sejumlah besar informasi bersama-sama ke dalam suatu buku yang disebut sebagai "ensiklopedi".
Di antara yang terbesar dari buku-buku tersebut adalah ensiklopedi medis, seperti :
  • Komprehensif Kitab Al-Razi, atau Rhazes (865-925); dan
  • Canon of Medicine Ibnu Sina, atau Avicenna (980-1037).

Rhazes ataupun oleh Avicenna tidak mengembangkan  teori-teori medis baru. Namun mereka mengembangkan banyak metode praktis untuk mengobati orang sakit dan penggunaan sejumlah obat-obatan baru. Walaupun demikian ada penemuan medis baru yang dibuat oleh dokter Ibn al-Nafis (1210-1288). Dimana dokter Ibn al-Nafis tersebut menggambarkan aliran darah melalui paru-paru (sirkulasi darah di paru-paru).
Para ilmuwan Islam juga memberi sumbangan ke bidang lain (selain obat-obatan), yaitu di bidang optik dan ilmu cahaya. Hal itu timbul dari kepentingan para dokter Islam akan penyakit mata yang umum di negara-negara gurun. Buku “Optical Thesaurus”, yang ditulis oleh Ibn al-Haitham, atau Alhazen (965 - 1039), selama ratusan tahun dipakai oleh para sarjana  di negara-negara Islam dan di Eropa sebagai teks utama untuk studi optik.
Kiranya kita perlu mengucapkan terima kasih kepada orang-orang Arab yang telah memperkenalkan “Sistem Angka Hindu-Arab”, yang memiliki dampak sangat penting bagi “arithmatic”, dan masih kita pakai sampai sekarang. Selain itu teknik perhitungan variable (jumlah yang tidak diketahui), yang dikenal sebagai ”aljabar” . Aljabar dipungut oleh orang Arab dari matematika India.
Sistem angka Hindu-Arab ialah sistem angka kedudukan persepuluh yang dibentuk pada abad ke-9 oleh ahli matematika India, hal itu kemudian dipungut  oleh :
  • ahli matematika Persia (Al-Khawarizmi) dalam bukunya “Pengiraan dengan angka Hindu” yang ditulis sekitar 825M ; dan 
  • anli matematika Arab ( Al-Kindi) dalam bukunya “Penggunaan angka India” yang ditulis tahun 830M.

Kedua buku itu kemudian tersebar ke dunia barat (Eropa) pada zaman Pertengahan.
Sistem angka Hindu-Arab  ini adalah berasaskan sepuluh (asalnya sembilan), simbol yang digunakan untuk mewakili sistem ini pada dasarnya adalah berkembang di luar sistem itu sendiri. Simbol yang digunakan berasal dari angka Brahmi ; telah berkembang menjadi pelbagai variasi semenjak zaman Pertengahan.

a.   Peranan ilmuwan Islam terhadap Ilmu kimia.
Orang-orang Islam telah memberi sumbangan yang sangat besar bagi ilmu pengetahuan kimia. Orang-orang Islam itu menyumbang  pengetahuan kimia yang dikumpulkannya dari orang-orang Mesir, Babilonia, dan Yunani serta pengetahuan kimia yang didapatkannya sendiri. Pengetahuan kimia yang didapatkannya sendiri itu diperoleh dari  pengetahuan  para ilmuwan sebelumnya ditambah informasi-informasi yang diperolehnya sendiri, dan kemudian dikembangkannya menjadi beberapa prinsip kimia umum. Prinsip-prinsip ini selanjutnya digunakan oleh ahli kimia Eropa selama ratusan tahun.

Ilmuwan Islam

Tak diragukan bahwa Ilmu kimia merupakan sumbangan penting       yang telah diwariskan oleh ilmuwan Islam bagi peradaban modern. Para ilmuwan dan ahli sejarah Barat pun mengakui bahwa dasar-dasar ilmu kimia modern diletakkan oleh para kimiawan Muslim. Tak salah jika kimiawan Muslim bernama “Jabir Ibnu Hayyan (756 – 815)” sering disebut sebagai “Bapak Kimia Modern”.
b.   Peranan ilmuwan Islam terhadap pengetahuan lainnya.
Pengembangan  pembuatan kertas (paper making) oleh kaum Muslimin pada tahun 751 adalah sangat penting bagi para ilmuwan. Meskipun pembuatan kertas itu  diadaptasi oleh kaum Muslimin dari China, namun melalui mereka (orang orang Arab) pembuatan kertas itu dibawa ke Barat.
Sains Islam dalam banyak hal adalah perpanjangan dari tradisi Yunani.  Namun Arab (Islam) mampu memanfaatkan tradisi Yunani itu dan menambahnya dengan berbagai ilmu dari negara-negara non-Yunani seperti Persia, India, dan China. Dengan demikian bisa memperluas sejumlah bidang ilmu alam dan filsafat. Sejumlah bidang ilmu alam dan filsafat itu tidak pernah mencapai puncak setinggi  yang dicapai oleh ilmu dan tradisi Yunani, namun para ulama dan sarjana  Arab terus membawa ilmu dan tradisi yang berasal dari Yunani itu tetap hidup dan berkembang selama dunia Eropa dalam keadaan tertidur.

6.   SAINS EUROPA PADA ABAD PERTENGAHAN.

Antara abad ke-11 dan ke-15, di periode yang dikenal sebagai Abad Pertengahan, banyak perubahan terjadi di Eropa yang memiliki dampak signifikan pada pembelajaran. Beberapa dampak tersebut adalah karena penemuan  dari China dan Islam seperti :
  • .penemuan  mesiu,
  • .penemuan kertas ; dan
  • .penemuan  kompas serta instrumen lainnya untuk navigasi.

Sementara itu kegiatan perdagangan juga sangat meningkat, hal itu berakibat penyebaran ide-ide baru dan munculnya universitas-universitas (kata "universitas" berasal dari bahasa Latin universitas magistrorum et scholarium, yang kira-kira berarti "komunitas guru dan ulama."  Universitas diciptakan di Italia dan berkembang dari sekolah Katedral untuk pendeta selama Abad Pertengahanlihat Wikipedia) antaranya adalah .
  • .Universitas Bologna dan  Padua di Italia.
  •  Cambridge dan Oxford di Inggris ; dan
  • .Universitas Paris di Perancis ; dan
Perang Salib-perang yang dilancarkan oleh orang-orang Kristen terhadap kaum Muslimin  membawa terjadinya kontak antara ilmuwan Islam dengan pemikiran-pemikiran Yunani. Hal itu membantu menghidupkan kembali ilmu dan pemikiran Yunani yang telah dilupakan. Lembaga-lembaga sebagai pusat untuk menerjemahkan dan mempelajari karya-karya Yunani dan Arab telah berdiri di Spanyol dan Sisilia, di kedua tempat itu perang Salib juga dilancarkan. Para ulama dan sarjana di pusat-pusat tersebut telah secara lengkap  mempelajari  hampir seluruh karya Yunani dan Arab  untuk dibawa kembali ke Eropa Barat.
Seperti diketahui, telah lama sejumlah sarjana menekankan pentingnya suatu percobaan (experiment) untuk membuktikan fakta-fakta ilmiah ; di antara  sarjana-sarjana itu adalah :  
  • Roger Bacon (1214 - ....) di Inggris ; dan
  • Theodoric Freiburg (1250 - 1311) di Jerman.

Disamping itu beberapa ahli anatomi juga telah memeriksa secara langsung tubuh manusia untuk mempelajari fakta-fakta yang ada pada tubuh manusia, dan bukan  hanya mengandalkan teori seperti masa-masa  sebelumnya.
Setelah berkembang cukup jauh, sains itu akhirnya terpisah menjadi 2 (dua) pisahan ilmu atau sains :
  •  pisahan sains yang berkembang dalam ide-ide dan teori-teori ;
  •  pisahan sains yang berkembang dalam proses penggunaannya.

Kedua pisahan sains tersebut adalah  seperti layaknya kepala dan tangan yang terpisah ; pada waktu ini hal itu dikenal sebagai "sains (ilmu pengetahuan)" dan "teknologi".
Pada abad ke-16 dan ke-17 kedua pisahan ilmu itu bertemu kembali, hal itu menandai lahirnya sains (ilmu pengetahuan) modern, yaitu : sains  yang menggunakan teori, pengamatan, percobaan (experiment)  dan hubungan matematika.  Sains modern berusaha tidak hanya untuk memahami alam, tetapi juga mengendalikan dan mengubah alam itu.
Selama Abad Pertengahan, sajana-sarjana  gereja –seperti Albertus Magnus (1206 - 1280), Thomas Aquinas (1225 – 1274), dan lain-lain sepertinya selalu mengikuti  pandangan kaum Arestotelian, yaitu  pandangan utama gereja (kaum Kristiani). Pada waktu itu pandangan gereja merupakan satu-satunya pandangan resmi yang berlaku. Keadaan itu menyebabkan para ilmuwan sangat sulit untuk tidak setuju secara terbuka dengan ide-ide yang yang telah diterima gereja.
Namun demikian, pada masa itu, masih ada  kemajuan-kemajuan  di  berbagai bidang keilmuan antara lain :
  • mekanika (studi ilmu gerak benda) ;
  • penggunaan matematika untuk mempelajari fenomena alam ;
  • eksperimen (a.l melalui percobaan di laboratorium) untuk mempelajari fenomena alam ;  dan
  • lain-lain seperti pembentukan universitas..

Pembentukan universitas inilah yang kiranya memberi sumbangan besar, dalam Abad Pertengahan, bagi pengembangan sains. Di universitas -universitas itulah para sarjana (cendikiawan-cendikiawan) dapat bersama-sama dalam suatu kelompok mempelajari dan mengumpulkan pengetahuan, dan kemudian diteruskan oleh orang-orang lain yang datang kemudian.

7.   LAHIRNYA KEMBALI SAINS (RENAISSANCE).

Pada pertengahan abad ke-16 telah ditemukan kompas dan mesin cetak, selain itu para pelaut telah berlayar ke seluruh dunia dan membuktikan bahwa bumi itu bulat—walaupun bahwa bumi itu bulat telah diyakini oleh sejumlah orang jauh sebelumnya seperti misalnya Aristoteles (384 SM – 322 SM) .
Penemuan mesin cetak dan pencetakan buku itu telah meningkatkan dan memudahkan penyebaran pengetahuan dan naskah-naskah kuno yang telah dilupakan. Pengetahuan dan naskah-naskah kuno itu dapat dicetak kembali sebagai informasi melalui mesin cetak dan buku-buku. Dengan demikian suatu semangat baru tumbuh dikalangan para sarjana (cendikiawan-cendikiawan) untuk mengamati dengan cermat (to observe carefully), mengukur (to measure), dan  melakukan percobaan  (to experiment) dalam mempelajari gejala-gejala alam.
Periode ini disebut Renaissance, sebuah kata dari bahasa Perancis yang artinya adalah  "kelahiran kembali (rebirth)". Selama masa Renaissance pendekatan baru dalam ilmu pengetahuan atau sains diperkenalkan. Para ilmuwan mulai mengamati dengan cermat, mengukur, dan melakukan percobaan (experiment) dalam mempelajari fenomena alam.
Tahun 1543 ditandai oleh suatu peristiwa yang paling penting dalam perkembangan sains (ilmu pengetahuan)  baru. Pada tahun 1543 itu dua buku besar telah terbit yaitu  :
  • De Revolutionibus orbium coellestium (“On the Revolutions of the Heavenly Bodies”) ditulis oleh Nicolaus Copernicus (1473 – 1543) ;
  • De humani corporis fabrica (“On the Structure of the Human Body”) ditulis oleh Andreas Velasius (1514 - 1564).

    Pada masa Renaissance para ilmuwan dengan cermat mengamati, megukur dan melakukan percobaan untuk mempelajari fenomena alam . para ilmuwan tersebut antara lain adalah Nicolaus-Copernicus (1473 - 1543) dan Andreas-Vesalius (1514 - 1564) seperti berikut ini.

a. Nicolaus Copernicus.
Dalam buku-nya Copernicus mengemukakan teori bahwa bumi bergerak mengelilingi matahari. Teori ini adalah dasar dari teori modern dari tata surya.
Teori Copernicus menyatakan bahwa matahari adalah pusat dari tata surya. Ia menyatakan bumi adalah planet seperti Venus, Mars, dan lain-lain. Semua planet berputar mengelilingi matahari dalam orbit lingkaran. Menurut teori Copernicus, bumi memiliki tiga gerakan :

  • gerakan sehari-hari berputar pada porosnya sendiri ;
  • orbit tahunan mengelilingi matahari ; dan
  • gerakan melingkar sangat lambat dari poros itu sendiri.
Dalam bukunya Copernicus memberi serangkaian argumen matematika yang panjang untuk membuktikan gerakan ini.
Ada beberapa kelemahan dalam teori Copernicus. Yang terbesar di antaranya adalah pernyataan bahwa planet-planet bergerak dalam orbit lingkaran sempurna. Dengan menggunakan teori Copernicus sebagai dasar, kemudian para astronom mampu memberikan gambaran yang lebih akurat dari sistem surya.

b. Andreas Vesalius.
Selama lk 1.300 tahun cara pengobatan seperti yang dilakukan oleh Galen (130 – 218) telah diterima di Eropa. Galen mengembangkan teorinya tentang tubuh manusia dengan cara membedah tubuh kera dan hewan lainnya. Galen melakukan sangat sedikit studi tentang tubuh manusia dengan hanya mengamatinya. Beberapa ahli anatomi setelah Galen telah melakukan  pembedahan atau disseeting tubuh. (Dissection is the dismembering of the body of a deceased animal or plant to study its anatomical structure.). Para ahli anatomi memiliki pembantu (asistent) yang melakukan pekerjaan yang sebenarnya, sementara itu para ahli anatomi tersebut duduk beberapa kaki jauhnya dan mengawasi. Ahli anatomi Belgia (Vesalius) membuat uraian dan gambar bagaimana seorang ahli anatomi harus melakukan pembedahan (disseeting). Vesalius menyatakan bahwa ini adalah satu-satunya cara seorang ahli anatomi bisa belajar tentang apa yang sebenarnya dari tubuh dan bagian-bagiannya.
Vesalius ragu dengan beberapa ide Galen, namun Vesalius  menambahkan bahwa cara pengamatan (obsevation) dalam anatomi  sangat berharga bagi ahli anatomi. Vesalius menjelaskan dalam bukunya (Fabrica) rincian studi tubuh manusia secara keseluruhan. Fitur yang paling mencolok dari “Fabrica” adalah gambar-gambar megah anatomi yang dibuat oleh salah satu seniman besar pada waktu itu.


“Fabrica” menjadi buku teks yang digunakan dalam studi anatomi selama bertahun-tahun. Kebanyakan ilmuwan berpikir bahwa seluruh studi anatomi pada waktu itu dibentuk oleh metode Vesalius sebagaimana tercantum dalam bukunya yang terkenal.

8.   REVOLUSI SAINS

Gerakan untuk mempelajari sains (ilmu pengetahuan) dengan pengamatan (observation) dan percobaan (experiment) dimulai pada abad ke-16. Dan selama abad ke-17 gerakan ini telah menjadi suatu revolusi sains.
Pada tahun-tahun awal abad ke-17 telah muncul sejumlah pernyataan yang ditulis tentang bagaimana sains (ilmu pengetahuan) harus dilakukan. Pada awal abad itu, pada tahun 1600, sebuah buku berjudul De Magnete ("Mengenai Magnet") karya Williams Gilbert (1540-1603) telah terbit. Dalam buku itu, Gilbert melakukan lebih daripada studi langsung tentang magnet, namun Gilbert juga memberi contoh-contoh dari percobaan (experiment). Hal seperti itu merupakan suatu pendekatan baru dalam sains. Bahkan Gilbert men-dedikasi-kan bukunya kepada orang-orang "yang mencari pengetahuan tidak dari isi buku, namun langsung dari benda-benda itu  sendiri” (bersambung).

*
Science knows no country, because knowledge belongs to humanity, and is the torch which illuminates the world. Science is the highest personification of the nation because that nation will remain the first which carries the furthest the works of thought and intelligence. (Louis Pasteur).

*

Minggu, 28 Agustus 2016

STATISTIK

Ngunandiko.108





Statistik


Pada kesempatan ini, Ngunandiko ingin membahas dan merenungkan tentang “Statistik”. Sebagaimana diketahui statistik adalah kumpulan data dalam bentuk angka maupun bukan angka yang disusun dalam bentuk tabel (daftar) dan atau diagram yang menggambarkan atau berkaitan dengan suatu masalah tertentu.
Untuk lebih memahami arti “statistik” berikut ini adalah beberapa pengertian statistik yang dikemukakan oleh para ahli sbb :
  • James J Asher (1929 –.... ); menurutnya statistik itu berkaitan dengan suatu langkah atau metode dalam menarik sebuah kesimpulan dari hasil uji coba.
  • Sutrisno Hadi (1931 – 2008) ; mengemukakan statistik adalah salah satu cara untuk mengolah data & menarik sebuah kesimpulan serta keputusan yang logis dari sebuah pengolahan data.
  • KOMPASIANA.com ; statistik adalah kumpulan data dalam bentuk angka maupun bukan angka yang disusun dalam bentuk tabel (daftar) dan atau diagram yang menggambarkan atau berkaitan dengan suatu masalah tertentu.


Statistik yang diperoleh dengan cara/prosedure yang benar dan disimpulkan dengan cara yang benar akan dapat menghasikan  kekuatan yang dahsyat layaknya kekuatan “bom atom”. Namun jika diperoleh dan disimpulkan dengan cara salah akan menghasilkan hal-hal yang menyesatkan.
Sebagai contoh dapat dilihat tabel (daftar) statistik penduduk  kota XXX di Eropa  (bukan sebenarnya) berikut ini :


KOMPOSISI
ANAK PENDUDUK KOTA XXX


Anak
Putih (Eropa)

Kuning (China) 

Coklat/hitam (India etc) 

Total Anak
Penduduk Kota XXX









Ke-1
500.002

1.201
3.003

505.206

Ke-2
481.000

2.201
3.001

486.202

Ke-3
51

2.188
2.980

5.219

Ke-4
0.00

2.186
2.810

4.996

Ke-5
0.00

1.282
79

2.261

Ke-6
0.00

2.099
0.00

2.099

Ke-7
0.00

2.087
0.00

2.087

Ke-8
0.00

   317
0.00

317










Total
981.053
97.30%
15.461
1.50%
11.873
1.20%
1.008.387
100%










Penduduk kota XXX tersebut terdiri dari  berbagai keturunan yaitu Eropa (berkulit putih), China (berkulit kuning) dan India dll (berkulit coklat/hitam). Komposisi anak penduduk kota XXX terlihat seperti pada tabel diatas.
Dari tabel statistik tersebut diatas, orang dapat membuat sedikitnya dua kesimpulan sebagai berikut :

Pertama bahwa  penduduk kota XXX , jika memiliki anak maka :
  • anak ke-1 s/d ke-3 anaknya berkulit putih, kuning, dan berkulit coklat/hitam ;
  • anak ke-4 dan ke-5 berkulit kuning dan berkulit coklat/hitam ; dan
  • anak ke-6, ke-7 dan seterusnya berkulit kuning ;

Kedua bahwa penduduk kota XXX – apakah mereka orang Eropa, orang China ataupun India dll – ,  jika memiliki anak ke-6, ke-7 atau lebih, maka  anaknya berkulit kuning (anaknya menjadi China).

Sudah barang tentu kesimpulan pertama adalah benar dan kesimpulan kedua dapat menyesatkan atau tidak benar.

Dalam praktek  disamping kesimpulan tidak benar semacam itu, kita juga seringkali salah (silap) dalam mengambil dan menyusun data statistik yang berakibat menyesatkan. Baik sengaja maupun tidak.
Seperti diketahui para penguasa sejak dahulu kala dalam menjalankan pemerintahan selalu ingin tahu fakta keadaan wilayah-wilayah yang mereka kuasai seperti :
  • jumlah penduduk ;
  • luas wilayah ;
  • luas sawah dan kebun;
  • banyaknya kilang atau pabrik ;
  • jumlah kota-kota ; dan
  • lain-lain.
Untuk mendapatkan fakta keadaan wilayah tersebut – fakta itu disebut pula sebagai data –  penguasa mempekerjakan orang-orang  berkeliling  seluruh negeri (wilayah) – dari kota ke kota, dari desa ke desa, dan seterusnya – dan melaporkan temuan mereka. Penguasa tersebut sering dikenal sebagai kepala negara (head of state), maka fakta yang dikumpulkan oleh orang-orang itu – setelah disusun – dikenal sebagai statistik.

Pada masa sekarang orang tertarik untuk melihat lebih banyak fakta daripada pada masa yang lalu, kini orang juga ingin mengetahui misalnya:
  • jumlah panen padi setiap tahun :
  • jumlah produksi minyak mentah setiap tahun ;
  • jumlah produksi mobil setiap tahun ; dan lain-lain.

Bahkan selain itu orang juga ingin mengetahui misalnya berapa banyak kemenangan/kekalahan kesebelasan sepak bola negaranya dan lain-lain semacam itu.

Selain para penguasa – seperti telah dikemukakan diatas –  banyak perusahaan mengumpulkan data yang dipakainya membantu kelancaran produksi, pemasaran dll. Misalnya perusahaan “Pakaian Jadi (Garment)” ingin tahu data tentang :
  • produksi bahan baku pakaian jadi (tekstil) setiap tahun;
  • produksi pakain jadi setiap tahun;
  • warna dan ukuran produk (pakaian jadi) yang terjual setiap tahun;
  • di daerah mana saja produk pakaian jadi terjual dll.

Sudah barang tentu untuk pengumpulan data itu – supaya data yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan – diperlukan orang yang terlatih  dalam berbagai pengetahuan khususnya matematika. Orang seperti itu disebut ahli statistik (statisticians).
Dalam mejalankan pekerjaannya itu, ahli statistik sering menggunakan komputer dan peralatan pembantu lainnya. Seperti diketahui komputer dapat melakukan banyak perhitungan dalam beberapa detik, yang jika perhitungan itu dilakukan secara manual bisa bertahun-tahun.
Dimuka telah dikemukakan bahwa data statistik yang benar akan memberi hasil yang memiliki kekuatan. Hal itu akan terjadi jika data itu selain benar (nyata), juga  disusun menurut cara/prosedure yang benar, dan disimpulkan secara benar pula.
Sebelum membahas lebih lanjut, mungkin ada baiknya jika kita menjelaskan terlebih dahulu pengertian “statistika” dan “statistik”. Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedang statistik adalah data dan informasi hasil penerapan algoritma. Algoritma disini adalah prosedure langkah demi langkah untuk penghitungan.

Statistika menggunakan kumpulan data  untuk :
  • mendeskripsikan lebih lanjut data dan kemudian menarik suatu kesimpulan, ini dinamakan statistika deskriptif (Descriptive Statistics).
  • melakukan generalisasi data meramal atau menduga dan kemudian menarik suatu kesimpulan, ini dinamakan statistika inferensia (Inferential Statistics).

Dalam kesempatan ini ingin dikemukakan secara singkat beberapa pengertian yang sering digunakan dalam “statistika” maupun “statistik” antara lain sbb :
  • Rata-rata (average)
Ada beberapa pengertian "rata-rata (average)" dalam statistik, tetapi yang paling umum kita temui adalah : (1) rata-rata (mean); (2) kecenderungan (mode) ; dan  (3) angka tengah (median).
    • Rata-rata (mean).

Rata-rata (mean) atau arithmetic average  adalah jumlah dari semua angka dalam suatu seri dibagi dengan banyaknya angka dalam seri tersebut. Misalnya satu seri data sbb :

9,  12,  7,  6,  5,  8,  14,  14,  15,  
(9  + 12 + 7 + 6  + 5  + 8  + 14  + 14 +  15 ) = 90
Rata-rata (mean) : 90 : 9 = 10
    • Kecenderungan (mode).

Kecenderungan (mode) adalah nilai (angka) yang muncul paling sering di satu seri data, misalnya :

13, 13, 13, 13, 14, 14, 16, 18, 21, 22
Mode : 13, 13, 13, 13
    • Angka tengah (median).
Angka tengah (median) adalah nilai tengah urutan satu seri data, misalnya:
13, 13, 13, 13, 14, 14, 16, 18, 21, 22
Median : 14, 14

DATA
FREQUENSI
13
3
14
2
16
1
18
1
21
1
22
1

Median = 14

Berikut ini adalah contoh menghitung median yang lebih kompleks, misalnya ada 26 orang mahasiswa terpilih sebagai sampel dalam penelitian kesehatan di sebuah universitas.
Mahasiswa yang terpilih tersebut diukur berat badannya. Hasil pengukuran berat badan disajikan dalam bentuk data berkelompok seperti di bawah ini.


Berat badan
(kg)
Frekuensi
(X)
40 – 50
3
51 – 55
2
56 – 60
4
61 – 65
5
66 – 70
6
71 – 75
4
76 – 80
1
81 – 85
1



Selanjutnya terlebih dahulu dibuat tabel untuk menghitung frekuensi kumulatif data. Tabelnya adalah sebagai berikut.

Berat badan
(kg)
Frekuensi
(X)
Frekuensi kwantitatif
(X)
45 – 50
3
3
51 – 55
2
5
56 – 60
4
9
61 - 65
5
14
66 – 70
6
20
71 – 75
4
24
76 – 80
1
25
81 – 85
1
26




Jumlah data adalah 26, sehingga mediannya terletak di antara data ke 13 dan 14. Data ke-13 dan 14 ini berada pada kelas interval ke-4 (61 – 65). Kelas interval ke-4 ini kita sebut kelas median. median berat badan mahasiswa adalah 64,5 kg.
  • Sampel, populasi, dan probabilitas

    • sample adalah sebagai bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu yang dapat mewakili populasinya ;

Mengenai sampel ini dapat di gambarkan sbb : misalnya kita memiliki kotak yang berisi 1.000 (seribu) bola lampu listrik. Beberapa lampu mungkin tidak bekerja (tidak menyala). Kita bisa menguji semua lampu itu, tapi pengujian itu akan memakan waktu yang lama. Namun kita dapat mengujinya dengan  beberapa beberapa lampu saja, katakanlah 50 (lima pulah) lampu. Dengan menguji  setiap lampu dari 50 lampu tersebut, dan jika semua 50 lampu itu baik (menyala), maka kita dapat mengatakan bahwa semua lampu (1.000 bola lampu) adalah baik. Sedangkan 50 lampu yang kita uji tersebut disebut sebagai sampel.
Tapi kita mungkin salah, karena cara kita  memilih sampel yang tidak benar. Misalnya  jika kita memilih lampu di bagian atas kotak saja, di mana disitu berada lampu yang baik, sementara lampu yang buruk berada di bagian bawah kotak. Maka hasilnya akan menjadi tidak benar.
Adapun cara yang tepat dalam memilih lampu – sampel – adalah dari berbagai tempat di kotak itu – satu lampu di sini, satu lampu di sana, dan seterusnya, sampai kita memiliki 50. Ketika kita memilih lampu sedemikian rupa seperti itu, maka kita telah memilih lampu – sampel –  secara acak (random sampling).


    • populasi adalah sekumpulan data yang mempunyai karakteristik yang sama dan menjadi objek penggambaran (inferensi). Dalam contoh diatas adalah 1,000 lampu listrik ;


    • Probabilitas adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat terjadinya suatu kejadian yang acak. Kata probabilitas itu sendiri sering disebut dengan peluang atau kemungkinan. Probabilitas secara umum merupakan peluang bahwa sesuatu akan terjadi.

  • Sensus, responden, jajak pendapat, dan hitung cepat.

    • Sensus adalah sebuah proses mendapatkan informasi deskriptif tentang anggota sebuah populasi (tidak hanya populasi manusia) misalnya sensus Penduduk, sensus Pertanian dan sensus Ekonomi.

    • Responden atau subjek penelitia adalah pihak-pihak yang dijadikan sampel dalam sebuah penelitian. Subjek penelitian juga membahas karakteristik subyek yang digunakan dalam penelitian, termasuk penjelasan mengena populasi sampel dan teknik sampling (acak/non acak) yang digunakan. Responden  dapat terdiri dari tiga level, yaitu :
(1)          Mikro merupakan level terkecil dari subjek penelitian, dan hanya berupa individu .
(2)        Meso merupakan level subjek penelitian dengan jumlah anggota lebih banyak, misal keluarga dan kelompok.
(3)        Makro merupakan level subjek penelitian dengan anggota yang sangat banyak, sepert masyarakat atau komunitas luas (lihat Wikipedia).

Peran responden (subjek penelitian) adalah memberikan tanggapan dan informasi terkait data yang dibutuhkan oleh peneliti, serta memberikan masukan kepada peneliti, baik secara langsung maupun tidak langsung

    • Jajak pendapat (pooling) adala survei mengenai pendapat dan atau pandangan yang dilakukan dengan menggunakan teknik sampel. Jajak pendapat biasanya dirancang untuk mendapatkan gambaran tentang pandangan-pandangan suatu populasi dengan mengajukan serangkaian pertanyaan kepada beberapa orang yang dianggap mewakili populasi (subjek penelitian atau responden) dan kemudian menyimpulkan jawaban-jawabannya sebagai gambaran dari kelompok yang lebih luas ;

    • hitung cepat  ( quick count) adalah sebuah metode verifikasi hasil       pemilihan (PEMILU, PILKADA) yang dilakukan dengan cara menghitung persentase hasil pemilihan di tempat pemungutan suara (TPS) yang dijadikan sampel.
Guna lebih memahami, maka berikut ini adalah contoh atau gambaran  Hitung Cepat (Quick Count) hasil pemilihan di Daerah/Kecamatan YYY sebagai berikut :

DAERAH/KECAMATAN YYY
TPS
JMLH PEMILIH
JMLH SAMPEL
MEMILIH A
MEMILIH B

SAMPEL TIDAK SAH   
jmlh
%
Jmlh
%
jmlh
%
No.1
2482
50
40
82.6
9
17.4
1
-
No.2
2502
50
39
76.6
10
23.4
1
-
No.3
2991
50
38
76.0
12
14.0
0
-
No.4
2305
50
35
70.0
15
30.0
0
-
No.5
2505
50
44
91.7
4
8.3
2
-
No.6
2008
50
46
92.0
4
8.0
0
-
No.7
1988
50
34
68.0
15
32.0
1
-
No.8
3215
50
19
43.2
25
56.8
6
-

19996
400
305
76.00
84
21.00
11
3.00









Catatan : Jumlah dan cara mengambil sampel telah dilakukan menurut kaidah-kaidah STATISTIKA.

Hasil Hitung Cepat tersebut kemudian dapat dicocokkan dengan Real Count KPU (Komisi Pemilihan Umum), yaitu hasil hitung di TPS (Tempat Pemungutan Suasra) yang dilakukan oleh KPU. Hitung Cepat yang dilakukan dengan benar hasilnya tak jauh berbeda dengan hasil Real Count KPU, margin error tidak lebih dari dua persen ( 2 %).
Berbeda dengan survei perilaku pemilih, survei pra-pilkada atau survei exit poll, “Hitung Cepat” memberikan gambaran dan akurasi yang lebih tinggi, karena hitung cepat menghitung hasil pemilu langsung dari TPS target, bukan berdasarkan persepsi atau pengakuan responden . Selain itu, dalam hitung cepat kita bisa menerapkan teknik sampling probabilitas sehingga hasilnya jauh lebih akurat dan dapat mencerminkan populasi secara tepat.

Berikut ini adalah contoh hasil hitung cepat  ( quick count ) PILKADA yang diselenggarakan di Provinsi Kepulauan Riau pada tanggal 9 Desember 2015 yang lalu berdasarkan penghitungan cepat (quick count) lembaga Charta Politika (data yang masuk hingga 97,33 persen. Margin error tidak lebih dari satu persen) sbb :

  • Muhammad Sani dan Nurdin Basirun (Sanur) memperoleh: 53,4 persen Suara
  • Soerya Respationo dan Ansar Ahmad (SAH) memperoleh: 46,6 persen  Suara
Sedangkan Real Count KPU berdasarkan Hasil Hitung TPS  Provinsi Kepulauan Riau. Data Masuk : 100% (3.181 dari 3.181 TPS), dan hasilnya adalah sbb :

  • Drs. H. Muhammad Sani dan Dr. Nurdin Basirun S.Sos,M.Si. Perolehan : 347462 Suara (53,24%)
  • Dr. H. M. Soerya Respationo, SH. MH dan H. Ansar Ahmad, SE. MM. Perolehan : 305117 Suara (46,76%).
Tampak bahwa hasil hitung cepat  ( quick count ) dan hasil real count KPU lebih kurang sama, sehingga hasil tersebut dianggap sah dan benar.

Sir Francis Galton
Sebagai penutup bahasan dan renungan ini berikut ini disampaikan beberapa ahli yang memiliki andil signifikan dalam mengembangkan  statistika  antara lain : Sir Francis Galton (1822 - 1911), Inggris ; Karl Pearson (1857 - 1937), Inggris ; Sir Ronald Fisher (1890 - 1962), Inggris ; Pafnuty Chebyshev (1871 - 1894), Rusia ; Aleksander Lyaponov (1857 -1918), Rusia ; dan Isaac Newton (1843 -  1907), Inggris.

Demikianlah bahasan dan renungan singkat tentang “Statitistik”, semoga bermanfaat.
*
It is always the case with the best work, that it is misrepresented, and disparaged at first, for it takes a curiously long time for new ideas to become current, and the older men who ought to be capable of taking them in freely, will not do so through prejudice (Sir Francis-Galton)

*