Rabu, 16 Maret 2011

Kirman si "Tukang Pos"

Ngunandiko.10

Kartu Pos
Beberapa dasa warsa yang lalu komunikasi antara satu tempat dengan tempat lain hampir semuanya dilakukan dengan surat-menyurat, percakapan telepon atau telegram. Surat diantar oleh tukang pos, percakapan telepon atau telegram melalui kabel dan dilakukan dengan bantuan telefonis atau telegrafis.
Pada waktu ini komunikasi dengan handphone (telephone cellulair) dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Komunikasi dengan faksimili atau internet dapat dilakukan hampir disembarang tempat dan waktu. Jangkauan komunikasi di muka bumi boleh dikata tidak terbatas, kemajuan teknologi komunikasi telah memperpendek jarak dan mempersempit bumi.
Pada tahun 50-an saya mempunyai teman Tatang, Tatiek, dan Kirman (bukan nama sebenarnya), Tatang siswa SMA, Tatiek siswa SGB, dan Kirman siswa ST. Pada waktu itu Tatang dan Tatiek sedang berpacaran. Setelah Tatang lulus SMA pada tahun 1956, ia meneruskan kuliah di Melbourne Australia, kalau tidak salah tahun 1957 dalam rangka Colombo Plan ; Tatiek melanjutkan sekolah di SGA dan tetap di Indonesia ; Kirman menjadi pegawai lepas di suatu kantor Pos.
Keberangkatan Tatang keluar negeri dirayakan dengan sederhana disebuah rumah makan kecil yang menjual gado-gado dan lotek. Tatang dan Tatiek berjanji akan tetap saling berhubungan dan saling mencintai walaupun berjauhan.
Pada tahun pertama berada di Australia, Tatang setiap minggu selalu menulis surat ke Tatiek dan Tatiek pun selalu membalasnya dengan segera, kata-kata mesra selalu mereka gunakan. Setelah kira-kira satu setengah tahun Tatang berada di Australia, mulai-lah tidak setiap surat dibalas oleh Tatiek.
Mula-mula hal itu tidak dirisaukan oleh Tatang karena aktivitas studinya yang menyita waktu dan pikiran, sampai akhirnya ia merasa bahwa surat balasan dari Tatiek makin jarang dan nadanya pun mulai kurang mesra. Dan karena lama tidak ada surat dari Tatiek maka Tatang pun menjadi makin resah.
Ketika memasuki tahun ketiga, pada waktu kegiatan studi di Melbourne sudah mulai berkurang, Tatang memaksakan diri pulang ke Indonesia. Tidak seorangpun di Indonesia diberitahunya supaya kepulangannya menjadi kejutan.
Singkat cerita akhirnya pada suatu hari Tatang sampai di Jakarta (bandara Kemayoran waktu itu), ia terus kerumah orang tuanya di Bandung dan bermaksud esoknya ke rumah Tatiek yang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Pada waktu sarapan pagi di rumahnya, ia terkejut ketika diberitahu bahwa Tatiek sudah menikah. Tatang lebih-lebih lagi terkejut setelah tahu bahwa Tatiek dipersunting oleh Kirman kawannya yang telah menjadi pengantar surat ”si Tukang-pos”, tukang-pos yang setiap minggu mengantar surat-suratnya kerumah Tatiek.

Rupa-rupanya hubungan Kirman si Tukang-pos dengan Tatiek menjadi erat dan sampai di pelaminan, gara-gara mereka selalu bertemu sewaktu si Tukang-pos datang ke rumah Tatiek mengantar surat– surat cinta dari Australia.

Kini teknologi komunikasi telah banyak mengambil alih peran si Tukang-pos . . . . . . . . . .jadi terus berkomunikasilah dengan kekasih Anda walaupun berjauhan ! Jangan takut !

*
Teknologi informasi dan komunikasi membuka nilai waktu, memungkinkan banyak pekerjaan terselesaikan, multi-chanel, multi ini, dan multi itu (Li Ka Shing).

*

2 komentar:

  1. Wah wah kalau dulu kekasih dapat disrobot si "Tukang Pos" sekarang dapat disrobot oleh lawan chatting di internet.

    BalasHapus