Ngunandiko.180
Satelit bagian ke-2
(Satellites)
Energi nuklir digunakan di beberapa satelit. Unsur
radioaktif tertentu ditempatkan di satelit tersebut. Atom-unsur tersebut
terurai dan menghasilkan panas. Perangkat (reactor) khusus mengubah panas itu
menjadi daya listrik untuk satelit.
Sejumlah satelit memiliki beberapa reaktor nuklir kecil. Reaktor tersebut
menghasilkan panas dan melalui suatu generator listrik menghasilkan listrik. Perangkat
jenis lain penghasil energy (kekuatan) di satelit adalah sel bahan
bakar, dimana digunakan bahan kimia untuk menghasilkan listrik.
Atmosfer menjaga permukaan bumi dari berbagai
bentuk serangan energy, satelit itu bergerak jauh di atas atmosfer mendeteksi berbagai bentuk serangan tsb. “Orbiting
Astronomical Observatory” memberi banyak
informasi pembentukan dan siklus kehidupan bintang-bintang.
Secara singkat telah dikemukakan adanya "Satelit Astronomi", "Satelit Komunikasi", “Satelit Pengamat Bumi”, “Satelit
Navigasi”, “Satelit Mata-mata”, “Satelit Tenaga Surya”, “Satelit Statiun
Angkasa (Space Stations and Shuttles)”, “Satelit Cuaca”, dan “Satelit
Miniatur”. Beberapa satelit i.e “Satelit Astronomi” , “Satelit
Komunikasi”, “Satelit Pengamat Bumi” dll akan
dikemukakan secara lebih luas seperti berikut ini.
Seperti diketahui satelit (mis : bintang dan planet) dapat
digunakan sebagai objek penelitian di ruang angkasa. Benda-benda semacam itu diketahui mengeluarkan berbagai bentuk energi,
seperti cahaya dan sinar-X. Mempelajari energi tersebut akan mendapatkan banyak informasi tentang
ukuran dan komposisi serta jarak objek dari bumi.
Atmosfer telah menjaga permukaan bumi dari berbagai bentuk serangan energy, satelit yang bergerak jauh di atas atmosfer dapat mendeteksi berbagai bentuk serangan energi tersebut. Satelit seperti “Orbiting Astronomical Observatory” telah memberi banyak informasi baru tentang pembentukan dan siklus kehidupan bintang-bintang.
Pada tahun 1983 “Infrared Astronomical Satellite (Satelit
Astronomi Inframerah)” telah diluncurkan. Infrared Astronomical Satellite (IRAS)
adalah observatorium yang dapat mendeteksi dengan menggunakan cahaya
inframerah. IRAS dapat melihat suatu objek di alam semesta, kemumpuan itu telah
memberikan data baru tentang sifat alam semesta.
Banyak jenis satelit dilengkapi dengan perangkat untuk
mempelajari bumi. Misalnya “ Magnetic Field Satellite (Magsat)”, yang
diluncurkan pada 1979, dapat mengirim
informasi tentang daya tarik kerak bumi, yang bervariasi dari satu
tempat ke tempat lain. Informasi tersebut telah digunakan untuk membuat peta tentang
daya tarik bumi, menceritakan tentang inti bumi dll. Disamping itu juga telah membantu
dipetakan-nya area aktivitas vulkanik serta ditemukan-nya mineral berharga dan
cadangan minyak bumi.
Satelit lain juga menyediakan banyak data tentang
permukaan bumi, misalnya ERTS ( Earth Resources Technology Satellite atau Satelit
Teknologi Sumber Daya Bumi). ERTS Ii diluncurkan pada tahun 1972, adalah salah
satu satellite pertama yang mempelajari fitur-fitur bumi. Pada tahun pertama
layanannya, ERTS I memberi bukti bahwa ada satu perusahaan kertas telah mencemari “Danau
Champlain” di Amerika Utara ; mendeteksi terjadi erosi ngarai yang cepat di
Arizona ; dan menghasilkan banyak peta baru. (ERTS I kemudian berganti nama
menjadi Landsat 1). Landsat 3 digunakan untuk melacak tumpahan minyak yang besar
di Teluk Meksiko pada tahun 1979.
“Seasat” (Seasat adalah sebuah satelit pertama yang mengorbit di Bumi
dirancang untuk penginderaan jauh dari lautan bumi, dan radar aperture sintetis
pertama di muatan pesawat ruang angkasa), diluncurkan pada tahun 1978,
dilengkapi perangkat untuk mengumpulkan banyak informasi tentang laut, termasuk
ketinggian ombak dan lokasi gunung es. “Lageos” diluncurkan pada tahun 1976, adalah satelit
geodetik. Satelit semacam itu digunakan untuk mengukur jarak yang tepat antara
titik-titik di permukaan bumi.
“Satelit cuaca” memotret awan dari luar angkasa dan
mengukur jumlah panas yang terpancar dari bumi ; melacak berapa banyak energi
matahari dipantulkan kembali ke ruang angkasa dari bumi. Dengan informasi tersebut,
para ilmuwan dan peramal cuaca dapat belajar lebih banyak tentang cuaca.
Para ilmuwan dapat membuat perkiraan yang lebih baik
sebagai hasil dari informasi tersebut. Ramalan yang lebih baik seringkali dapat
menyelamatkan nyawa misalnya satelit cuaca SMS 2 (Synchronous Meteorological
Satellite), pada tahun 1979, digunakan untuk melacak “Badai David” ketika
bergerak melintasi wilayah Karibia. Informasi satelit memungkinkan peramal
cuaca untuk mem-peringat-kan orang-orang tentang badai yang mendekat.
Dapat dikemukakan disini, bahwa satellit dapat pula
berfungsi sebagai suatu alat. Sinyal radio, televisi, telepon dapat dikirim
dari satu benua ke benua lain melalui satelit komunikasi. Sebagian besar
satelit komunikasi memiliki penerima (receiver) dan pemancar (transmitter).
Penerima menerima sinyal dari tanah (bumi). Perangkat elektronik yang ada di
satelit meningkatkan kekuatan sinyal. Pemancar mengirim sinyal ke stasiun bumi
yang jauh, yang mungkin terletak di benua lain.
Satelit komunikasi Intelsat yang berada dalam orbit dapat
menyampaikan kira-kira setengah dari panggilan telepon lintas samudera, serta
hampir semua transmisi televisi lintas samudera. Televisi Transoceanic
memungkinkan pemirsa di satu benua menonton acara berita di televisi yang terjadi di benua lain. Bahkan ada pula jenis
satelit, bernama “Oscar”, untuk operator radio amatir.
Patut pula dikemukakan
disini, bahwa Indonesia sudah beberapa kali menjadi lokasi jatuhnya benda
langit, yang termasuk dalam kategori sampah antariksa (misalnya satelit yang
tidak berfungsi lagi). Sampah itu antara lain jatuh di Gorontalo (1981),
Lampung (1988), Bengkulu (2003), Madura (2016) dan lain-lain.
Satelit navigasi memungkinkan navigator memandu kapal
atau pesawat dalam segala cuaca. Satelit dalam orbit geosinkron mengirimkan
sinyal radio secara kontinu. Navigator mengetahui posisi satelit. Sinyal yang
berasal dari satelit tersebut digunakan untuk menentukan posisi kapal atau
pesawat.
Satelit militer digunakan untuk memotret kemungkinan
aktivitas musuh dan untuk komunikasi dan navigasi militer. Beberapa satelit
militer digunakan untuk mendeteksi pengujian senjata nuklir. Lainnya digunakan
untuk memandu beberapa jenis rudal ke target mereka.
Satelit penting lainnya adalah “stasiun angkasa” seperti
telah dikemukakan dimuka. Stasiun ini dilengkapi sedemikian rupa, sehingga manusia
dapat tinggal dan bekerja di dalamnya. Satelit semacam itu dapat melayani
banyak tujuan yang berguna.
Pada tahun 1973 “Skylab”, stasiun angkasa pertama Amerika
Serikat diluncurkan. Stasiun ini telah dikunjungi oleh beberapa orang crew dengan
menggunakan kendaraan angkasa (Apollo) dan ternyata manusia dapat bekerja di
angkasa diluar station itu.
Sebelumnya Uni Soviet telah meluncurkan serangkaian
stasiun angkasa dengan nama Sayut, dimana pada tahun 1971 diluncurkan “Sayut
1”, dan pada tahun 1982 diluncurkan “Salyut 7”, ternyata bahwa manusia (crew) dapat berada dan bekerja di
station angkasa yang sedang di-orbit selama 211 hari
Kiranya patut pula dikemukakan disini,
bahwa Indonesia sudah beberapa kali menjadi lokasi jatuhnya benda langit yang
masuk dalam kategori sampah antariksa. Sampah-sampah itu antara lain jatuh di
Gorontalo (1981), Lampung (1988), Bengkulu (2003), Madura (2016) dan lain-lain.
Kategori sampah luar angkasa (sampah
antariksa) adalah objek di orbit sekitar Bumi yang diciptakan oleh manusia,
yang tidak lagi berguna. Sampah antariksa terdiri atas satelit yang tidak
berfungsi lagi hingga fragmentasi ledakan, debu, atau partikel kecil lainnya.
Awan partikel yang sangat kecil dapat menyebabkan kerusakan erosif.
Dengan adanya satellite dan kendaraan angkasa itu , maka semakin banyak kegiatan
dan missi ke angkasa dilakukan oleh berbagai negara, utamanya oleh Amerika dan
Russia (d/h Uni Soviet). Kegiatan dan missi ke angkasa itu, kemudian juga dilakukan
oleh negara-negara lain seperti Inggris, Perancis, Jepang, China, India,
Taiwan, Korea Selatan dan lain-lain.
Dalam garis besarnya tujuan kegiatan dan missi ke angkasa itu, disamping mendemontrasikan dan menunjukkan rasa bangga adalah untuk :
Dalam garis besarnya tujuan kegiatan dan missi ke angkasa itu, disamping mendemontrasikan dan menunjukkan rasa bangga adalah untuk :
- Melakukan berbagai penelitian dan percobaan, yang utamanya untuk menguak misteri yang ada di angkasa.
- Monitoring cuaca dan perubahan iklim;
- Monitoring terjadinya bencana banjir, badai, gempa, tsunami, dan lain-lain di bumi.
Demikianlah bahasan dan renungan singkat tentang “satelit”. Semoga bermanfaat.
*
Philosophy is written in this grand book, the universe,
which stands continually open to our gaze. But the book cannot be understood
unless one first learns to comprehend the language and read the letters in
which it is composed.
Filsafat ditulis dalam buku besar “alam semesta” ini,
yang terus terbuka bagi pandangan kita. Tetapi buku itu tidak akan dapat
dipahami, kecuali seseorang pertama-tama belajar memahami bahasa dan membaca
huruf-huruf yang menyusunnya.
-- Galileo Galilei
*
Bung Yos ! Mohon komentar-nya ! Tks !
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusIzin promo ya Admin^^
BalasHapusbosan tidak ada yang mau di kerjakan, mau di rumah saja suntuk,
mau keluar tidak tahu mesti kemana, dari pada bingung
mari bergabung dengan kami di ionqq^^com, permainan yang menarik dan menguras emosi
ayo ditunggu apa lagi.. segera bergabung ya dengan kami...
add Whatshapp : +85515373217 ^_~ :))