Ngunandiko.45
Propaganda.
Pada sejumlah peristiwa,
propaganda telah
membantu orang melakukan tindakan pemaksaan, propaganda sering dianggap buruk. Sesungguhnya propaganda itu baik atau buruk, tergantung dari tujuan dan cara melakukannya.
Menyampaikan atau menyebarkan informasi kepada
orang atau fihak lain untuk diketahui dan dipahami ; baik informasi itu tentang
benda seperti informasi tentang kain, mobil, patung, lukisan dll maupun informasi
itu tentang bukan benda seperti informasi tentang berbagai ajaran seperti ajaran
politik, ajaran ekonomi, ajaran agama,
ajaran filsafat, ajaran menyanyi, ajaran melukis dll sering dilakukan orang. Ada berbagai macam dan cara menyampaikan
atau menyebarkan informasi tersebut a.l melalui percakapan, iklan (advertising),
pameran (display), demonstrasi, diseminasi, sosialisasi, indoktrinasi, dakwah, kursus,
propaganda dan sebagainya. Pada renungan ini yang akan dibahas hanyalah menyampaikan
atau menyebarkan informasi melalui “propaganda”.
Propaganda
adalah setiap upaya untuk menyebarkan
ide dan pendapat (bukan benda). Propaganda dapat mengambil bentuk percakapan antar orang atau pidato di berbagai
pertemuan, iklan di halaman surat kabar, film yang muncul di layar di suatu
gedung, gambar di ruang pameran dan lain-lain.
Kata
"propaganda" berasal dari bahasa Latin "propagare" yang
pada awalnya berarti "mereproduksi" atau "menyebar" ;
dapat pula berarti meneruskan, mengirimkan, dan menyebarkan dari orang ke orang.
Dalam
pengertian klasik, propaganda adalah seni berkomunikasi melalui pesan, suatu komunikasi
yang disertai dengan upaya mempengaruhi atau membujuk orang lain ( seseorang, kelompok, gerakan, institusi, bangsa, dll).
Dalam
pengertian yang lebih specifik, propaganda berarti upaya mempengaruhi atau membujuk
orang lain supaya mempercayai suatu kebenaran dari suatu kasus atau peristiwa
tertentu.
Pada sejumlah peristiwa,
propaganda telah
membantu orang melakukan tindakan pemaksaan, maka propaganda sering dianggap buruk. Sesungguhnya propaganda itu baik atau buruk, tergantung pada tujuan dan cara melakukannya.
Sejak
orang mulai hidup bersama, maka orang telah mencoba untuk mempengaruhi satu
sama lain.. Penguasa suatu negara dengan kekuasaan yang ada di tangannya sering mempengaruhi
rakyatnya, agar senantiasa mendukung kekuasaannya. Seringkali para penguasa
menggunakan budaya atau adat istiadat untuk hal itu, yang antara lain tampak dari
contoh-contoh berikut ini.
- Pada
zaman kuno (ancient) yaitu : di Babilonia,
Mesir, dan di Romawi ; (1) para imam keagamaan (2) para peramal yang
tersohor (3) upacara ritual keagamaan
& pengorbanan (4) takhayul yang populer (5) prosesi
kemenangan yang megah dari para panglima perang (6) harta dan budak hasil rampasan
perang dll digunakan oleh para penguasa
untuk mempengaruhi rakyatnya agar kekuasaan tetap di tangannya.
- Di Jepang : Kaisar Jepang dikatakan (di-propaganda-kan) sebagai keturunan langsung dari Amaterasu, sehingga rakyat hormat
dan tunduk kepadanya. Amaterasu adalah dewi matahari dan alam semesta. Nama Amaterasu berasal
dari Amateru berarti "bersinar
di surga.", yang lengkapnya Amaterasu-Omikami atau Tuhan yang bersinar di langit.
- Pada zaman dulu di Tiongkok, pemujaan
terhadap Shang Di / Tian Gong {Thi Kong}
hanya boleh dilakukan oleh Kaisar & keluarganya saja. Kepada masyarakat
China ditanamkan kepercayaan – melalui propaganda – bahwa Shang Di adalah leluhur mereka dan
memberikan mandat kepada Kaisar & keluarganya untuk memerintah di bumi ini. Rakyat biasa
tidak diperbolehkan memuja Shang Di / Thi Kong, karena dengan
berbuat begitu dapat dianggap menyamakan dirinya sebagai keluarga Kaisar, suatu
pelanggaran yang diancam dengan hukuman mati.
Kata "propaganda"
diduga untuk pertama
kali digunakan, dalam arti seperti sekarang ini, adalah ketika Paus Gregory XV mengadakan Kongregasi Propaganda pada tahun 1622. Ini adalah
komite yang ditunjuk untuk mempelajari cara
menyebarkan iman Kristus ke seluruh dunia.
Sebagaimana diketahui Declaration of
Independence terjadi pada tanggal 3 July 1776 mengawali revolusi Amerika, selama revolusi Amerika tersebut tengah berkobar maupun menjelang revolusi, para pemimpin dan para pejuang
kemerdekaan Amerika seperti :
- Samuel Adam (1722 – 1803) menulis pamflet (anti Inggris) untuk memacu pemberontakan melawan Inggris di koloni-koloni.
- Patrick Henry (1736
–1799) membuat pidato yang terkenal dengan judul “Give me liberty or give me death (Beri saya kemerdekaan atau Beri saya kematian) " ; dengan tujuan yang sama.
- Benjamin Franklin (1706 –
1790) dan George Washington (1732 – 1799) keduanya sering berpidato yang membangkitkan semangat perlawanan para pemukim yang sudah mendidih.
Segala upaya para pemimpin Revolusi Amerika tersebut merupakan “propaganda”
membangkitkan perlawanan rakyat guna mencapai kemerdekaan.
Sementara itu di
Indonesia menjelang dan selama “Perang
Kemerdekaan Indonesia 1945”, para pemimpin Indonesia juga membakar semangat para pejuang dengan
slogan-slogan a.l kata-kata Bung Karno (1901 – 1970) “Inggris kita Linggis,
Amerika kita Setrika” (1943) dan “Merdeka atau Mati” (1945). Slogan “Merdeka
atau Mati” tersebut terinspirasi pidato Patrick Henry lk dua abad sebelumnya yang berjudul
“Give me liberty or give me death” seperti dikemukakan diatas. Disamping
itu kata-kata Jenderal Sudirman (1916 – 1950) pada kongres Persatuan Perjuangan di Purwokerto (1946) “Lebih
baik di bom Atom dari pada Merdeka kurang 100% “. Semuanya itu dalam rangka
membakar perlawanan terhadap penjajah Belanda dan siapa saja yang membantunya.
Pada saat ini, propaganda
tidak lagi hanya masalah kata-kata yang diucapkan saja. Poduksi secara massal pamphlet, majalah, surat kabar dll sebagai media untuk menyebarkan suatu pandangan telah lazim dilakukan, demikian
juga melalui media massa lainnya seperti radio, TV, film, internet dan lain-lain.
Sejak abad ke-20, dapat dijumpai ratusan doktrin organisasi., doktrin politik, doktrin ekonomi dll yang disebarkan ke
masyarakat luas sebagai suatu ajakan atau bujukan, dan disamping
itu dapat dijumpai pula iklan-iklan komersial produk yang secara terus terang, mengajak publik untuk membelinya.
Sementara itu tampak
bahwa sarana propaganda dari waktu ke waktu juga berkembang. Sejak di sekitar tahun 1915 sarana propaganda berupa film mulai dikenal, tahun 1920 radio-televisi (TV), dan setelah Perang Dunia II berbagai perangkat elektronik
(computer dll) yang memiliki jangkauan luas juga telah menjadi
sarana propaganda..
Menjelang dan selama Perang Dunia II kedua belah fihak yang berperang – negara-negara Sekutu (Inggris, Amerika Serikat, China, Perancis, Belanda dll) melawan negara-negara Axes ( Jerman. Itali, Jepang dll) – melakukan propaganda dengan menggunakan sarana propaganda dari yang sangat sederhana maupun yang paling canggih. Sebagai contoh Jepang di Asia Tenggara melakukan propaganda a,l melalui usaha perdagangan seperti toko-toko "Chiyoda" dan berbagai poster propaganda. Poster-poster propaganda tersebut pada dasarnya mengajak bangsa-bangsa Asia Tenggara yang dijajah oleh kolonialis Barat (Inggris & Co) agar berpihak ke Jepang, dan menggambarkan Jepang sebagai saudara tua bangsa-bangsa Asia Tenggara
Menjelang dan selama Perang Dunia II kedua belah fihak yang berperang – negara-negara Sekutu (Inggris, Amerika Serikat, China, Perancis, Belanda dll) melawan negara-negara Axes ( Jerman. Itali, Jepang dll) – melakukan propaganda dengan menggunakan sarana propaganda dari yang sangat sederhana maupun yang paling canggih. Sebagai contoh Jepang di Asia Tenggara melakukan propaganda a,l melalui usaha perdagangan seperti toko-toko "Chiyoda" dan berbagai poster propaganda. Poster-poster propaganda tersebut pada dasarnya mengajak bangsa-bangsa Asia Tenggara yang dijajah oleh kolonialis Barat (Inggris & Co) agar berpihak ke Jepang, dan menggambarkan Jepang sebagai saudara tua bangsa-bangsa Asia Tenggara
Biro Hubungan
Masyarakat (Public Relation) dan Kantor
Berita (Press Agency) digunakan oleh
Pemerintah untuk membangun citra. Sedangkan Biro Iklan (Advertising Agency)
digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk mempengaruhi orang agar membeli
produk-produk tertentu.
Ada banyak cara melakukan propaganda, salah satu yang tertua (namun sangat efektif) adalah dari orang-ke-orang. Dalam hal ini, sebagian besar pemerintah sadar bahwa warga negara mereka di luar negeri dapat memainkan peran penting sebagai utusan dalam meneruskan suatu pesan. Informasi mengenai pesan tersebut dapat diberikan dalam banyak cara, namun hubungan pribadi membuktikan betapa penting dan efektip-nya cara itu.
Hal seperti itu banyak
dilakukan oleh China maupun Yahudi, dimana etnis-nya tersebar hampir diseluruh
pelosok dunia.
Propaganda Jepang |
Seni
juga dapat digunakan untuk tujuan propaganda. Artis dan aktor menyampaikan
pandangan mereka di atas panggung atau lewat layar televisi dan film. Para
penulis baik melalui tulisan fiksi maupun nonfiksi dapat mempengaruhi
masyarakat luas, demikian pula halnya para pelukis melalui gambar, karikatur
dan poster dapat menggugah perhatian masyarakat. Para kartunis bisa mengejek orang atau peristiwa
dengan goresan di kanvas secara tepat dan menarik.
Biro Hubungan Masyarakat (Public Relation) dan Kantor Berita (Press
Agency) digunakan oleh Pemerintah untuk
membangun citra. Sedangkan Biro Iklan (Advertising Agency) digunakan
oleh perusahaan-perusahaan untuk mempengaruhi orang agar membeli produk-produk tertentu.
Public Relation, Press
Agency, Advertising Agency dll adalah lembaga yang senantiasa berkecimpung
dalam kegiatan menyebarkan informasi (propaganda). Untuk meningkatkan
kemampuannya, maka lembaga tersebut melakukan penelitian & pengembangan (Litbang)
guna mencari methode propaganda yang terbaik. Hal itu dilakukannya dengan
melakukan berbagai riset, seperti riset perilaku, riset pasar dll. Disamping
itu lembaga tersebut juga menyelenggarakan pendidikan & latihan (Diklat) bagi tenaga-tenaga yang bertugas melakukan propaganda
(propagandis).
Seiring perubahan
waktu, perubahan kekuasaan dan lain-lain ; yang berlangsung di
suatu negara baik secara damai maupun dengan kekerasan akan mengakibatkan
perubahan isi dan cara propaganda.
Dalam abad ini propaganda sering dianggap semata-mata
sebagai alat pemerintah. Hal tersebut karena dengan senjata propaganda pemerintah berusaha mengarahkan kehendak
rakyat. Di negara-negara totaliter, pemerintah mengontrol semua media
komunikasi & informasi dan berusaha mengendalikan apa yang dilihat, apa yang dibaca, dan apa
yang dipelajari oleh masyarakat. Propaganda senantiasa mengelilingi orang-orang di rumah mereka, di sekolah mereka, dan di komunitas
mereka. Tepat seperti iklan minuman “Coca Cola” yang menyatakan bahwa coca cola dapat diperoleh oleh “Siapa saja, Dimana saja, dan Kapan saja”..
Propaganda juga digunakan oleh pemerintahan yang
demokratis, namun tidak dengan cara memonopoli-nya. Berbagai media komunikasi (surat kabar, station
radio. TV dll) yang mewakili kelompok-kelompok masyarakat dibiarkan bebas
beroperasi. Media komunikasi tersebut dapat menawarkan informasi dengan pilihan menurut sudut pandang masing-masing. Pemerintahan yang demokratis mendorong
adanya perdebatan dan adanya yang disebut check & recheck dalam
memahami suatu informasi. Disamping itu lebih dari satu partai politik dibiarkan hidup yang mewakili
kekuatan-kekuatan masyarakat dengan berbagai pandangan. (catatan : Di negara yang menganut faham kapitalisme-liberalisme penyebaran
informasi dibiarkan bebas, namun sesungguhnya secara otomatis akan dikendalikan
oleh kemampuan finansial-nya !)
Kebebasan seperti yang dianut oleh
pemerintahan yang demokratis
(lebih-lebih yang menganut faham
kapitalisme-liberalisme) seringkali menyebabkan keberagaman tafsir terhadap
informasi yang dapat berakibat perselisihan yang berkepanjangan, keadaan
seperti itu dapat merugikan rakyat negara-negara berkembang yang sedang
membangun. Hal itu karena perselisihan yang berkepanjangan akan dapat memecah perhatian rakyat yang
seharusnya berfokus pada pembangunan kesejahteraan yang masih harus dikejarnya.
Sesungguhnya propaganda tidak hanya digunakan oleh
negara dan atau perusahaan sebagai suatu institusi yang bergerak secara
terbuka, tetapi juga digunakan oleh institusi yang bergerak secara tertutup
(undeground). Propaganda juga dilakukan oleh kaum resistante di Pera ncis (The resistance movement in Europe during World War Two) pimpinan Jenderal de
Gaulle maupun kaum muslim Iran pimpinan Imam Khomeini selama mereka berjuang
dibawah tanah. Jenderal de Gaulle mem-propaganda-kan “Perancis Merdeka” dari
London, Imam Khomeini (1979) mem-proganda-kan semangat perlawanan terhadap Syah
Reza Pahlevi di Iran dari Irak. (lihat : Ngunandiko.4 dan 9)
Disamping itu propaganda juga dilakukan melalui
perilaku apakah itu perilaku orang maupun lembaga. Hal itu antara lain tampak
dari peri laku Korea Utara meledakkan “Bom Atom”, perilaku organisasi terror meledak-kan bom di bangunan terkenal dan lain-lain. Selain itu banyak perilaku
dermawan yang di baliknya mengandung unsur propaganda seperti bantuan terhadap
korban banjir, korban gempa dll.
Seiring perubahan waktu, perubahan
kekuasaan yang berlangsung di suatu negara baik secara damai
maupun dengan kekerasan mengakibatkan perubahan isi propaganda. Ketika hal itu terjadi, maka materi propaganda pemerintah juga akan berubah sejalan dengan
perubahan kekuasaan. Perang adalah kombinasi pergulatan dalam dimensi militer, ekonomi, politik, dan propaganda. Memenangkan suatu perang tidak cukup
hanya di front militer saja, namun harus
juga menang di front ekonomi, politik dan propaganda sekaligus.
Dalam pergulatan politik, ekonomi, sosial, dan
budaya antar bangsa di dunia pada saat ini, propaganda telah mengambil dimensi
baru. Setiap pemerintahan menggunakan
sejumlah kata yang sama dalam melakukan
propaganda, namun kata-kata itu memiliki
arti yang berbeda bagi satu negara dengan negara yang lain.
Misalnya suatu negara mengatakan “Terrosime”,
maka kata “Terrorisme” itu dapat memiliki arti yang berbeda bagi satu negara
dengan negara yang lain ; demikian halnya dengan kata “Kebebasan”, “Demokrasi”,
“Globalisasi”, “Konsumerisme”, “Pemanasan Global”, “Pasar Bebas” dan lain-lain, Setiap pemerintah mencoba untuk mengekspresikan dirinya sendiri dengan cara
yang membuat orang berpikir baik (positip) mengenai kata-katanya atau pernyataannya. Dengan
demikian, kita harus waspada terhadap ide-ide yang disebarkan dengan kata-kata yang baik oleh propaganda
suatu negara.
Pada
saat ini (abad ke-21) sebagian besar pemerintah memanfaatkan propaganda, apakah
itu negara maju atau negara berkembang dan apakah itu negara demokratis atau totaliter.
Sebagai contoh pemerintah Amerika Serikat melibatkan kegiatan propaganda dalam
usahanya untuk memenangkan dukungan bagi
kebijakan luar negeri-nya. Hal ini dilakukan oleh Amerika Serikat a.l melalui USIA
(United States Information Agency) dengan
siaran “Voice of America.”
Demikian juga perusahaan terutama perusahaan multinasional (MNC).
Sementara itu banyak orang yang merasa sulit membedakan antara laporan berita yang obyektif dan propaganda. Tampaknya propaganda adalah salah satu terminologi yang paling sulit bagi orang untuk menentukan artinya dengan jelas dan tepat. Jika orang berharap propaganda bermakna sama bagi semua orang, maka ada yang mengatakan bahwa hal itu seperti mencoba memegang belut yang licin dengan tangan, setiap saat dapat
lepas kembali.
Propaganda Nazi Jerman |
- Jika Anda ingin bohong, maka jangan ada keraguan sedikit pun ;
- Jika Anda ingin bohong tentang sesuatu yang besar yang paling mungkin dapat Anda pikirkan, maka katakanlah terus menerus, dan orang akan berpikir bahwa kebohongan itu adalah kebenaran dan orang akan mempercayainya ;
- Semakin besar kebohongan itu, maka akan semakin efektif sebagai senjata.
Rupa-rupanya
Presiden George Walker Bush juga menggunakan “principle of the whopping lie” tersebut sebagai justifikasi dalam melancarkan
Perang Teluk II pada tahun 2003 melawan Sadam Husein ; dengan mengatakan bahwa Irak
memiliki senjata kimia (weapons of mass destruction).
.
.
Sebagai penutup dari renungan ini ingin
disampaikan bahwa pada masa kini perang melawan musuh memiliki empat dimensi. Perang adalah kombinasi pergulatan
dalam dimensi militer, ekonomi, politik, dan propaganda. Memenangkan suatu perang tidak cukup hanya di front militer saja, namun harus juga menang
di front ekonomi, politik dan propaganda sekaligus.
Demikianlah
semoga bermanfaat !
*
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar