Minggu, 22 April 2018

PERANG


Ngunandiko. 145



Perang
(Bagian ke-1)

Seperti diketahui Korea Utara telah cukup lama terisolasi dari pergaulan masyarakat dunia, utamanya akibat politik Amerika Serikat & Co. Guna melawan isolasi tersebut Korea Utara telah berusaha kuat mencari legitimasi dan penghormatan di panggung pergaulan masyarakat dunia a.l dengan membuat dan mengumpulkan persenjataan nuklir.


Pertikaian antara Amerika Serikat & Co dengan Korea Utara tersebut, pada awal abad ke-21 ini antara lain seperti tampak dari sejumlah sangsi PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) yang disponsori oleh Amerika Serikat, serta perang kata-kata dan caci maki antara presiden Donald Trump dan presiden Kim Jong-un.
Apakah pertengkaran antara Amerika Serikat dengan Korea Utara tersebut akan menjadi “Perang” yang sesungguhnya ? Kiranya tidak akan terjadi, karena perang akan beresiko digunakannya senjata nuklir yang dapat menghancurkan dunia secara keseluruhan “Menang jadi arang, kalah jadi abu”. Namun jika perang nuklir tetap terjadi, maka manusia harus dapat mempersiapkan tempat untuk mengungsi di ruang angkasa agar tidak musnah.
Sehubungan dengan hal itu, pada kesempatan ini “Ngunandiko” ingin secara singkat membahas dan merenungkan tentang “Perang”.

Mengenai pengertian perang itu sendiri, berbagai sumber  mengatakan hal yang beragam tentang perang itu, namun pada dasarnya adalah sbb :
  • Kita telah lama mengenal adanya istilah perang seperti : perang agama (misalnya : perang salib) : perang saudara (misalnya : perang civil di Amerika) ; perang suku (misalnya : perang antar suku di Papua) ; perang dunia (misalnya : perang dunia pertama) dan lain-lain. 
  • Sementara itu Wikipedia membagi perang dalam beberapa jenis  yang bersifat umum seperti : (1) Perang Dunia ; (2) Perang Ekonomi ; (3) Perang Politik ; (4) Perang Agama ; (5) Perang Nuklir, dan yang bersifat terbatas seperti : (1) Perang-saudara ; (2) Perang Suku ; (3) Perang Antar Negara ; (4) Perang Ekspansi.
  • Encyclopedia Britannica : War, in the popular sense, a conflict among political groups involving hostilities of considerable duration and magnitude, in the usage of social science, certain qualifications are added. Sociologists usually the apply term to such conflicts only if they are initiated and conducted in accordance with socially recognized forms. They treat war as an institution recognized in custom or in law. Military writers usually confine the term to hostilities in which the contending groups are sufficiently equal in power to render the outcome uncertain for a time. Armed conflicts of powerful states with isolated and powerless peoples are usually called pacifications, military expeditions, or explorations, with small states, they are called interventions or reprisals, and with internal groups, rebellions or insurrections. Such incidents, if the resistance is sufficiently strong or protracted, may achieve a magnitude that entities them the name “war”

“Ngunandiko” dalam membahas dan merenungkan tentang perang  ini akan mengikuti pendapat Tan Malaka, yaitu bahwa pengertian perang dapat dibagi dua berdasarkan pertentangan yang nyata. Sehingga pengertian perang satu dengan yang lain tidak saling tutup-menutupi, melainkan benar-benar berpisah-pisahkan sbb :

1. Pertama : Perang yang dilakukan oleh satu Negara Ceroboh terhadap Negara lain dengan maksud memeras dan menindas Negara lain itu.

2. Kedua : Perang yang disambut oleh satu Negara yang diserang untuk mengelakan diri dari serangan atau bagi membebaskan diri dari pemeras dan penindas Negara lain yang sudah berlaku.

Perang jenis-pertama itu,  dinamakan : “PERANG PENINDASAN” dan Perang jenis-kedua dinamakan : “PERANG KEMERDEKAAN”.

Perang jenis pertama antara lain adalah peperangan di jaman dahulu (jaman feudal), dimana NEGARA REBUT NEGARA, di benua Asia, Afrika dan Eropa, yang banyak kita kenal dalam cerita dan dongeng. Kebanyakan Perang Penindasan itu dilakukan di zaman kapitalisme kita sebut “PERANG IMPERIALISME”. Hasrat atau tujuan peperangan imperialisme pada dasarnya adalah:

a. menguasai sumber bahan mentah (minyak bumi, batubara, karet, kopi dll);

b. menguasai pasar (hasil industry Negara penjajah dll);

c. menguasai tempat untuk menanamkan modal-nya (pabrik-pabrik khususnya industry hilir, bank, asuransi dll).


Sudah barang tentu ada tujuan-tujuan lain dari peperangan tersebut, namun pada hakekatnya semuanya berpangkal pada ketiga tujuan tersebut diatas.  

Sedangkan perang jenis-kedua, yang kita namakan : “PERANG KEMERDEKAAN” dapat kita bedakan dalam :

a. peperangan, dimana rakyat suatu Negara melawan rakyat Negara lain yang hendak menjajahnya ;

b. peperangan, dimana rakyat suatu Negara melawan rakyat Negara itu sendiri (war between the people of same state or country). Perang ini juga disebut  “Perang Saudara” atau “Civil War” .


Untuk memperoleh gambaran, marilah kita melihat sejumlah perang yang pernah terjadi di muka bumi pada masa yang lalu sebagai contoh sbb :


1 . Perang Persia

Perang Persia (500 – 449 SM) ialah adu kekuatan negarakota-negarakota Yunani melawan kerajaan Persia (dianggapnya menindas negarakota tersebut).
Perang ini dimulai dengan pemberontakan kota-kota dipantai Asia-kecil yang didiami orang Yunani terhadap Darius I (raja Persia). Meskipun dibantu oleh Athena dan Eretria, Darius berhasil memadamkan pemberontakan (494 SM). Darius kemudian hendak menghukum Athena, Eretria dan menganeksasi seluruh Yunani. Ekspedisi yang pertama (492 SM) berakhir, ketika sebuah badai menghancurkan armada Persia. Ekspedisi yang kedua (490 SM) setelah menghancurkan Eretria menuju Athena, tetapi dihancurkan dekat Marathon oleh pasukan-pasukan Athena yang lebih kecil jumlahnya (dibantu orang Plataca) dibawah pimpinan yang gemilang Miltiades. Pasukan-pasukan Sparta yang dikirim membantu, tiba terlambat di medan pertempuran. Darius merencanakan ekspedisi yang lebih kuat, tetapi meninggal sebelum dapat melaksanakannya. Putranya Xerxes I memimpin ekspedisi itu (480 SM). Tentaranya yang besar itu tertahan di Thermopylae oleh suatu pasukan kecil yang dipimpin Leonidas dari Sparta yang gugur bersama dengan prajurit-prajuritnya. Themistocles tidak bermaksud mempertahankan kota itu, melainkan menghacurkan armada Persia dekat Salamis. Xerxes kembali ke Persia ; di Yunani ditinggalkan sebuah tentara dibawah pimpinan Mardonius yang dianjurkan orang Yunani dibawah pimpinan Pausanias dari Sparta dan orang Athena dibawah Aristides, dekat Plataca (479 SM).
Armada Athena mencapai kemenangan juga di Mycale. Perang berlangsung beberapa tahun berturut-turut, tetapi akibatnya kota-kota Yunani bebas, sehingga mulailah masa keemasan negeri itu.


2. Perang Diponegoro (Perang Jawa)

Pangeran Diponegoro (1785 – 1855), nama kecilnya Ontowiryo adalah  cucu Sultan Hamengku Buwono II (Sultan Sepuh).  Sultan Hamengku Buwono II  dibuang oleh Belanda ke Sri Langka, karena dianggap menentang Belanda. Diponegoro adalah Pemimpin/Panglima Tertinggi/Pahlawan dari Perang Diponegoro (1825 – 1830). Perang Diponegoro itu oleh penulis-penulis Belanda disebut juga sebagai Perang Jawa (Java Oorlog).
Seperti diketahui seorang Pemimpin adalah timbul ditengah-tengah meningkatnya lelaliman, penjajahan, dan gejolak pemberontakan rakyat untuk menegakkan kembali keadilan, kedaulatan tanah air, serta keluhuran bangsa dan agama. Diponegoro, sebagai putra raja tertarik kepada hidup keagamaan dan berdiri dipihak rakyat banyak. Sebagai Pangeran, Diponegoro gigih menjaga dan mempertahankan keluhuran keraton, enggan mengikuti atau menuruti perintah-perintah yang bersumber kepada penguasa Belanda yang sifatnya merongrong tatatertib adat keraton dan merendahkan kedudukan raja yang berdaulat. Namun politik pecah belah penjajah asing (Belanda) menyebabkan Pangeran Diponegoro lebih suka berada ditempat kediamannya di Tegalrejo diluar ibukota Yogyakarta daripada memperlihatkan diri dalam lingkungan kraton. Sikap menentang Pangeran Diponegoro terhadap penjajah itu diketahui benar oleh  Belanda yang dengan segala jalan berusaha untuk menyisihkan bangsawan tinggi ini dari dikalangan kraton dan rakyat.
Awal Perang-Diponegoro ini terjadi pada waktu Sultan Hamengku Buwono V yang baru berusia dua tahun naik tahta (1822). Untuk mendampingi Sultan itu dibentuk suatu Dewan Mangkubumi (Pangeran Diponegoro ditunjuk sebagai salah seorang anggotanya), sedangkan pemerintahan sehari-hari dilakukan oleh Patih Danurejo bersama Residen Belanda. Cara pembentukan perwalian ini tidak disetujui oleh Pangeran Diponegoro yang oleh karenanya beliau menarik diri dan tetap tinggal di Tegalrejo, serta tidak bersedia dipanggil di kekota.

Pasukan Belanda

Dalam perkembangan selanjutnya Pangeran Diponegoro mengetahui bahwa pihak penjajah Belanda berusaha untuk menangkapnya. Pada suatu ketika dalam 1825 hendak dibangun jalan yang melintasi tanah Tegalrejo. Pancang-pancang dipasang tanpa perundingan dan persetujuan Pangeran Diponegoro lebih dahulu. Tiap kali pancang-pancang dipasang, kali itu pula Pangeran Diponegoro memerintahkan mencabutinya. Maka Pangeran Mangkubumi, pamanda Pangeran Diponegoro, disuruh oleh Residen untuk menemui dan memanggil Pangeran Diponegoro. Pada waktu pertemuan kedua bangsawan tersebut sedang berlangsung di Tegalrejo, dengan tidak terduga-duga terdengar dentuman meriam yang dibalas tembakan-tembakan rakyat penjaga Tegalrejo.
Dengan peristiwa provokasi itu meletuslah Perang Diponegoro (20 Juli 1825). Kedua bangsawan tersebut meninggalkan Tegalrejo (yang kemudian dibakar habis oleh pasukan Belanda), menuju Selarong yang dijadikan markas besar peperangan. Kabar perang cepat tersiar, rakyat dimana-mana bangkit mengikuti perlawanan Diponegoro. Medan perang meluas keseluruh daerah Bagelen, Kedu, Banyumas, Pekalongan, merembet ke daerah semarang, Rembang, Blora, Rajegwesi (Bojonegoro), Madiun dll.
Banyak kaum bangsawan Yogyakarta, bupati-bupati, ulama-ulama, pemuka-pemuka rakyat ikut berperang dipihak Diponegro. Ledakan perang ini sangat mengejutkan Belanda. Jenedral H.M De Kock ditugaskan memimpin pihak Belanda menghadapi Diponegoro.
Jenderal van Geen dengan pasukan-pasukannya yang bertugas di Sulawesi didatangkan untuk membantu, bahkan bantuan dari Nederland pun diperlukan. Namun kekerasan dan kekuatan senjata tidak mampu menundukkan Diponegoro. Siasat sikap manis, berunding dengan janji muluk-muluk (Hadiah wang, gelar, pangkat) dijalankan oleh Belanda. Perantara/mata-mata orang China, Arab, ulama/ulama tawanan sanak keluarga Diponegoro dan Mangkubumi, bangsawan-bangsawan Jawa yang berdiri dipihak Belanda dikerahkan untuk melunakkan pemimpin-pemimpin dipihak Diponegoro.
Dari segi milier Jenderal De Kock mencetuskan siasat perbentengan (bentengstelsel) . Ditiap daerah yang direbut, didirikan benteng dengan penjagaan tentara yang kuat dan persenjataan yang cukup ; dengan demikian mempersempit dan mempersulit lapang gerak Diponegoro. Meskipun biaya yang dikeluarkan untuk itu sangat besar, lambat laun hasilnya terlihat juga. Akhir tahun 1828 dan 1829 merupakan tahun surut bagi pihak Diponegoro.
Dengan tipu muslihat dan perundingan, Kiayi Mojo dapat ditawan di Klaten (Nopember 1828). Isteri dan tiga orang putera Pangeran Mangkubumi menyerah pada Belanda (Juli 1829). Pangeran Mangkubumi sendiri yang karena usia lanjut tidak kuat terus mengikuti gerak gerilya Pangeran Diponegoro kembali ke Yogya (September 1829). Panglima muda Ali Basah Sentot Prawirodirjo akhirnya menuruti bujukan Belanda dan memasuki Yogya dengan disambut secara kebesaran oleh Jenderal De Kock sendiri (24 Oktober 1829).
Pukulan-pukulan hebat ini tidak mematahkan semangat Pangeran Diponegoro, tetapi mengingat keadaan, Pangeran Diponegoro tidak lagi tegas menolak perundingan atas dasar sama derajat dengan pihak Belanda. Hubungan pertama dengan Kolonel Cleerens berlangsung disebuah desa didaerah Begelen, tempat markas Pangeran Diponegoro (16 Pebruari 1830). Pangeran Diponegoro percaya akan janji-janji manis dan jiwa ksatria Cleerens, akhirnya dapat dibujuk untuk berpindah ke Menoreh, mendekati Magelang tempat markas Jenderal De Kock. Pada 21 Pebruari 1830 Pangeran Diponegoro dengan para pengikutnya dan diiringi Kolonel Cleerens tiba di Menoreh dengan sambutan rakyat yang meriah. Waktu itu bulan puasa. Pangeran Diponegoro dibiarkan bebas, tidak diganggu, malahan disanjung sanjung dengan pemberian hadiah-hadiah berupa uang, beberapa ekor kuda tunggangan yang bagus, bahan pakaian laken untuk para pengikut, sedang persediaan makanan tidak kurang-kurang.
Hari Lebaran dirayakan dengan meriah. Esok harinya (28 Maret 1830) Pangeran Diponegoro dengan pengikut-pengikutnya memasuki Magelang untuk mengadakan kunjungan kehormatan/persahabatan dengan Jenderal De Kock. Pangeran diterima dengan segala kehormatan dalam kamar kerja Jenderal. Pertemuan berlangsung singkat. Jenderal De Kock memaksa perundingan dan mendesak Pangeran Diponegoro untuk mengemukakan syarat-syarat yang diinginkan untuk menghentikan perang. Diponegoro menghendaki Negara merdeka dan pimpinan mengatur agama Islam di pulau Jawa. Jenderal De Kock menolaknya, tidak mengijinkan Diponegoro meninggalkan ruangan dan menangkapnya. Ternyata Belanda telah menyiapkan penyergapannya dengan rapi dan teliti. Jaminan kekebalan dan janji-janji manis lain Kolonel Cleerens (yang tidak ikut hadir) dikhianati. Dengan cepat Pangeran Diponegoro dibawa keluar, dinaikkan kereta yang sudah tersedia menuju benteng di Ungaran dengan pengawalan keras (28 Maret 1830). Dari Ungaran dibawa ke Semarang dan kemudian dengan kapal ke Jakarta, 8 April 1830 sampai di Jakarta dan ditawan di STADHUIS.
Pada 3 Mei 1830 diberangkatkan dengan kapal POLLUX ke Menado (dicapai 12 Juni 1830) dan ditawan dalam benteng Amsterdam, 1834 dipindahkan ke benteng Rotterdam di Makassar, tempat Pangeran Diponegoro wafat pada 8 Januari 1855. Jenasah dimakamkan dikampung Melayu, kota Makasar. Isteri dan putra-putra yang ditinggalkan memutuskan untuk tetap tinggal di Makasar (dengan tidak sengaja sesuai dengan niat Belanda untuk melarang mereka kembali ke tanah Jawa, karena dikuatirkan kalau-kalau semangat Diponegoro yang temurun dari bapak ke anak akan berkobar kembali).


3. Perang Candu (1839 – 1842)

Perang Candu adalah perang antara China dan Inggris. Inggris telah lama menghendaki agar China membuka pelabuhan-pelabuhannya buat perdagangan luar negeri. Untuk itu, Inggris menjalankan siasat “candu”. Sejak tahun 1800-an diselundupkan candu masuk ke China.
Perdagangan gelap obat bius (candu) menjadi merajalela. Inggris untung besar, tetapi rakyat China menjadi korban. Maka atas perintah kaisar (Kaisar Dauguang),  candu milik Inggris di Kanton (Guangzhou) yang berjumlah ribuan peti dan berharga puluhan juta dollar, dihancurkan (1839).
Hal itu dipergunakan oleh Inggris untuk menyatakan perang terhadap China. Dan China kalah, terpaksa menanda tangani  perjanjian Nanjing (suatu unequal-treaty) pada tahun 1842. China membuka pelabuhan-pelabuhan  Guangzhou (Kanton), Shanghai, Amoy, Fuzhou (Foochow), dan Ningbo untuk perdagangan dengan Inggris & Co ; serta menyerahkan Hongkong dan pulau-pulau kecil disekitarnya kepada Inggris.


4. Perang Salib.

Perang Salib perang antara penganut agama Kristen dan Islam 1096 – 1291 memperebutkan Yerusalem (Palestina). Perang Salib berlangsung lk dua abad, walaupun tidak secara terus menerus, bahkan sebaliknya, sebagian besar waktu adalah masa damai, orang Kristen dan Islam hidup berdampingan.
Jauh sebelum jaman Islam, Yerusalem sudah merupakan tempat kaum Kristen, orang Kristen dari mana-mana datang berziarah ditempat-tempat suci mereka di Yeruzalem. Waktu Palestina berada dibawah pemerintahan kalifah-kalifah Islam perjalanan Jemaah Kristen itu tidak menemui gangguan ; mereka bebas menunaikan ajaran agamanya.
Keadaan itu berbah ketika suku Turki-Seljuk Islam berkuasa (Pertengahan Abad kesebelas). Sikap mereka keras memusuhi agama Kristen ; Jemaah Kristen merasa diperlakukan tidak baik. Lain daripada itu daerah-daerah Byzantium (Romawi Timur) banyak menderita rongrongan orang Seljuk, bahkan ibukotanya , Konstantinopel terancam.
Maka Kaisar Alexius Comnemus minta bantuan dan mengajak Paus Urbanus ke-11 bersama-sama merebut Palestina dari tangan kaum Seljuk. Paus menyambut baik permintaan tersebut. Dalam pidatonya yang berapi-api di Clermont (Perancis Selatan) Bapak Suci (Paus) mengobar-ngobarkan semangat umat Kristen untuk bangkit merebut tanah suci dari orang-orang bukan-Kristen (26 Nopember 1095). Hasil panggilan itu hebat sekali. Tidak kurang dari 150.000 orang dari segala lapisan pada musim semi tahun berikutnya (1096) berkumpul di Konstantinopel (Istambul). Mereka masing-masing mengenakan tanda salib merah pada pakaiannya (dari itu peperangan disebut Perang Salib). Perang Salib yang pertama mulai. Mereka berangkat melalui Asia Kecil menuju Palestina. Berturut-turut ditaklukkan Edessa, Tarsus, Antiokia, dan Aleppo (1098).
Setelah kota Yerusalem yang dipertahankan oleh lk 1.000 prajurit garnisun Mesir dikepung selama sebulan, kota diserbu (15 Juli 1099). Pembunuhan besar-besaran terjadi. Berhasillah tujuan Perang Salib pertama. Pemimpin mereka Godfried dari Bouilon diangkat sebagai raja Palestina. Didirikan kerajaan-kerajaan kecil Kristen di Suriah-Palestina, antara lain Edessa, Antiokia, dan Tripoli. Tetapi kerajaan-kerajaan itu tidak hidup lama.
Setengah abad kemudian Edessa dkuasai pihak Islam kembali (lk 1150). Karenanya Perang Salib II dilancarkan, tetapi tentara Salib menderita kekalahan hingga tidak menghasilkan apa-apa. Kedudukan kerajaan-kerajaan Kristen bertambah sulit setelah SALADDIN bertahta sebagai Sultan di Mesir. Sultan Saladdin bertekat mengembalikan kedaulatan Islam atas daerah-daerah yang hilang dalam Perang Salib I . Mula-mula Tibertas ditaklukkan (1 Juni 1187), disusul dengan kota Hittin yang berdekatan. Yerusalem mendapat gilirannya dan menyerah (2 Oktober 1187) . Hampir seluruh tentara Perancis yang berjumlah 20.000 orang tertawan. Saladdin memperlakukan pemimpin-pemimpin tawanan itu sepadan dengan amal perbuatannya masing-masing. Guy de Lusignan, raja Yerusalem, yang menyerahkan diri, diterimanya dengan hormat.
Sebaliknya terhadap Reginald de Chatillon sebagai komandan pasukan ia beberapakali menyerang dan merampok kafilah-kafilah dan tindakan-tindakan lain yang melanggar perjanjian ; ia dibunuh dimuka umum. Sesuai dengan tata perang waktu itu. Saladdin menuntut upeti uang mas untuk menebus diri para tawanan, tetapi beliau tahu bahwa banyak diantara mereka tidak akan mampu membayarnya. Maka puluhan ribu orang tawanan perang dilepaskan.
Jatuhnya Yeruzalem menggemparkan, tetapi juga mempersatukan raja-raja di Eropa Barat yang paling berkuasa. Kaisar Jerman Frederick Barbarossa, Raja Inggris Richard Lion Heart (Richard ber-Hati-Singa) dan Raja Perancis Philip Augustus bersepakat melancarkan Perang Salib III (1189 – 1192), masing-masing memimpin tentaranya sendiri. Jumlah tentara mereka melampaui yang lampau, tetapi hasilnya tidak memadai juga.
Kaisar Jerman jalan darat : Kaisar Jerman itu meninggal di Antiokia, Cilisia ; tentaranya kebanyakan pulang kembali. Raja Richard dalam perjalanannya menalukkan Cyprus, sementara itu orang-orang Kristen ditanah suci membentuk pasukan dibawah pimpinan Guy de Lusignan, raja Yerusalem ini tertawan dalam Perang Salib II dan bersumpah kepada Sultan Saladdin tidak akan mengangkat senjata lagi.
Diperkuat dengan sisa-sisa tentara Jerman dan Inggris mereka mengepung kota Accon. Esok harinya Saladdin sudah datang siap menghadapi musuh. Ditengah-tengah berkecamuknya pertempuran datanglah Raja Inggris Richard Lion Heart dengan armadanya. Suatu tambahan senjata yang tidak dimiliki oleh Saladdin.
Konon waktu itu Saladdin dan Richard bertukaran tanda mata, meskipun mereka belum pernah bertemu. Kota Accon dikepung selama dua tahun dari darat dan laut (27 Agustus 1189 – 12 Juli 1191). Akhirnya Accon menyerah.
Raja Richard menuntut upeti 200.000 uang emas. Ternyata setelah sebulan  tuntutan tersebut tidak dipenuhi, dan Raja Richard memerintahkan membunuh 27.000 orang tawanannya. Accon kemudian dijadikan markas besar Kristen.
Perundingan perdamaian Kristen – Islam berlangsung berlarut-larut. Akhirnya tercapailah perjanjian perdamaian.  Ditetapkan antara lain : daerah-daerah pesisir dikuasai pihak Kristen/pihak Barat dan daerah pedalaman menjadi milik Islam (2 Nopember 1192). Sultan Saladdin tidak lama mengalami masa perdamaian tersebut . 19 Pebruari 1193 beliau wafat pada usia 55 tahun.
Perang Salib IV dilakukan atas anjuran Paus Innocentius III, bersekutu dengan kota Venetia dan bekas kaisar Yunani (lk 1200). Mereka lebih banyak berurusan dengan kerajaan Romawi daripada memerangi orang Islam.
Perang Salib V (1228 -1229) dipimpin oleh Kaisar Jerman, Frederik II, cucu Barbarosa. Kali ini juga tidak berhasil merubah kedudukan tanah suci ; hanya didapat kekeluasaan bagi Jemaah Kristen berziarah ke Yerusalem seperti dahulu.
Perang Salib VI dilancarkan oleh Raja Perancis Louis atau Lodewijk IX. Dia berhasil merebut kota Dimyat di Mesir (1249) dan meneruskan serangannya kearah Kairo. Dalam perjalanannya ini banyak ditemui rintangan (rawa-rawa, air banjir sungai Nil, penyakit menular dll), hingga seluruh tentaranya terpukul mundur. Raja Louis dan kaum bangsawan lainnya tertawan. Setahun kemudian mereka dibebaskan setelah membayar upeti dan memperbaiki kota Dimyat.
Sementara itu bangsa Turki-Mameluk telah merebut tahta sultan Mesir. Wangsa Mameluk memerintah dua setengah abad lamanya (1250 – 1517). Kerajaannya meliputi Mesir dan daerah pantai Asia Barat. Sultan Mameluk terbesar adalah Sultan Baybars.

Pasukan Kristen

Dalam masa pemerintahan Baybars ini raja Perancis Lodewijk IX untuk kedua kali melancarkan Perang ( Perang Salib VII) dengan tujuan kota Tunis. Disana raja  Lodewijk IX ketularan penyakit yang berjangkit dalam tentaranya hingga mengakibatkan wafat (1270).
Dalam pada itu Baybars sebelumnya sudah melakukan serangan terhadap kedudukan orang Barat cq.Kristen. Kota-kota Kerak, Jaffa, Antioka direbut (1263). Dibawah pengganti Baybars kota-kota Tyrus, Sidon, Beirut, Antartus ditaklukkan. Tidak terkecuali Accon, markas besar kaum Kristen (1291). Berakhirlah Perang Salib yang menggelombang selama dua abad.
Tujuannya semula merebut kembali Yerusalem (Palestina) dari tangan Islam tidak tercapai, malahan kedudukkan Barat cq.Kristen di Suriah (Palestina) hilang. Keuntungan didapat dalam bidang lain. Disebabkan oleh rentetan perang itu, maka Barat mengenal dan kemudian memanfaatkan peradaban, kemajuan, dan kebudayaan bangsa-bangsa Timur yang lebih tinggi dari milik mereka sendiri waktu itu. Unsur-unsur dari Timur ditanam dan menyebar di Barat. Lain daripada itu hubungan dagang Asia-Eropah menjadi hidup dan berkembang (bersambung).

*
Life on Earth is at the ever-increasing risk of being wiped out by a disaster, such as sudden global nuclear war, a genetically engineered virus or other dangers we have not yet thought (Stephen Hawking).
Read more at: https://www.brainyquote.com/topics/war
*

Sabtu, 23 Desember 2017

Mutiara (Dr. Sun Yat Sen)

Ngunandiko.141






Mutiara
(Dr. Sun Yat Sen)


Ngunandiko dengan judul  " Mutiara Dr. Sun Yat Sen)"  ini berisikan beberapa "quotation" dari  salah satu tokoh terkemuka China  Sun Yat Sen (1866 - 1925). Sun Yat Sen adalah seorang dokter, penulis, filsuf, ahli kaligrafi, dan tokoh revolusioner. Disamping itu Sun Yat Sen  adalah presiden pertama dan pendiri Negara Republik China. 


Patung Sun Yat Sen di Nanjin.


Dapat dikemukakan pula bahwa warisan utama Sun Yat Sen” dalam pengembangan filsafat politik  adalah  yang dikenal sebagai "Tiga Prinsip Rakyat" :  


  •         nasionalisme  ;  
  •         kemerdekaan dari dominasi imperialis ; dan         
  •         demokrasi. 

Quotation ini diambil secara acak dari berbagai sumber untuk menggambarkan pandangan-pandangan Sun Yat Sen tentang berbagai masalah filsafat, politik, social,  serta hal-hal lain  agar  kita dapat mengingat dan merenungkannya kembali. Quotation-quotation tersebut antara lain adalah sbb:


  • Menjadikan rakyat mengerti adalah sukar. Namun jika rakyat telah mengerti, maka mereka akan mudah melakukan sesuatu yang kita kehendaki (Sun Yat Sen).









  • When only a minority consisting of capitalists can enjoy the good life, while the majority of workers must endure hardship, they will naturally not be able to live together in peace and harmony. (Sun Yat-Sen).
  • Dalam pembangunan sebuah negara, bukan para pekerja praktis, namun para  idealis dan perencana yang sulit ditemukan (Sun Yat-Sen)

Demikianlah beberapa kata mutiara (quotation) dari salah satu tokoh terkemuka China, seorang yang telah mendirikan Negara Republik China, yang hidup lebih dari satu setengah abad yang lalu. Semoga bermanfaat.

*
Dr. Sun Yat Sen adalah pemimpin dan pemikir China yang pikiran-pikirannya banyak mempengaruhi para pemimpin perintis kemerdekaan Indonesia termasuk Bung Karno. (Pranata Ssp, seorang wartawan senior)
*


Kamis, 16 November 2017

Orang-hitam Amerika

Ngunandiko.139





Orang-hitam Amerika
(Black Americans)
Bagian. 4. Penutup


Pada tahun 1940 setidaknya ada sedikit perubahan dalam sikap rasial di Amerika Serikat. Persaingan  antara demokrasi dan fasisme di seluruh dunia, dan usaha demokrasi untuk membuktikan keberadan dirinya, telah membantu terjadinya perubahan dalam sikap rasial itu. Upaya orang kulit hitam sendiri juga membantu. Tapi semua ini hanyalah sebuah langkah di jalan panjang menuju kesetaraan penuh dalam hak-hak sipil.


Selama Perang Dunia II, lebih dari 1.000.000 pria dan wanita kulit hitam bertugas di angkatan bersenjata Amerika Serikat. Mereka diizinkan untuk bergabung dalam cabang layanan yang semula telah ditutup bagi orang kulit hitam.

Ketika Perang Dunia II pecah, menjadi jelas bahwa untuk memperoleh kemenangan mengharuskan adanya upaya terpadu semua orang Amerika, putih maupun hitam. Presiden Franklin D. Roosevelt berusaha  meniadakan keluhan orang kulit hitam Amerika. Pada tahun 1941, Presiden mengeluarkan “Perintah Eksekutif 8802 (Executive Order 8802)”. Perintah itu melarang diskriminasi rasial dalam mempekerjakan pekerja (employment of workers) di industri pertahanan dan pemerintahan, diskriminasi  warna kulit atau asal-usul dihapuskan. Ketika di Utara dan di Barat, banyak orang kulit hitam pindah ke kota-kota  untuk bekerja di industri pertahanan, mereka sering mengalami kekerasan. Kerusuhan-kerusuhan  karena masalah perumahan  dan bentrokan rasial sering terjadi. Kerusuhan terburuk terjadi di Detroit pada bulan Juni 1943, dan membawa kematian 25 orang kulit hitam dan 9 orang kulit putih.

Selama Perang Dunia II, lebih dari 1.000.000 pria dan wanita kulit hitam bertugas di angkatan bersenjata Amerika Serikat. Mereka diizinkan  bergabung dalam cabang-cabang layanan yang semula telah tertutup bagi orang kulit hitam,  selain itu   mereka juga mendapat promosi.
Unit tempur utama orang hitam adalah Divisi ke-93, divisi ini banyak bertempur di pertempuran-pertempuran di Pasifik. Disamping itu ada skuadron pilot orang hitam.


Kolonel (kemudian Letnan Jenderal) Benjamin O. Davis. Jr memenangkan “Distinguished Flying Cross”. Benjamin O. Davis. Jr  adalah putra jenderal kulit hitam pertama di Angkatan Darat Amerika Serikat, Benjamin O. Davis Sr. Benjamin O. Davis. Jr telah menembak jatuh  dua pesawat Jepang saat menyerang Pearl Harbor. Seorang kulit hitam, Doric Miller, memenangkan Salib Angkatan Laut (the Navy Cross). Dan ada 4 (empat) orang kulit hitam menjadi kapten suatu kapal dagang.

Namun pemisahan (segregation) masih tetap menjadi aturan dalam angkatan bersenjata, pemisahan ini menurunkan semangat tentara kulit hitam. Pada tahun 1944, Departemen Perang memerintahkan untuk mengakhiri pemisahan itu dalam hal rekreasi dan transportasi di kamp-kamp militer. Perintah ini membangkitkan protes keras di Selatan, sehingga tidak sepenuhnya diterapkan. Terasa bahwa saat perubahan bagi orang kulit hitam masih menanti berakhirnya perang.
Pada bulan Agustus 1945, Perang Dunia II berakhir. Orang-orang  kulit hitam dan putih Amerika Serikat membayangkan  kedamaian dan  masa depan ekonomi yang cerah. Dengan berakhirnya perang, semakin banyak orang kulit hitam migrasi ke kota-kota untuk mencari peluang kerja yang lebih baik. Hal itu berakibat meningkatnya insiden anti orang hitam dan juga ketegangan sosial. Ketegangan rasial seperti itu mengejutkan bangsa Amerika. Masyarakat di Louisiana, Georgia, South Carolina, dan Tennessee berusaha mengatur kembali hubungan ras baru yang lebih baik, namun hal itu menimbulkan keresahan di kota-kota.

Presiden Harry S. Truman berseru agar kekerasan rasial dihentikan, dan kesetaraan dijamin. Untuk itu Truman  membentuk Komite Hak Sipil  (the President’s Committee on Civil Rights). Komite itu terdiri dari orang-orang kulit hitam dan kulit putih, dan merekomendasikan cara melindungi hak-hak sipil. Pada tahun 1947 komite itu telah menghasilkan sebuah laporan berjudul "Mengamankan Hak-Hak Sipil (To Secure These Rights)”. Dokumen (laporan) tersebut merekomendasikan pembentukan sebuah komisi tetap untuk hak-hak sipil dan lapangan kerja yang adil. Dokumen (laporan) tersebut  juga merekomendasikan :
  • undang-undang anti lynching (lynching adalah penganiayaan, penggantungan, penembakan atau penikaman oleh massa). Dahulu, pelaku kejahatan-kejahatan seperti ini (lynching) tidak dihukum. Ribuan warga kulit hitam Amerika tewas akibat lynching dari tahun 1880-an sampai 1960-an ;
  • undang-undang pajak pemungutan suara (property taxes imposed as a voting requirement) ;  dan
  • undang-undang hak-hak sipil dengan prosedur penegakan hukum-nya.

Tahun berikutnya (1948), Presiden Truman mengajukan program itu ke Kongres.  Sementara itu, W.E.B. DuBoiis dari National Association for the Advancement of Colored People (NAACP) mengajukan petisi ke PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Petisi tersebut terutama berkaitan dengan :
  • perbudakan ;
  • diskriminasi ; 
  • pemisahan (segregation) orang kulit hitam dengan kulit putih ; dan
  • penolakan efek negatif  dari hak sipil  bagi orang kulit hitam.
Petisi  tersebut telah membawa masalah orang kulit hitam menjadi perhatian dunia international, dan  mempengaruhi pendapat umum.

Presiden Truman juga membentuk komite lain untuk mempelajari masalah diskriminasi di perguruan tinggi dan di universitas. Komite ini merekomendasikan untuk mengakhiri diskriminasi dan menghapus kesempatan pendidikan yang tidak setara dalam pendidikan tinggi. Dan sebuah komite ketiga dibentuk untuk memeriksa kemungkinan integrasi angkatan bersenjata. Laporan komite ketiga ini  "Freedom to Serve" mengajukan sebuah rencana integrasi penuh angkatan bersenjata (armed forces). Usul integrasi itu kemudian melebar  ke integrasi di perumahan  dan pendidikan. Pada tahun 1948, Mahkamah Agung Amerika Serikat melarang adanya pembatasan  perumahan bagi orang kulit hitam. Keputusan Mahkamah Agung tahun 1954 di Brown (Brown v. Board of Education of Tupeka, Kansas) itu berpengaruh bagi orang kulit hitam maupun kulit putih. Hal itu berarti kebijakan pemberian pendidikan "terpisah tapi setara (separate but equal)" tidak lagi berarti.

Setahun kemudian ada usaha memisahkan sekolah-sekolah, tetapi pengadilan memerintahkan otoritas sekolah umum untuk mematuhi keputusan " terpisah tapi setara " itu. Namun diskriminasi dalam pendidikan tetap menjadi masalah. Pada tahun 1957 pasukan federal dikirim ke Little Rock, Arkansas, untuk melindungi sembilan siswa kulit hitam yang sedang berusaha untuk mendaftar di Central High School.

Di tahun-tahun setelah perang, lapangan pekerjaan bagi orang kulit hitam terus meningkat. Pekerja kulit hitam dihimbau bergabung dalam sebuah federasi buruh, Kongres Organisasi Industri (Congress Of Industrial Organizations). Pada tahun 1955, Congress of Industrial Organizations  (CIO) bergabung dalam American Federation of Labor (AFL). Dua pria kulit hitam. A. Philip Randolph dan Willard Townsend, menjadi wakil presiden organisasi baru tersebut.

Jesse Owrns
Orang hitam juga memperoleh sejumlah kemajuan di bidang lain. Beberapa orang aktor dan aktris yang telah aktif  di tahun 1930-an memperoleh pekerjaan di Broadway dan Hollywood. Para penari, musisi, olah-ragawan, dan seniman orang hitam yang luar biasa, mulai dikenal oleh masyarakat. Pada pertengahan 1950-an banyak orang kulit hitam berkontribusi terhadap sains dan menerima pengakuan atas pekerjaan mereka. Umumnya perhatiannya pada sejarah orang kulit hitam Amerika. Orang kulit hitam menulis sejarah mereka sendiri, karena  sedikit sejarah orang kulit hitam yang masuk dalam buku sejarah tradisional. W. E. B. DuBois adalah sarjana paling berpengaruh saat itu.

Penulis hitam menghasilkan karya-karya yang menyajikan dan menafsirkan masalah dan pengalaman orang kulit hitam. Sebuah gerakan protes, pada tahun 1960-an, telah menghasilkan sejumlah penulis yang menulis protes (protest writer). Karya protest writers itu mencerminkan 3 (tiga) thema utama orang hitam sbb :
  • pembebasan (liberation) ;
  • penentuan nasib sendiri (self determination) ; dan
  • pembangunan citra positip orang hitam (a positive self-image for black).

Disamping adanya perbaikan, di tahun-tahun pascaperang banyak masalah orang kulit hitam yang berlanjut. Pada tahun 1960-an, kepercayaan baru terhadap hak-hak sipil muncul kembali. Seiring dengan  itu muncul pula pemimpin-pemimpin baru, yang  memimpin dan memperjuangkan hak-hak sipil orang hitam  seperti : Stokely Carmichael ; H. Rap Brown ; dan Malcom X  

Malcolm X (1925–1965) was an minister and human rights activist. To his admirers he was a courageous advocate for the rights of blacks, a man who indicted white America in the harshest terms for its crimes against black Americans; detractors accused him of preaching racism and violence. He has been called one of the greatest and most influential African Americans in history (Wikipedia). 


Salah satu pemimpin baru yang paling terkenal adalah Pendeta Martin Luther King. Jr ; Pendeta Martin Luther King, Jr. Ph.D (1929 – 1968) adalah penerima hadiah Nobel adalah anak pendeta Baptis dan aktivis HAM warga Afrika-Amerika dari Montgomery, Alabama. Pada tahun 1955, “King” telah terkenal secara  nasional. King memimpin pemboikotan bus kota, setelah Rosa Parks (seorang wanita kulit hitam) ditangkap karena menolak memberi tempat duduk di bus kepada seorang pria kulit putih. Boikot itu berlangsung selama 381 hari dan mengilhami orang kulit hitam kota-kota selatan lainnya. Akhirnya, pada bulan November 1956, Mahkamah Agung A.S melarang pemisahan (segregation) di transportasi umum.


Pada tahun 1957, dibentuk the Southern Christian Leadership Conference on Transportation and Nonviolent Integration), yang kemudian dikenal sebagai Southern Christian Leadership Conference (SCLC). King adalah pemimpinnya.

Orang hitam segera menyadari perlunya sebuah organisasi yang   dapat mengkoordinasikan kegiatan integrasi. Pada tahun 1957, dibentuk Konferensi Kepemimpinan Kristen Selatan tentang Transportasi  dan Integrasi Non-Kekerasan (the Southern Christian Leadership Conference on Transportation and Nonviolent Integration), yang kemudian dikenal sebagai Southern Christian Leadership Conference (SCLC). King adalah pemimpinnya. Kaum muda memimpin perjuangan untuk kesetaraan (equality).

Pada tahun 1960, ada empat siswa kulit hitam dari North Carolina Agricultural and Technical College, di Greensboro, duduk di counter makan siang orang putih di sebuah toko lokal. Siswa-siswa kulit hitam itu duduk selama satu jam tanpa dilayani, karena  menolak pindah, dan kemudian counter-nya ditutup lebih awal. Duduk di tempat yang diperuntukkan bagi orang kulit putih seperti itu dikenal sebagai “sit-in”. Melakukan “sit-in” seperti itu, segera menyebar sebagai bentuk demonstrasi di kota-kota Selatan.

SCLC membantu mengorganisir SNCC (the Student Nonviolent Co-ordinating Committee). Anggota-anggota SNCC terlibat dalam aksi-aksi di komunitas kulit hitam, seperti membantu:
  • pendaftaran pemilih (voter registration);
  • memimpin demonstrasi ;
  • mengadakan pendidikan dan latihan tentang teknik demonstrasi tanpa kekerasan ; dan
  • membagikan makanan dan pakaian kepada yang membutuhkan dll.
Beberapa anggota SNCC yang terkenal adalah Marion Barry, Julian Bond, John Lewis, dan James Forman.


Pada tahun 1942, James Farmer mendirikan CORE (the Congress of Racial Equality). CORE  membantu pemuda-pemuda melakukan protes. Pada tahun 1961, CORE mengorganisir demonstrasi  yang disebut “wahana kebebasan (freedom rides)”. Freedom rides ini memaksa penggabungan bus antarnegara (bus khusus utk orang hitam ditiadakan), dan penggabungan ruang tunggu. Beberapa kali para pemuda itu dipukuli atau bus-bus dirusak oleh orang kulit putih yang marah.   Peranan “Wahana kebebasan (Freedom  rides)” tersebut terbukti perlu untuk menjamin persamaan hak yang telah diberikan oleh pengadilan.

King ambil bagian dalam banyak demonstrasi, dasar tindakannya adalah antikekerasan (nonviolence). Pada tahun 1963, King mulai menggunakan bentuk protes yang disebutnya sebagai pembangkangan sipil (civil disobedience). King dan pengikutnya membiarkan dirinya ditangkap dalam melakukan protes terhadap apa yang mereka rasakan sebagai perintah pengadilan yang tidak adil. Reputasi kerja King dan SCLC itu ternyata memperoleh pengakuan internasional.

Pada  28 Agustus tahun 1963, King (Martin Luther King, Jr) memimpin unjuk rasa (demonstrasi) lebih dari 200.000 orang,  unjuk rasa itu sekarang dikenal sebagai “March on Washington”. Para peserta unjuk rasa mendengarkan  pidato King . . . . . . . “Saya memiliki sebuah mimpi (I have a dream)” . . . . . . .


Patung Martin Luthar King. Jr
Pidato King di kaki “Lincoln Memorial” itu, didengar oleh para pemimpin berbagai kelompok pejuang hak-hak sipil, menyerukan kebebasan (new birth of freedom). Tempat peristiwa tersebut kemudian menjadi situs yang menonjol, dimana Abraham Lincoln dikenal sebagai Emancipator Agung  (the Great Emancipator). Pada tahun 1964 King mendapat pengakuan dunia, dan   dianugerahi hadiah perdamaian Noble (the Noble peace prize).

Gereja dan rumah untuk pertemuan mempersiapkan demonstrasi  kadang-kadang dibakar. Banyak demonstrasi tanpa kekerasan (nonviolent) mendapat perlawanan dari pihak berwenang di kota-kota selatan. Demonstran sering di lukai  oleh polisi menggunakan tongkat-pemukul, penyengat-listrik, dan aliran air dari selang tekanan tinggi (water cannon). Demonstrasi-demonstrasi itu telah membantu membawa perubahan sebagai berikut :
  • Pada tahun 1962 perintah eksekutif (executive order) Presiden John F. Kennedy melarang diskriminasi di perumahan yang dibangun dengan dana federal ;
  • Pada tahun 1964, Amandemen Konstitusi Amerika Serikat ke Duapuluh Empat (the Twenty-fourth Amendment to the U.S Constitution, 1964) melarang pajak jajak pendapat (poll taxes) ;
  • Pada tahun 1964 Undang-Undang Hak Sipil tahun 1964 (the Civil Rights Act of 1964) menghapus segregasi (segregation) dan diskriminasi dalam pekerja rumah (housing employment), pemungutan suara, dan bidang-bidang lainnya ; dan
  • Pada tahun 1965 Undang-Undang Hak Voting tahun 1965 (the Voting Rights Act of 1965) menghapus pembatasan lain dalam memberikan suara.
Tapi undang-undang ini tidak berjalan dengan cukup baik, peraturan-peraturan sering diabaikan. Banyak orang kulit hitam, terutama di kalangan anak muda, semakin tidak sabar dan menjadi militan.
Selagi King memimpin gerakan hak-hak sipil, sebuah kelompok agama yang disebut Muslim Hitam (the Black Muslims) bertambah kuat. Muslim Hitam itu didirikan di Detroit pada tahun 1930 oleh Wallace D. Farad (Fard). Kemudian Elia Poole (menamakan dirinya Elijah Muhammad) menjadi pemimpin gerakan tersebut.

Orang-orang Muslim Hitam mewajibkan pengikutnya  memisahkan diri dari orang kulit putih. Selama tahun 1960-an salah satu pemimpin Muslim Hitam yang paling berpengaruh adalah Malcolm X.  Malcolm X  melihat bahwa memisahkan diri itu bukanlah jawaban atas masalah orang kulit hitam. Namun sebelum bisa mengembangkan pemikirannya, Malcolm X dibunuh pada sebuah pertemuan di Harlem, tahun 1965.

Tahun 1956,  “Partai Panther Hitam untuk Persatuan dan Bela Diri (the Black Panther Party for Unity and Self Defense)” menyelenggarakan pertemuan di Oakland, California. Pertemuan itu diprakarsai oleh pemuda Huey P. Newton dan Bobby G. Seale. Kedua pemuda tersebut mengagumi  Malcolm X dalam membela kebebasan orang kulit hitam. Mereka percaya orang kulit hitam harus berjuang untuk meraih martabat dan kebebasannya.

Partai Panther menaruh perhatian pada masalah-masalah penggusuran atas tempat-tempat persewaan yang tidak adil dan berbagai kebrutalan polisi. Partai Panther segera mempelajari sejarah dan hak-hak orang hitam. Cabang-cabang Partai Panther  didirikan di beberapa Negara bagian di Amerika Serikat. Partai Panther kemudian menjadi  militan, dan sering melakukan bentrok dengan polisi. Banyak orang kulit hitam maupun kulit putih menjadi takut pada Panthers.

Pada akhir tahun 1960-an, "kekuatan hitam (black power)" menjadi slogan gerakan hak-hak sipil. Hal itu merupakan prestasi orang kulit hitam,  yang pada gilirannya menjadi kekuatan ekonomi dan politik yang nyata. Gerakan tersebut berfokus pada :
  • pendaftaran pemilih (voter registration) ;
  • kepemilikan usaha orang hitam (black ownership of businesses) ; dan
  • kontrol sekolah dan program penentasan kemiskinan.
Yang lebih penting, "kekuatan hitam (black power)" itu  menekankan pada tumbuhnya  kepercayaan diri dan harga diri (self-pride and dignity).


Program berdikari (self-help) mulai muncul di komunitas kulit hitam. Bisnis milik orang hitam seperti bank, toko, pabrik, dan jalur bus, mencoba menjalankan program berdikari tersebut. Suatu program yang disponsori oleh SCLC di Chicago, yang disebut “Operation Breadbasket”, memperoleh perhatian secara nasional. Otak program tersebut adalah Pendeta Jesse Jackson, ia mengorganisir boikot terhadap toko susu dan toko kelontong yang memperlakukan orang kulit hitam secara tidak adil (dealt unfairly). Jesse Jackson mempromosikan penjualan barang-barang yang diproduksi oleh orang kulit hitam.

Pada saat yang bersamaan  kemarahan dan kekuatiran terhadap diskriminasi terus berlanjut, dan menimbulkan kerusuhan social di sejumlah kota. Kerusuhan di "ghetto" sebagian besar merupakan hasil dari kegagalan dalam menerapkan Undang-Undang Hak Sipil tahun 1964 (the Civil Rights Act of 1964). Pada tahun 1968, Senat Amerika Serikat  menyetujui sebuah undang-undang hak sipil baru, namun saat Dewan Perwakilan Rakyat (the House of Representatives) membahas rencana undang-undang (RUU) tersebut, tragedi terjadi. Pada tanggal 4 April 1968, Martin Luther King. Jr, tewas dibunuh di Memphis, Tennessee, oleh seorang pria kulit putih.

Duka dan kemarahan, baik orang kulit hitam maupun orang kulit putih, segera menyebar. Kerusuhan dan penjarahan terjadi di lebih dari 30 kota. Empat puluh enam (46) orang meninggal, dan lebih dari dua ribu limaratus (2.500) orang terluka. Tentara dipanggil untuk menghentikan kerusuhan tersebut.

Meskipun King telah meninggal, tetapi beberapa hal positif terjadi. Undang-undang Hak Sipil tahun 1968 (the Civil Rights Act of 1968) disahkan oleh Kongres. Mahkamah Agung menyatakan bahwa diskriminasi dalam penjualan atau penyewaan properti dinyatakan tidak konstitusional. Dan demonstrasi yang dirancang oleh King (the Poor People's Campaign) dilakukan.

Pada tahun 1970-an gerakan hak-hak sipil kehilangan pamor, karena tidak memiliki seorang pemimpin nasional. Ralph Abernathy memimpin SCLC tapi pengikutnya tidak sebesar pengikut King. Sebuah organisasi  “People United to Serve Humanity (PUSH)” didirikan di Chicago oleh Jesse Jackson. Tujuannya adalah memperjuangkan hak ekonomi dan hak sipil.


Pada tahun 1984, sejumlah tokoh sipil dan pemimpin politik orang hitam,   mendukung orang kulit hitam dalam  nominasi calon presiden. Calon presiden yang  di-nominasi-kan itu adalah dari partai Demokrat.  

Sementara itu, kekuatan politik hitam terus berkembang. Politisi orang kulit hitam  memperoleh suara, baik dari orang kulit hitam ataupun dari orang kulit putih, serta lebih banyak orang kulit hitam menjabat di kantor-kantor publik. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang berkulit hitam membentuk sebuah kaukus. Kaukus itu memperoleh perhatian nasional, ketika  memboikot pidato Presiden Richard M. Nixon pada tahun 1971.

Pada bulan Maret 1972, diselenggarakan konvensi “National Black Political Convention”  di Gary, Indiana. Lebih dari 3.300 orang delegasi hadir, terdiri dari walikota, anggota dewan kota, legislator negara bagian, dan lain-lain. Salah satu hasil konvensi tersebut adalah sebuah dokumen yang berjudul  “The National Black Political Agenda”. Dokumen ini menggambarkan keprihatinan utama orang kulit hitam Amerika. Dokumen itu  berisikan :
  • Daftar kategori masalah orang hitam yang memerlukan perbaikan;  dan
  • Agenda orang kulit hitam di kantor-kantor publik,
Pada tahun 1976 jumlah pemilih orang kulit hitam mencapai rekor, yaitu saat pemilihan presiden Jimmy Carter.  Walikota orang hitam ada di  sejumlah wilayah pemilihan. Karena banyaknya bisnis yang pindah dari kota ke pinggiran kota, maka orang kulit hitam  menghadapi masalah baru Penduduk kota berkulit hitam meningkat, namun kesempatan kerja menurun. Kejahatan yang meningkat dan peredaran obat-obatan terlarang merupakan masalah besar. Hal-hal lain yang menjadi perhatian para walikota hitam adalah transportasi, pendidikan, polusi, pengumpulan sampah, dan pajak.

Pada tahun 1980-an, orang kulit hitam mulai ikut berbicara tentang masalah yang terus mengganggu perhatian  masyarakat kulit hitam. Pertama adalah pengangguran yang sangat tinggi di kalangan remaja kulit hitam. Kedua terpilihnya Ronald Reagan sebagai presiden pada tahun 1980, hal itu dipandang oleh banyak orang kulit hitam sebagai kemunduran. Sebagaimana diketahui anggota Komisi Hak Sipil (the U.S Commission on Civil Rights) kemudian konflik dengan Reagan. Mereka mempertanyakan komitmen Presiden akan persamaan hak dalam pendidikan, pekerjaan, dan bidang lainnya.

Pada tahun 1984, sejumlah tokoh sipil dan pemimpin politik orang hitam, memilih  mendukung orang kulit hitam dalam nominasi presiden dari partai Demokrat.  Pendeta Jesse Jackson melakukan kampanye besar-besaran dan memenangkan pemilihan pendahuluan di Louisiana dan Washington D.C.  Jackson memenangkan hampir 20 persen suara delegasi yang dibutuhkan untuk nominasi presiden.

Dukungan terhadap Jackson menunjukkan bahwa kepemimpinan gerakan hak-hak sipil telah bergeser dari individu ke kelompok-kelompok yang terdiri dari aktivis hak hitam dan pemimpin politik.

Pada tahun 2004, orang kulit hitam, Obama, berkampanye mewakili Illionis di Senat Amerika Serikat. Sesudah itu kemenangannya pada pemilu pendahuluan Partai Demokrat (Maret 2016), pidatonya di Konvensi Nasional Demokrat (Juli 2016), dan pemilihannya sebagai anggota Senat ( November 2016), Obama mulai dikenal diseluruh negeri. Obama memulai kampanye presiden dari partai Demokrat pada tahun 2007, dan kemudian memenangkan pemilu mengalahkan calon dari Partai Republik John McCain tahun 2008. Obama dilantik sebagai presiden pada tanggal 20 Januari 2009. Sembilan bulan kemudian, Obama dinyatakan sebagai pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2009.

Dalam usianya yang lebih dari dua abad (200 tahun) itu,  Amerika Serikat  untuk pertama kalinya  memiliki Presiden berasal dari golongan minoritas (Black Americans) yaitu Barach Husein Obama.

Pada masa jabatannya, Obama mengesahkan sejumlah undang-undang stimulus ekonomi sebagai tanggapan atas resesi 2007 – 2009 di Amerika Serikat antara lain :  American Recovery and Reinvestment Act of 2009 dan Tax Relief ; Unemployement Insurance Reauthorization ; Patient Protection and Affordable Care Act dan lain-lain.

Di bidang kebijakan luar negeri, Obama mengakhiri keterlibatan militer Amerika Serikat dalam  Perang Irak, menambah jumlah tentara di Afganistan, menandatangani perjanjian pengendalian senjata   (New START) bersama  Rusia, memerintahkan intervensi militer Amerika Serikat  di Libya, dan melaksanakan operasi militer yang berujung pada kematian Osama bin Laden.

Pada bulan Mei 2012, Obama  menjadi presiden A.S. pertama yang mendukung pengesahan pernikahan sesama jenis secara terbuka.
Itulah gambaran panjang-nya perjuangan orang-hitam Amerika dalam usahanya memperoleh kesetaraan,  kepercayaan diri dan harga diri. Sebelum menutup bahasan dan renungan  tentang orang-hitam Amerika (Black Americans) ini, “Ngunandiko” ingin menyampaikan secara singkat beberapa hal tentang orang-hitam Amerika (Black Americans) di Amerika Serikat (United States of America) dibandingkan dengan Warga Negara Indonesia  keturunan China di Republik Indonesia  sbb:
  • Sebagaimana dijelaskan orang-hitam Amerika berasal dari orang-hitam (negro) Afrika, yang datang ke Amerika dibawa oleh orang-putih Eropah sebagai budak. Sementara itu orang-orang China yang datang ke Amerika adalah sama dengan orang-orang China yang datang ke Indonesia adalah sebagai orang bebas (sebagian besar pekerja), yang kemudian menetap.
  • Sebelum terbentuknya negara Amerika Serikat (the United States of Amerikca) orang-hitam Amerika  pada umumnya memperoleh perlakuan yang buruk di rumah-rumah, kebun-kebun, tambang-tambang dan tempat-tempat lain dari orang-putih Eropa yang membawanya sebagai budak. Setelah terbentuknya negara Amerika Serikat perlakuan buruk tersebut terus berlanjut, namun orang-hitam Amerika itu kemudian secara berangsur-angsur menjadi warga negara Amerika Serikat yang setara dengan warga kulit putih. 
Pecinan di Yogya
  • Sementara itu, pada masa Indonesia masih di jajah oleh Belanda, para pendatang China  itu  memperoleh perlakuan istimewa dari pemerintahan penjajah yaitu pemerintah Hindia Belanda. Namun setelah terbentuknya negara Republik Indonesia pada 17 Agustur 1945, para pendatang China tersebut menjadi warga negara Indonesia (WNI keturunan China), perlakuan istimewa yang semula diperolehnya dari pemerintah Hindia Belanda itu, tidak berlaku lagi.
  • Pada waktu ini orang-hitam Amerika berjumlah lk 12 % dari jumlah  penduduk Amerika Serikat berarti dari segi jumlah sumbangannya relatip kecil. Diperkirakan  sumbangan orang-hitam Amerika  disektor ekonomi Amerika juga relatip kecil, antara lain tercermin dari kekayaan yang dimiliknya. Dengan perkataan lain peranan orang-hitam Amerika dari segi jumlah penduduk Amerika Serikat adalah kecil, dan di sektor ekonomi juga kecil.
  • Sementara itu pada waktu ini para pendatang China (WNI keturunan China) berjumlah lk 2 % dari seluruh jumlah penduduk Republik Indonesia. Jumlah yang relatip sangat kecil. Namun perannya di sektor ekonomi Indonesia diperkirakan sangat besar,  lebih dari 50 % kegiatan ekonomi Indonesia dikuasai oleh WNI keturunan China. Dengan perkataan lain peranan  pendatang China (WNI keturunan China) di Indonesia dari segi jumlah penduduk adalah kecil, namun dari segi ekonomi adalah sangat besar.
  • Amerika Serikat  dalam usianya yang lebih dari dua abad (200 tahun), pada tahun 2009  untuk pertama kalinya  memiliki Presiden berasal dari golongan minoritas (Black Americans) yaitu Barach Husein Obama. Dilain pihak di Republik Indonesia dalam usianya yang kurang dari satu abad (100 tahun) sudah memiliki sejumlah Menteri dari golongan minoritas keturunan China (bahkan pada awal berdirinya), namun belum memiliki Presiden.

Demikianlah bahasan dan renungan tentang orang-hitam Amerika (Black Americans) di Amerika Serikat serta perbandingan singkat dengan WNI keturunan China di Indonesia. Semoga bermanfaat.

*
The ultimate measure of a man is not where he stands in moments of comfort and convenience, but where he stands at times of challenge and controvery (Martin Luther King. Jr).

*