Kamis, 18 Juli 2013

Pemogokan

Ngunandiko. 50

 

Pemogokan

Setelah Revolusi Industri (1750-1850) terjadilah perubahan drastis kondisi ekonomi-politik-sosial, utamanya di negara-negara kapitalis di Eropa dan Amerika Serikat. Pabrik-pabrik yang bermunculan telah menerapkan disiplin kerja yang ketat, seperti dalam hal jam kerja, upah kerja, lingkungan kerja, dan lain-lain. Kondisi seperti itu melahirkan perlawanan dari kelas pekerja yang juga terus bertambah.

Mogok adalah suatu alat perjuangan yang sah ; hak mogok adalah salah satu hak asli manusia. Menurut para ahli ilmu sosial & politik hak asli manusia antara lain adalah hak menolak menjual energi sendiri atau dikenal sebagai hak mogok ; hak menolak secara bersama untuk membeli atau menjual barang-barang atau dikenal sebagai hak boikot ; hak untuk mengumumkan ambisi-nya atau dikenal sebagai hak unjuk-rasa atau demonstrasi ;  dan juga hak untuk berdoa.
Boikot,  demonstrasi, dan doa   telah pernah dibahas, dalam kesempatan ini akan dibahas dan direnungkan hak mogok atau pemogokan. Pemogokan atau mogok kerja adalah peristiwa di mana sejumlah besar buruh perusahaan  berhenti berkerja  sebagai bentuk protes  atau menuntut sesuatu. Jika tidak tercapai kesepakatan antara buruh dengan majikan mereka, maka mogok kerja dapat terus bertahan sampai tuntutan para buruh terpenuhi atau setidaknya tercapai sebuah kesepakatan (lihat pula: Wikipedia).
Sebagai akibat perkembangan industri - setelah Revolusi Industri (1750-1850) - telah terjadi perubahan drastis kondisi ekonomi-politik-sosial, terutama di negara-negara kapitalis di Eropa dan Amerika Serikat. Pabrik-pabrik yang bermunculan telah menerapkan disiplin kerja yang ketat, jam kerja yang maximal, upah kerja yang minimal, dan lingkungan kerja yang buruk dan lain-lain. Kondisi seperti itu melahirkan perlawanan dari kalangan kelas pekerja (buruh) yang terus bertambah dengan berbagai rentetan tuntutan untuk meraih kendali ekonomi-politik dalam proses produksi di industri al dengan melakukan pemogokan.
Pemogokan adalah penggunaan hak mogok. Pemogokan dapat terjadi di satu tempat (pabrik) atau diberbagai tempat dengan bebagai tujuan. Tujuan pemogokan sedikitnya dapat dibagi dalam 3 golongan yaiitu (a) menuntut terpenuhinya perbaikan hak-hak tenaga kerja (mis: upah, jam kerja, kondisi lingkungan kerja dll) (b) menuntut perbaikan pengelolaan tenaga kerja (mis: kebebasan berorganisasi, keikut-sertaan dalam pengambilan keputusan, sistim karir, sistim pengawasan, dll) dan (c) menuntut terjadinya perubahan politik (mis: perubahan hukum yang merugikan buruh, perubahan haluan negara, mendukung / menentang suatu kudeta, perubahan pimpinan negara dll).

Pemogokan pelaut di Hongkong (1922) berlangsung selama 8 minggu. Sesudah melalui perjuangan berdarah yang sengit, akhirnya penguasa imperialis Inggris di Hongkong terpaksa setuju untuk menaikkan upah, mencabut larangan buruh berserikat, melepaskan buruh yang ditangkap, dan membayar uang duka kepada keluarga buruh yang menjadi korban.

Untuk menggambarkan tiga tujuan pemogokan tersebut, maka berikut ini disampaikan beberapa contoh pemogokan diberbagai tempat pada periode 1834 - 2012 yang dikumpulkan dari sejumlah sumber (mis: BBC, Literatur, Surat-Kabar, Wikipedia dll) sbb:
  • Pemogokan tukang roti di New York pada tahun 1834, dimana tukang roti yang  sudah bertahun-tahun   harus bekerja dalam waktu yang panjang rata-rata 18-20 jam per hari, menuntut pengurangan jam kerja menjadi 10 jam per hari.
  • Pemogokan umum di St. Petersburg (1896); kembali adalah pemogokan murni yang terkait dengan soal ekonomi, yakni persoalan upah (tingkat upah kerja yang sangat rendah), kondisi kerja para pekerja (pemintal dan penenun di St. Petersburg) yang sangat buruk, jam kerja yang panjang sekitar 15 jam per hari,   dan serangkaian penipuan yang dilakukan oleh majikan. Kondisi buruk seperti itu masih dapat ditahan dengan sabar oleh para buruh dalam jangka waktu yang lama, sampai sebuah peristiwa yang tampak sepele menghilangkan kesabaran mereka. Peristiwa tersebut adalah perayaan penobatan kaisar Nicholas II pada bulan Mei 1896, yang telah tertunda selama dua tahun karena kekhawatiran akan adanya revolusi.  Untuk menyambut perayaan itu para majikan St Petersburg memberikan hari libur wajib selama tiga hari tanpa biaya. Hal itu menyebabkan para karyawan menjadi marah ,  dan setelah mereka mengadakan pertemuan - dihadiri sekitar 300 karyawan - di Ekaterinhorf Garden, maka diputuskan untuk mengadakan pemogokan dengan tuntutan (a) pembayaran upah selama libur penobatan, (b) jam kerja dikurangi menjadi sepuluh jam sehari, dan (c) kenaikan upah kerja . Pemogokan  terjadi sejak 24 Mei 1896 dan dilakukan oleh lk 40.000 buruh, selama seminggu pabrik-pabrik penenunan dan pemintalan St Petersburg tidak beroperasi. Kemudian ternyata lk seribu pekerja ditahan oleh penguasa, dan pemogokan umum tersebut ditindas.
  • Pemogokan umum massal meletus pada Desember 1904 di Kaukasus dan Baku telah membuat seluruh wilayah Rusia menjadi tegang. Peristiwa Desember di Baku tersebut diawali oleh pemogokan massal di Batum dan Kaukasus pada bulan Mei 1902 yang merupakan salah satu bagian terakhir dan dahsyat dari serangkaian pemogokan- pemogokan masal besar yang mengguncang seluruh Rusia bagian selatan. Jaringan pemogokan tersebut seperti layaknya gelombang gempa bumi terjadi beberapa waktu sebelum revolusi 1905.
  • Pemogokan pelaut di Hongkong (1922) berlangsung selama 8 minggu. Sesudah melalui perjuangan berdarah yang sengit, akhirnya penguasa imperialis Inggris di Hongkong terpaksa setuju untuk  menaikkan upah, mencabut larangan buruh berserikat, melepaskan buruh yang ditangkap, dan membayar uang duka kepada keluarga buruh yang menjadi korban.
  • Pemogokan umum buruh  Peking-Hangkhou (4 Pebruari 1923) untuk memperjuangkan kebebasan membentuk gabungan serikat buruh. Pada tanggal 7 Pebruari raja perang-raja perang (War-lord) dari Utara Wu Phei-fu dan Siao Yao-nan yang didukung oleh imperialisme Inggris dengan kejam membunuh buruh yang mogok. Peristiwa ini dikenal dalam sejarah sebagai Pembunuhan 7 Pebruari. Pemogokan ini di bawah pimpinan Partai Komunis China.
  • Pemogokan besar-besaran pegawai kereta api berlangsung di Hindia Belanda (Mei 1923)   diikuti oleh 13.000 buruh dari 20.000 buruh yang ada. Pemogokan dimulai dari Semarang, kemudian menjalar ke Madiun dan Surabaya.    Kurang dari satu bulan pemogokan bubar, karena kekuatan aksi kaum pemogok dengan majikan tidak seimbang. Akibatnya ratusan buruh yang terlibat pemogokan dipecat. 
  • Pemogokan Delanggu (23 Juni 1948), diluncurkan secara teratur dan besar-besaran oleh Sarikat Buruh Perkebunan RI (Sarbupri). Pemogokan buruh yang pertama kali dalam alam Republik Indonesia Merdeka menyangkut pekerja di pabrik karung dan tujuh perkebunan di Delanggu dan sekitar daerah Klaten, Jawa Tengah. Pemogokan yang sangat merugikan itu akhirnya diselesaikan dengan suatu persetujuan (16 Juli 1948). Tikaman dari belakang   terhadap RI tersebut merupakan suatu mata rantai dari peristiwa-peristiwa berikutnya (al Pemberontakan PKI Muso 18 September 1948).
  • Pemogokan buruh minyak (9 September 1978) di Iran yang kemudian diikuti oleh buruh angkutan (pesawat, kapal, dan kereta api) menyebabkan seluruh ekspor minyak Iran terhenti. Pemogokan para buruh Iran itulah yang sesungguhnya menentukan runtuhnya dinasti Shah.
  • Sebagai dampak krisis ekonomi yang mulai dirasakan sangat keras di Eropa, maka (19/01/2009) ratusan ribu kaum pekerja dari berbagai sektor di Perancis bergabung melakukan pemogokan dan unjuk rasa menuntut kenaikan upah dan jaminan kerja. Sesungguhnya telah diambil langkah-langkah penyelamatan terhadap bank-bank untuk meredam krisis tersebut oleh negara, namun  menurut Charles Foulard (dari perusahaan penggilingan minyak raksasa, Total)  buruhlah yang sebenarnya paling menderita. Pemogokan tersebut yang berlangsung di hampir seluruh negeri itu dan disebut sebagai "Kamis Hitam" (Black Friday), dimana diantaranya menuntut kenaikan upah yang layak dan pembatalan rencana pemerintah untuk melakukan privatisasi sektor kesehatan, serta menolak rencana pemecatan terhadap 13.500 buruh di sektor pendidikan dan perubahan status perusahaan pos milik negara.
  • Pada tahun 2011 di Indonesia sekitar 8.000 dari 23.000 karyawan Freeport (Timika Papua) melakukan pemogokan selama lebih dari satu bulan untuk menuntut kenaikan gaji dan perbaikan kondisi kerja.

Demo korps guru di Chicago
  • Pada tahun 2012 korps guru di Chicago menggelar aksi mogok untuk pertama kalinya dalam 25 tahun terakhir, hal ini karena perselisihan kontrak. Sedikitnya 29.000 guru akan mogok mengajar dan memicu sengketa dengan Walikota Rahm Emanuel. Aksi mogok ini berlangsung setelah semua pembicaraan selama berbulan-bulan terkait kontrak guru berakhir buntu pada hari Minggu (09/9/2012). Sebanyak 29 ribu orang guru dan staf pendukung di sekolah-sekolah kota Chicago, negara bagian Illinois, Amerika meninggalkan pekerjaan mereka untuk berdemostrsi di luar sekolah mereka.
  • Gerakan buruh Eropa kembali (November 2012)  menorehkan sejarah baru. Jutaan buruh berpartisipasi dalam aksi mogok serentak di sejumlah negara Eropa seperti: Spanyol; Portugal; Yunani; Belgia; Italia; Perancis; Malta; Jerman; Inggris; dan lain-lain. Seruan pemogokan ini diluncurkan oleh Konfederasi Serikat Buruh Eropa (ETUC). Diperkirakan 40-an serikat buruh dari 23 negara berpartisipasi dalam aksi pemogokan berskala luas ini. Aksi pemogokan ini mengambil slogan "For Jobs and Solidarity in Europe, No To austerity". Misalnya di Spanyol, pekerja sangat menderita akibat kebijakan yang diintrodusir oleh Troika (IMF, Uni Eropa, dan Bank Sentral Eropa): pemotongan gaji, PHK massal, penundaan usia pensiun, pemotongan uang pensiun, kenaikan biaya pendidikan, pemotongan anggaran sosial, dan lain - lain.

Seperti diketahui perubahan politik di suatu negara yang dilakukan oleh massa atau rakyat pada umumnya dilakukan melalui aksi ekonomi atau politik, dimana perwujudan aksi tersebut antara lain adalah penggunaan   hak mogok, sebagai contoh adalah p emogokan buruh minyak (1978) di Iran, yg kemudian diikuti oleh buruh angkutan (pesawat, kapal, dan kereta api) menyebabkan seluruh ekspor minyak Iran terhenti, dan diikuti dengan runtuhnya dinasti Shah Reza Pahlavi pada tahun 1979. (lihat: contoh-contoh diatas).
Contoh terkemuka lainnya adalah pemogokan buruh galangan kapal GdaƄsk (1980) yang dipimpin oleh Lech Walesa. Pemogokan ini bernilai penting dalam perubahan politik di Polandia, dan merupakan suatu upaya mobilisasi yang penting yang memiliki kontribusi terhadap runtuhnya pemerintahan komunis di Eropa Timur (lihat: Wikipedia).

Jika dilihat dari perspektip sejarah, maka mogok merupakan salah satu bentuk perjuangan kelas antara kelas pekerja dan kelas kapitalis yang berlangsung terus menerus. Peristiwa demi peristiwa mogok berlangsung pasang surut sejalan dengan pasang surut ekonomi masyarakat yang berdasar kapitalisme.

Lukisan "Mayday Parade"
Disamping perubahan politik seperti diatas, pemogokan-pemogokon buruh di berbagai tempat juga menyebabkan Konggres 1886 Federation of Organized Trades and Labor Unions memandang perlu menetapkan "Satu Mei" sebagai suatu momentum (milestone) untuk memperkuat adanya tuntutan jam kerja delapan jam sehari, serta memberikan semangat baru bagi perjuangan kelas pekerja.  Dipilih saat "Satu Mei" karena terinspirasi oleh kesuksesan aksi buruh di Kanada tahun 1872  yang menuntut delapan jam kerja di Amerika Serikat, dan diberlakukan mulai 1 Mei 1886. Hari itu kemudian dikenal dan dirayakan di seluruh dunia sebagai "May-Day".

Tampak dari contoh-contoh diatas bahwa pemogokan dapat dilakukan oleh sejumlah buruh atau organisasi buruh, di sejumlah tempat produksi (pabrik, galangan kapal, pemintalan dll) dan negara; ada yang berhasil dan ada pula yang gagal. Pemogokan pada hakekatnya adalah pertarungan antara kekuatan buruh disatu fihak dan kekuatan majikan dilain fihak. Pertarungan tersebut berakhir j i ka dapat tercapai persetujuan antara buruh dengan majikan, dan pertarungan akan timbul kembali ketika persetujuan tersebut karena berjalannya waktu menjadi batal.
Sedangkan jika dilihat dari perspektip sejarah, maka pemogokan merupakan salah satu bentuk pertarungan (perjuangan kelas) antara kelas pekerja (buruh) dan kelas kapitalis (pengusaha) yang berlangsung terus menerus. Peristiwa demi peristiwa pemogokan berlangsung pasang surut sejalan dengan pasang surutnya ekonomi masyarakat yang berdasar kapitalisme (struktur sosial yang berciri kapitalis).
Oleh karena hal-hal tersebut diatas kemungkinan memenangkan pemogokan akan menjadi lebih besar, jika bertahan pada saat dimana kondisi ekonomi m asyarakat berdasar kapitalisme sedang surut. Sudah barang tentu pemogokan akan dapat dimenangkan oleh kaum buruh, jika kaum buruh selalu bersatu serta menjalankan logika perjuangan-nya secara tepat dan benar yaitu:
  • tuntutan yang diajukan-nya adalah  rasional,  jelas, dan dirasakan oleh sebagian besar buruh;
  • dipersiapkan dengan matang (mis: saat, waktu, dan slogan dipilih secara tepat);
  • mempertimbangkan kekuatan sendiri (kekuatan buruh);
  • mempertimbangkan kekuatan lawan (kekuatan majikan);
  • mempertimbangkan kemungkinan intervensi fihak ketiga (mis: kekuatan negara);
  • pimimpinan yang cakap dan disegani.
Namun dilain fihak pada saat ini pemogokan juga memperoleh tantangan yang lebih besar, karena negara-negara kapitalis - sudah barang tentu tidak menghendaki adanya pemogokan - memiliki forum kerjasama mengatasi krisis ekonomi secara bersama misalnya melalui   kelompok  G-7.
Dari bahasan dan renungan tersebut diatas terlihat, bahwa pada masa sekarang (abad ke-21) dan lebih-lebih pada masa-masa yang akan datang, pemogokan buruh tidak hanya untuk memperjuangkan hak-hak buruh seperti upah-kerja, jam-kerja, lingkungan -kerja, kebebasan berserikat dan lain-lain, namun pemogokan buruh juga untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan yang lebih luas. Di masa mendatang perjuangan buruh langsung atau tidak langsung akan memperoleh dukungan dari gerakan buruh dan gerakan kaum sosialis baik lokal maupun internasional, namun sebaliknya juga harus berhadapan dengan kekuatan para majikan dalam sistim masyarakat berdasarkan kapitalisme yang telah maju (neo-kapitalisme)
Demikianlah semoga uraian ini bermanfaat!

*
Labor is prior to, and independent of, capital. Capital is only the fruit of labor, and could never have existed if labor had not first existed. Labor is the superior of capital, and deserves much the higher consideration (Abraham Lincoln)

*