Ngunandiko.139
Orang-hitam Amerika
(Black Americans)
Bagian. 4. Penutup
Pada tahun 1940 setidaknya
ada sedikit perubahan dalam sikap rasial di Amerika Serikat. Persaingan antara demokrasi dan fasisme di seluruh
dunia, dan usaha demokrasi untuk membuktikan keberadan dirinya, telah membantu
terjadinya perubahan dalam sikap rasial itu. Upaya orang kulit hitam sendiri juga
membantu. Tapi semua ini hanyalah sebuah langkah di jalan panjang menuju
kesetaraan penuh dalam hak-hak sipil.
Selama Perang Dunia II,
lebih dari 1.000.000 pria dan wanita kulit hitam bertugas di angkatan
bersenjata Amerika Serikat. Mereka diizinkan untuk bergabung dalam cabang
layanan yang semula telah ditutup bagi orang kulit hitam.
Ketika Perang Dunia II
pecah, menjadi jelas bahwa untuk memperoleh kemenangan mengharuskan adanya
upaya terpadu semua orang Amerika, putih maupun hitam. Presiden Franklin D.
Roosevelt berusaha meniadakan keluhan
orang kulit hitam Amerika. Pada tahun 1941, Presiden mengeluarkan “Perintah
Eksekutif 8802 (Executive Order 8802)”. Perintah itu melarang diskriminasi rasial dalam
mempekerjakan pekerja (employment of workers) di industri pertahanan dan
pemerintahan, diskriminasi warna kulit
atau asal-usul dihapuskan. Ketika di Utara dan di Barat, banyak orang kulit
hitam pindah ke kota-kota untuk bekerja
di industri pertahanan, mereka sering mengalami kekerasan. Kerusuhan-kerusuhan karena masalah perumahan dan bentrokan rasial sering terjadi. Kerusuhan
terburuk terjadi di Detroit pada bulan Juni 1943, dan membawa kematian 25 orang
kulit hitam dan 9 orang kulit putih.
Selama Perang Dunia II,
lebih dari 1.000.000 pria dan wanita kulit hitam bertugas di angkatan
bersenjata Amerika Serikat. Mereka diizinkan
bergabung dalam cabang-cabang layanan yang semula telah tertutup bagi
orang kulit hitam, selain itu mereka juga mendapat promosi.
Unit tempur utama orang
hitam adalah Divisi ke-93, divisi ini banyak bertempur di
pertempuran-pertempuran di Pasifik. Disamping itu ada skuadron pilot orang
hitam.
Kolonel (kemudian Letnan
Jenderal) Benjamin O. Davis. Jr memenangkan “Distinguished Flying Cross”.
Benjamin O. Davis. Jr adalah putra
jenderal kulit hitam pertama di Angkatan Darat Amerika Serikat, Benjamin O.
Davis Sr. Benjamin O. Davis. Jr telah menembak jatuh
dua pesawat Jepang saat menyerang Pearl Harbor. Seorang kulit hitam, Doric
Miller, memenangkan Salib Angkatan Laut (the Navy Cross). Dan ada 4 (empat)
orang kulit hitam menjadi kapten suatu kapal dagang.
Namun pemisahan
(segregation) masih tetap menjadi aturan dalam angkatan bersenjata, pemisahan
ini menurunkan semangat tentara kulit hitam. Pada tahun 1944, Departemen Perang
memerintahkan untuk mengakhiri pemisahan itu dalam hal rekreasi dan
transportasi di kamp-kamp militer. Perintah ini membangkitkan protes keras di
Selatan, sehingga tidak sepenuhnya diterapkan. Terasa bahwa saat perubahan bagi
orang kulit hitam masih menanti berakhirnya perang.
Pada bulan Agustus 1945, Perang Dunia II berakhir.
Orang-orang kulit hitam dan putih Amerika
Serikat membayangkan kedamaian dan masa depan ekonomi yang cerah. Dengan
berakhirnya perang, semakin banyak orang kulit hitam migrasi ke kota-kota
untuk mencari peluang kerja yang lebih baik. Hal itu berakibat meningkatnya insiden
anti orang hitam dan juga ketegangan sosial. Ketegangan rasial seperti itu mengejutkan
bangsa Amerika. Masyarakat di Louisiana, Georgia, South Carolina, dan Tennessee
berusaha mengatur kembali hubungan ras baru yang lebih baik, namun hal itu menimbulkan
keresahan di kota-kota.
Presiden Harry S. Truman berseru
agar kekerasan rasial dihentikan, dan kesetaraan dijamin. Untuk itu Truman membentuk Komite Hak Sipil (the President’s Committee on Civil Rights).
Komite itu terdiri dari orang-orang kulit hitam dan kulit putih, dan
merekomendasikan cara melindungi hak-hak sipil. Pada tahun 1947 komite itu
telah menghasilkan sebuah laporan berjudul "Mengamankan Hak-Hak Sipil (To
Secure These Rights)”. Dokumen (laporan) tersebut merekomendasikan pembentukan
sebuah komisi tetap untuk hak-hak sipil dan lapangan kerja yang adil. Dokumen (laporan)
tersebut juga merekomendasikan :
- undang-undang anti
lynching (lynching adalah penganiayaan, penggantungan, penembakan
atau penikaman oleh massa). Dahulu, pelaku
kejahatan-kejahatan seperti ini (lynching) tidak dihukum. Ribuan warga kulit
hitam Amerika tewas akibat lynching dari
tahun 1880-an sampai 1960-an ;
- undang-undang pajak pemungutan suara (property taxes imposed as a voting
requirement) ; dan
- undang-undang hak-hak
sipil dengan prosedur penegakan hukum-nya.
Tahun berikutnya (1948),
Presiden Truman mengajukan program itu ke Kongres. Sementara itu,
W.E.B. DuBoiis dari National Association for the Advancement of Colored People (NAACP) mengajukan petisi ke PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).
Petisi tersebut terutama berkaitan dengan :
- perbudakan ;
- diskriminasi ;
- pemisahan (segregation) orang
kulit hitam dengan kulit putih ; dan
- penolakan efek negatif dari hak sipil bagi orang kulit hitam.
Petisi tersebut telah membawa masalah orang kulit
hitam menjadi perhatian dunia international, dan
mempengaruhi pendapat umum.
Presiden Truman juga membentuk
komite lain untuk mempelajari masalah diskriminasi di perguruan tinggi dan di universitas.
Komite ini merekomendasikan untuk mengakhiri diskriminasi dan menghapus kesempatan
pendidikan yang tidak setara dalam pendidikan tinggi. Dan sebuah komite ketiga
dibentuk untuk memeriksa kemungkinan integrasi angkatan bersenjata. Laporan komite
ketiga ini "Freedom to Serve"
mengajukan sebuah rencana integrasi penuh angkatan bersenjata (armed forces). Usul integrasi itu kemudian
melebar ke integrasi di perumahan dan pendidikan. Pada tahun 1948, Mahkamah
Agung Amerika Serikat melarang adanya pembatasan perumahan bagi orang kulit hitam. Keputusan
Mahkamah Agung tahun 1954 di Brown (Brown
v. Board of Education of Tupeka, Kansas) itu berpengaruh bagi orang kulit
hitam maupun kulit putih. Hal itu berarti kebijakan pemberian pendidikan
"terpisah tapi setara (separate but equal)" tidak lagi berarti.
Setahun kemudian ada usaha
memisahkan sekolah-sekolah, tetapi pengadilan memerintahkan otoritas sekolah
umum untuk mematuhi keputusan " terpisah
tapi setara " itu. Namun diskriminasi dalam pendidikan tetap menjadi
masalah. Pada tahun 1957 pasukan federal dikirim ke Little Rock, Arkansas,
untuk melindungi sembilan siswa kulit hitam yang sedang berusaha untuk
mendaftar di Central High School.
Di tahun-tahun setelah
perang, lapangan pekerjaan bagi orang kulit hitam terus meningkat. Pekerja
kulit hitam dihimbau bergabung dalam sebuah federasi buruh, Kongres Organisasi
Industri (Congress Of Industrial Organizations). Pada tahun 1955, Congress of
Industrial Organizations (CIO) bergabung
dalam American Federation of Labor (AFL). Dua pria kulit hitam. A. Philip
Randolph dan Willard Townsend, menjadi wakil presiden organisasi baru tersebut.
|
Jesse Owrns |
Orang hitam juga memperoleh sejumlah kemajuan di bidang lain. Beberapa orang aktor dan aktris yang telah aktif di tahun 1930-an memperoleh pekerjaan di
Broadway dan Hollywood. Para penari, musisi, olah-ragawan, dan seniman orang hitam yang luar
biasa, mulai dikenal oleh masyarakat. Pada pertengahan 1950-an banyak orang
kulit hitam berkontribusi terhadap sains dan menerima pengakuan atas pekerjaan
mereka. Umumnya perhatiannya pada sejarah orang kulit hitam Amerika.
Orang kulit hitam menulis sejarah mereka sendiri, karena sedikit sejarah orang kulit hitam yang masuk
dalam buku sejarah tradisional. W. E. B. DuBois adalah sarjana paling
berpengaruh saat itu.
Penulis hitam menghasilkan
karya-karya yang menyajikan dan menafsirkan masalah dan pengalaman orang kulit
hitam. Sebuah gerakan protes, pada tahun 1960-an, telah menghasilkan sejumlah
penulis yang menulis protes (protest writer). Karya protest writers itu
mencerminkan 3 (tiga) thema utama orang hitam sbb :
- pembebasan (liberation) ;
- penentuan nasib sendiri
(self determination) ; dan
- pembangunan citra positip
orang hitam (a positive self-image for black).
Disamping adanya perbaikan,
di tahun-tahun pascaperang banyak masalah orang kulit hitam yang berlanjut. Pada tahun 1960-an, kepercayaan baru terhadap hak-hak sipil muncul
kembali. Seiring dengan itu muncul pula
pemimpin-pemimpin baru, yang memimpin dan
memperjuangkan hak-hak sipil orang hitam seperti : Stokely Carmichael ; H. Rap Brown ;
dan Malcom X
Malcolm
X (1925–1965) was an minister and human rights activist. To his admirers he was a courageous advocate for the rights of blacks, a man
who indicted white America in the harshest terms for its crimes against black
Americans; detractors accused him of preaching racism and violence. He has been called
one of the greatest and most influential African Americans in
history (Wikipedia).
Salah satu pemimpin baru yang paling
terkenal adalah Pendeta Martin Luther King. Jr ; Pendeta Martin Luther King, Jr. Ph.D (1929 – 1968)
adalah penerima hadiah Nobel adalah anak pendeta Baptis dan aktivis HAM warga
Afrika-Amerika dari Montgomery,
Alabama. Pada tahun 1955, “King” telah terkenal secara nasional. King memimpin pemboikotan bus kota,
setelah Rosa Parks (seorang wanita kulit hitam) ditangkap karena menolak
memberi tempat duduk di bus kepada seorang pria kulit putih. Boikot itu berlangsung
selama 381 hari dan mengilhami orang kulit hitam kota-kota selatan lainnya.
Akhirnya, pada bulan November 1956, Mahkamah Agung A.S melarang pemisahan (segregation) di transportasi umum.
Pada
tahun 1957, dibentuk the Southern Christian Leadership Conference on
Transportation and Nonviolent Integration), yang kemudian dikenal sebagai
Southern Christian Leadership Conference (SCLC). King adalah pemimpinnya.
Orang hitam segera
menyadari perlunya sebuah organisasi yang dapat mengkoordinasikan kegiatan integrasi.
Pada tahun 1957, dibentuk Konferensi Kepemimpinan Kristen Selatan tentang
Transportasi dan Integrasi Non-Kekerasan
(the Southern Christian Leadership Conference on Transportation and Nonviolent
Integration), yang kemudian dikenal sebagai Southern Christian Leadership
Conference (SCLC). King adalah pemimpinnya. Kaum muda memimpin perjuangan untuk
kesetaraan (equality).
Pada tahun 1960, ada empat
siswa kulit hitam dari North Carolina Agricultural and Technical College, di
Greensboro, duduk di counter makan siang orang putih di sebuah toko lokal. Siswa-siswa
kulit hitam itu duduk selama satu jam tanpa dilayani, karena menolak pindah, dan kemudian counter-nya ditutup
lebih awal. Duduk di tempat yang diperuntukkan bagi orang kulit putih seperti
itu dikenal sebagai “sit-in”. Melakukan “sit-in” seperti itu, segera menyebar
sebagai bentuk demonstrasi di kota-kota Selatan.
SCLC membantu mengorganisir
SNCC (the Student Nonviolent Co-ordinating Committee). Anggota-anggota SNCC terlibat
dalam aksi-aksi di komunitas kulit hitam, seperti membantu:
- pendaftaran pemilih (voter
registration);
- memimpin demonstrasi ;
- mengadakan pendidikan dan
latihan tentang teknik demonstrasi tanpa kekerasan ; dan
- membagikan makanan dan
pakaian kepada yang membutuhkan dll.
Beberapa anggota SNCC yang
terkenal adalah Marion Barry, Julian Bond, John Lewis, dan James Forman.
Pada tahun 1942, James
Farmer mendirikan CORE (the Congress of Racial Equality). CORE membantu pemuda-pemuda melakukan protes. Pada
tahun 1961, CORE mengorganisir demonstrasi
yang disebut “wahana kebebasan (freedom rides)”. Freedom rides ini
memaksa penggabungan bus antarnegara (bus
khusus utk orang hitam ditiadakan), dan penggabungan ruang tunggu. Beberapa
kali para pemuda itu dipukuli atau bus-bus dirusak oleh orang kulit putih yang
marah. Peranan “Wahana kebebasan (Freedom rides)” tersebut terbukti perlu untuk menjamin
persamaan hak yang telah diberikan oleh pengadilan.
King ambil bagian dalam
banyak demonstrasi, dasar tindakannya adalah antikekerasan (nonviolence). Pada
tahun 1963, King mulai menggunakan bentuk protes yang disebutnya sebagai pembangkangan sipil (civil disobedience).
King dan pengikutnya membiarkan dirinya ditangkap dalam melakukan protes terhadap
apa yang mereka rasakan sebagai perintah pengadilan yang tidak adil. Reputasi
kerja King dan SCLC itu ternyata memperoleh pengakuan internasional.
Pada 28 Agustus tahun 1963, King (Martin Luther King,
Jr) memimpin unjuk rasa (demonstrasi) lebih dari 200.000 orang, unjuk rasa itu sekarang dikenal sebagai “March on Washington”. Para peserta unjuk
rasa mendengarkan pidato King . . . . . .
. “Saya memiliki sebuah mimpi (I have a
dream)” . . . . . . .
|
Patung Martin Luthar King. Jr |
Pidato King di kaki “Lincoln
Memorial” itu, didengar oleh para pemimpin berbagai kelompok pejuang hak-hak
sipil, menyerukan kebebasan (new birth of freedom). Tempat peristiwa tersebut kemudian
menjadi situs yang menonjol, dimana Abraham Lincoln dikenal sebagai Emancipator
Agung (the Great Emancipator). Pada
tahun 1964 King mendapat pengakuan dunia, dan dianugerahi hadiah perdamaian Noble (the
Noble peace prize).
Gereja dan rumah untuk
pertemuan mempersiapkan demonstrasi kadang-kadang
dibakar. Banyak demonstrasi tanpa kekerasan (nonviolent) mendapat perlawanan
dari pihak berwenang di kota-kota selatan. Demonstran sering di lukai oleh polisi menggunakan tongkat-pemukul, penyengat-listrik,
dan aliran air dari selang tekanan tinggi (water cannon). Demonstrasi-demonstrasi
itu telah membantu membawa perubahan sebagai berikut :
- Pada tahun 1962 perintah
eksekutif (executive order) Presiden John F. Kennedy melarang diskriminasi di
perumahan yang dibangun dengan dana federal ;
- Pada tahun 1964,
Amandemen Konstitusi Amerika Serikat ke Duapuluh Empat (the Twenty-fourth
Amendment to the U.S Constitution, 1964) melarang pajak jajak pendapat (poll taxes)
;
- Pada tahun 1964
Undang-Undang Hak Sipil tahun 1964 (the Civil Rights Act of 1964) menghapus segregasi
(segregation) dan diskriminasi dalam pekerja rumah (housing employment),
pemungutan suara, dan bidang-bidang lainnya ; dan
- Pada tahun 1965 Undang-Undang
Hak Voting tahun 1965 (the Voting Rights Act of 1965) menghapus pembatasan lain
dalam memberikan suara.
Tapi undang-undang ini
tidak berjalan dengan cukup baik, peraturan-peraturan sering diabaikan. Banyak
orang kulit hitam, terutama di kalangan anak muda, semakin tidak sabar dan menjadi
militan.
Selagi King memimpin
gerakan hak-hak sipil, sebuah kelompok agama yang disebut Muslim Hitam (the
Black Muslims) bertambah kuat. Muslim Hitam itu didirikan di Detroit pada tahun
1930 oleh Wallace D. Farad (Fard). Kemudian Elia Poole (menamakan dirinya
Elijah Muhammad) menjadi pemimpin gerakan tersebut.
Orang-orang Muslim Hitam
mewajibkan pengikutnya memisahkan diri
dari orang kulit putih. Selama tahun 1960-an salah satu pemimpin Muslim Hitam
yang paling berpengaruh adalah Malcolm X.
Malcolm X melihat bahwa memisahkan
diri itu bukanlah jawaban atas masalah orang kulit hitam. Namun sebelum bisa
mengembangkan pemikirannya, Malcolm X dibunuh pada sebuah pertemuan di Harlem,
tahun 1965.
Tahun 1956, “Partai Panther Hitam untuk Persatuan dan Bela
Diri (the Black Panther Party for Unity and Self Defense)” menyelenggarakan pertemuan
di Oakland, California. Pertemuan itu diprakarsai oleh pemuda Huey P. Newton
dan Bobby G. Seale. Kedua pemuda tersebut mengagumi Malcolm X dalam membela kebebasan orang kulit
hitam. Mereka percaya orang kulit hitam harus berjuang untuk meraih martabat
dan kebebasannya.
Partai Panther menaruh
perhatian pada masalah-masalah penggusuran atas tempat-tempat persewaan yang
tidak adil dan berbagai kebrutalan polisi. Partai Panther segera mempelajari
sejarah dan hak-hak orang hitam. Cabang-cabang Partai Panther didirikan di beberapa Negara bagian di Amerika
Serikat. Partai Panther kemudian menjadi
militan, dan sering melakukan bentrok dengan polisi. Banyak orang kulit
hitam maupun kulit putih menjadi takut pada Panthers.
Pada akhir tahun 1960-an,
"kekuatan hitam (black power)" menjadi slogan gerakan hak-hak sipil. Hal
itu merupakan prestasi orang kulit hitam, yang pada gilirannya menjadi kekuatan ekonomi
dan politik yang nyata. Gerakan tersebut berfokus pada :
- pendaftaran pemilih (voter
registration) ;
- kepemilikan usaha orang
hitam (black ownership of businesses) ; dan
- kontrol sekolah dan
program penentasan kemiskinan.
Yang lebih penting, "kekuatan
hitam (black power)" itu menekankan
pada tumbuhnya kepercayaan diri dan
harga diri (self-pride and dignity).
Program berdikari (self-help)
mulai muncul di komunitas kulit hitam. Bisnis milik orang hitam seperti bank, toko,
pabrik, dan jalur bus, mencoba menjalankan program berdikari tersebut. Suatu program
yang disponsori oleh SCLC di Chicago, yang disebut “Operation Breadbasket”, memperoleh
perhatian secara nasional. Otak program tersebut adalah Pendeta Jesse Jackson,
ia mengorganisir boikot terhadap toko susu dan toko kelontong yang memperlakukan
orang kulit hitam secara tidak adil (dealt unfairly). Jesse Jackson mempromosikan
penjualan barang-barang yang diproduksi oleh orang kulit hitam.
Pada saat yang bersamaan kemarahan dan kekuatiran terhadap diskriminasi
terus berlanjut, dan menimbulkan kerusuhan social di sejumlah kota. Kerusuhan di
"ghetto" sebagian besar merupakan hasil dari kegagalan dalam menerapkan
Undang-Undang Hak Sipil tahun 1964 (the Civil Rights Act of 1964). Pada tahun
1968, Senat Amerika Serikat menyetujui
sebuah undang-undang hak sipil baru, namun saat Dewan Perwakilan Rakyat (the
House of Representatives) membahas rencana undang-undang (RUU) tersebut,
tragedi terjadi. Pada tanggal 4 April 1968, Martin Luther King. Jr, tewas
dibunuh di Memphis, Tennessee, oleh seorang pria kulit putih.
Duka dan kemarahan, baik
orang kulit hitam maupun orang kulit putih, segera menyebar. Kerusuhan dan penjarahan
terjadi di lebih dari 30 kota. Empat puluh enam (46) orang meninggal, dan lebih
dari dua ribu limaratus (2.500) orang terluka. Tentara dipanggil untuk
menghentikan kerusuhan tersebut.
Meskipun King telah
meninggal, tetapi beberapa hal positif terjadi. Undang-undang Hak Sipil tahun
1968 (the Civil Rights Act of 1968) disahkan oleh Kongres. Mahkamah Agung
menyatakan bahwa diskriminasi dalam penjualan atau penyewaan properti dinyatakan
tidak konstitusional. Dan demonstrasi yang dirancang oleh King (the Poor
People's Campaign) dilakukan.
Pada tahun 1970-an gerakan
hak-hak sipil kehilangan pamor, karena tidak memiliki seorang pemimpin
nasional. Ralph Abernathy memimpin SCLC tapi pengikutnya tidak sebesar pengikut
King. Sebuah organisasi “People United
to Serve Humanity (PUSH)” didirikan di Chicago oleh Jesse Jackson. Tujuannya
adalah memperjuangkan hak ekonomi dan hak sipil.
Pada
tahun 1984, sejumlah tokoh sipil dan pemimpin politik orang hitam, mendukung orang kulit hitam dalam nominasi calon presiden. Calon presiden yang di-nominasi-kan itu adalah dari partai Demokrat.
Sementara itu, kekuatan
politik hitam terus berkembang. Politisi orang kulit hitam memperoleh suara, baik dari orang kulit hitam ataupun
dari orang kulit putih, serta lebih banyak orang kulit hitam menjabat di kantor-kantor
publik. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang berkulit hitam membentuk sebuah
kaukus. Kaukus itu memperoleh perhatian nasional, ketika memboikot pidato Presiden Richard M. Nixon pada
tahun 1971.
Pada bulan Maret 1972, diselenggarakan
konvensi “National Black Political Convention” di Gary, Indiana. Lebih dari 3.300 orang delegasi
hadir, terdiri dari walikota, anggota dewan kota, legislator negara bagian, dan
lain-lain. Salah satu hasil konvensi tersebut adalah sebuah dokumen yang berjudul
“The National Black Political Agenda”. Dokumen
ini menggambarkan keprihatinan utama orang kulit hitam Amerika. Dokumen itu berisikan :
- Daftar kategori masalah
orang hitam yang memerlukan perbaikan; dan
- Agenda orang kulit hitam
di kantor-kantor publik,
Pada tahun 1976 jumlah
pemilih orang kulit hitam mencapai rekor, yaitu saat pemilihan presiden Jimmy
Carter. Walikota orang hitam ada di sejumlah wilayah pemilihan. Karena banyaknya
bisnis yang pindah dari kota ke pinggiran kota, maka orang kulit hitam menghadapi masalah baru Penduduk kota
berkulit hitam meningkat, namun kesempatan kerja menurun. Kejahatan yang meningkat
dan peredaran obat-obatan terlarang merupakan masalah besar. Hal-hal lain yang
menjadi perhatian para walikota hitam adalah transportasi, pendidikan, polusi,
pengumpulan sampah, dan pajak.
Pada tahun 1980-an, orang
kulit hitam mulai ikut berbicara tentang masalah yang terus mengganggu
perhatian masyarakat kulit hitam. Pertama
adalah pengangguran yang sangat tinggi di kalangan remaja kulit hitam. Kedua
terpilihnya Ronald Reagan sebagai presiden pada tahun 1980, hal itu dipandang
oleh banyak orang kulit hitam sebagai kemunduran. Sebagaimana diketahui anggota
Komisi Hak Sipil (the U.S Commission on Civil Rights) kemudian konflik dengan
Reagan. Mereka mempertanyakan komitmen Presiden akan persamaan hak dalam
pendidikan, pekerjaan, dan bidang lainnya.
Pada tahun 1984, sejumlah
tokoh sipil dan pemimpin politik orang hitam, memilih mendukung orang kulit hitam dalam nominasi
presiden dari partai Demokrat. Pendeta
Jesse Jackson melakukan kampanye besar-besaran dan memenangkan pemilihan
pendahuluan di Louisiana dan Washington D.C.
Jackson memenangkan hampir 20 persen suara delegasi yang dibutuhkan
untuk nominasi presiden.
Dukungan terhadap Jackson
menunjukkan bahwa kepemimpinan gerakan hak-hak sipil telah bergeser dari
individu ke kelompok-kelompok yang terdiri dari aktivis hak hitam dan pemimpin
politik.
Pada tahun 2004, orang kulit hitam, Obama, berkampanye mewakili Illionis
di Senat Amerika
Serikat. Sesudah
itu kemenangannya pada
pemilu pendahuluan Partai
Demokrat (Maret 2016),
pidatonya di Konvensi
Nasional Demokrat (Juli
2016), dan pemilihannya sebagai anggota Senat ( November 2016), Obama mulai
dikenal diseluruh negeri. Obama memulai kampanye presiden dari partai Demokrat pada
tahun 2007, dan kemudian memenangkan pemilu mengalahkan calon dari Partai
Republik John McCain tahun 2008. Obama dilantik sebagai presiden pada tanggal 20
Januari 2009. Sembilan bulan kemudian, Obama dinyatakan sebagai pemenang Hadiah Nobel
Perdamaian 2009.
Dalam
usianya yang lebih dari dua abad (200 tahun) itu, Amerika Serikat untuk pertama kalinya memiliki Presiden berasal dari golongan
minoritas (Black Americans) yaitu Barach Husein Obama.
Pada masa jabatannya, Obama
mengesahkan sejumlah undang-undang stimulus ekonomi sebagai tanggapan atas resesi
2007 – 2009 di Amerika Serikat antara lain : American Recovery and Reinvestment Act of 2009 dan Tax Relief ; Unemployement Insurance Reauthorization ; Patient Protection and Affordable Care Act dan lain-lain.
Di bidang kebijakan luar negeri, Obama mengakhiri keterlibatan
militer Amerika Serikat dalam Perang Irak, menambah jumlah tentara di Afganistan, menandatangani perjanjian
pengendalian senjata (New START) bersama Rusia, memerintahkan intervensi militer Amerika
Serikat di Libya, dan melaksanakan operasi militer
yang berujung pada kematian Osama bin Laden.
Pada bulan Mei 2012, Obama menjadi presiden A.S. pertama yang mendukung
pengesahan pernikahan sesama jenis secara terbuka.
Itulah
gambaran panjang-nya perjuangan orang-hitam Amerika dalam usahanya memperoleh kesetaraan, kepercayaan diri dan harga diri. Sebelum
menutup bahasan dan renungan tentang
orang-hitam Amerika (Black Americans) ini,
“Ngunandiko” ingin menyampaikan secara singkat beberapa hal tentang orang-hitam
Amerika (Black Americans) di
Amerika Serikat (United States of America) dibandingkan dengan Warga Negara Indonesia keturunan China di Republik Indonesia sbb:
- Sebagaimana dijelaskan orang-hitam Amerika berasal dari
orang-hitam (negro) Afrika, yang datang ke Amerika dibawa oleh orang-putih
Eropah sebagai budak. Sementara itu orang-orang China yang datang ke Amerika adalah sama dengan orang-orang China yang datang ke Indonesia
adalah sebagai orang bebas (sebagian besar pekerja), yang kemudian menetap.
- Sebelum terbentuknya negara Amerika Serikat (the United
States of Amerikca) orang-hitam Amerika
pada umumnya memperoleh perlakuan yang buruk di rumah-rumah, kebun-kebun,
tambang-tambang dan tempat-tempat lain dari orang-putih Eropa yang membawanya
sebagai budak. Setelah terbentuknya negara Amerika Serikat perlakuan buruk
tersebut terus berlanjut, namun orang-hitam Amerika itu kemudian secara
berangsur-angsur menjadi warga negara Amerika Serikat yang setara dengan warga
kulit putih.
|
Pecinan di Yogya |
- Sementara itu, pada masa Indonesia masih di jajah oleh
Belanda, para pendatang China itu memperoleh perlakuan istimewa dari
pemerintahan penjajah yaitu pemerintah Hindia Belanda. Namun setelah
terbentuknya negara Republik Indonesia pada 17 Agustur 1945, para pendatang
China tersebut menjadi warga negara Indonesia (WNI keturunan China), perlakuan
istimewa yang semula diperolehnya dari pemerintah Hindia Belanda itu, tidak
berlaku lagi.
- Pada waktu ini orang-hitam Amerika berjumlah lk 12 %
dari jumlah penduduk Amerika Serikat
berarti dari segi jumlah sumbangannya relatip kecil. Diperkirakan sumbangan orang-hitam Amerika disektor ekonomi Amerika juga relatip kecil,
antara lain tercermin dari kekayaan yang dimiliknya. Dengan perkataan lain
peranan orang-hitam Amerika dari segi jumlah penduduk Amerika Serikat adalah kecil,
dan di sektor ekonomi juga kecil.
- Sementara itu pada waktu ini para pendatang China (WNI
keturunan China) berjumlah lk 2 % dari seluruh jumlah penduduk Republik
Indonesia. Jumlah yang relatip sangat kecil. Namun perannya di sektor ekonomi
Indonesia diperkirakan sangat besar,
lebih dari 50 % kegiatan ekonomi Indonesia dikuasai oleh WNI keturunan
China. Dengan perkataan lain peranan
pendatang China (WNI keturunan China) di Indonesia dari segi jumlah penduduk adalah kecil, namun dari segi ekonomi adalah sangat besar.
- Amerika Serikat dalam
usianya yang lebih dari dua abad (200 tahun), pada tahun 2009 untuk pertama kalinya memiliki Presiden berasal dari golongan
minoritas (Black Americans) yaitu Barach Husein Obama. Dilain pihak di Republik
Indonesia dalam usianya yang kurang dari satu abad (100 tahun) sudah memiliki sejumlah Menteri dari golongan
minoritas keturunan China (bahkan pada awal berdirinya), namun belum memiliki Presiden.
Demikianlah bahasan dan renungan tentang orang-hitam
Amerika (Black Americans) di Amerika Serikat serta perbandingan singkat dengan WNI keturunan China di Indonesia. Semoga bermanfaat.
*
The ultimate measure of a man is not where he stands in moments of comfort
and convenience, but where he stands at times of challenge and controvery (Martin Luther King. Jr).
*