Ngunandiko.113
Sains
(Ilmu Pengetahuan)
Bagian
ke-2
4. TUJUAN
SAINS YUNANI.
Banyak orang – antara lain
para filsuf dan ilmuwan Yunani – bekerja dengan cara yang sangat mirip ilmuwan
(scientist) modern. Tujuan orang-orang
Yunani adalah memahami alam, namun tidak mengubah alam itu. Gagasan bahwa alam
dapat diubah tidak masuk ke dalam pikiran mereka.
Sains Yunani pada masa
itu sudah sangat tinggi, tetapi
kemudian memudar dan berhenti berkembang
; sehingga banyak negara lain yang
menyusulnya.
Jika
dipandang dari penjuru sains (ilmu pengetahuan), maka bangsa Yunani itu adalah bangsa terbesar pada masa-nya. Ilmu apa saja, kalau
kita gali asalnya, kita berjumpa dengan Aristoteles.
Karl
Marx, tak jemu-jemunya memberi pujian kepada para “singa-pikiran” Yunani itu :
- .Galen
menanam biji kedokteran ;
- .Euclides
mengumpulkan matematika ;
- .Phytagoras
pasti kita pelajari di sekolah ;
- .Archimedes
tak bisa dilupakan dalam ilmu alam ; serta
- .Demokritus
dan Heraklitos, bapak teori molekul dan teori atom, bapak dialektika.
Pikiran-pikiran
Yunani menjadi makin berarti dan makin penting seiring dunia yang bertambah tua.
5. SAINS DI DUNIA ISLAM (MUSLIM)
Salah
satu episode menarik dalam sejarah sains (ilmu pengetahuan) adalah yang menyangkut berpindahnya (migration) limu-ilmu
(teori dan teknik) dari Yunani. Pada abad-abad awal era baru. ilmu Yunani
pindah ke Timur Tengah dan Timur Dekat., dan ilmu itu ternyata tetap hidup. Ilmu-ilmu
itu kemudian perlahan-lahan diserap kembali oleh Kristen di Barat selama Abad Pertengahan. Jadi kita menemukan
situasi historis yang unik. Selama ratusan tahun di Eropa (rumah utama ilmu
pengetahuan modern) ilmu telah pergi ; dan Eropa hampir tanpa kegiatan ilmiah. Sementara
itu di Persia dan Arab sekolah ilmu pengetahuan berkembang dan memberi
sumbangan yang berarti, sumbangan itu boleh dikatakan berasal dari
tradisi Yunani yang baru saja mereka warisi.
Ide-ide
ilmiah itu, semula untuk pertama kalinya dibawa ke Persia oleh sekelompok orang
Kristen Yunani. Orang Kristen Yunani itu mendirikan sekolah tentang obat-obatan
(medicine) dan ilmu pengetahuan (science). Setelah kaum Muslimin menaklukkan
wilayah itu (Persia) pada tahun 637, para ilmuwan ulama sekolah itu menerjemahkan
teks ide-ide ilmiah itu ke dalam bahasa Arab. Bahasa Arab adalah bahasa umum
dari semua muslim (orang yang mengikuti ajaran Muhammad). Dan ide-ide ilmiah
itu (tentang obat-obatan dan ilmu pengetahuan) menyebar melalui Islam ke dunia
Islam—negara- negara di mana kaum
Muslimin hidup. Selama abad ke-8 dunia Islam meliputi wilayah-wilayah dari
Spanyol sampai ke Asia Tengah, dan semua terkait dengan bahasa dan budaya yang
sama.
Para
ilmuwan Islam mengikuti tradisi yang dimulai oleh orang-orang Yunani ; yaitu
menyimpan sejumlah besar informasi bersama-sama ke dalam suatu buku yang disebut
sebagai "ensiklopedi".
Di antara
yang terbesar dari buku-buku tersebut adalah ensiklopedi medis, seperti :
- Komprehensif
Kitab Al-Razi, atau Rhazes (865-925); dan
- Canon of
Medicine Ibnu Sina, atau Avicenna (980-1037).
Rhazes ataupun oleh Avicenna tidak mengembangkan
teori-teori medis baru. Namun mereka mengembangkan banyak metode praktis
untuk mengobati orang sakit dan penggunaan sejumlah obat-obatan baru. Walaupun
demikian ada penemuan medis baru yang dibuat oleh dokter Ibn al-Nafis
(1210-1288). Dimana dokter Ibn al-Nafis tersebut menggambarkan aliran darah
melalui paru-paru (sirkulasi darah di paru-paru).
Para
ilmuwan Islam juga memberi sumbangan ke bidang lain (selain obat-obatan), yaitu
di bidang optik dan ilmu cahaya. Hal itu timbul dari kepentingan para dokter
Islam akan penyakit mata yang umum di negara-negara gurun. Buku “Optical
Thesaurus”, yang ditulis oleh Ibn al-Haitham, atau Alhazen (965 - 1039), selama
ratusan tahun dipakai oleh para sarjana di negara-negara Islam dan di Eropa sebagai
teks utama untuk studi optik.
Kiranya kita perlu mengucapkan terima kasih kepada orang-orang Arab yang telah
memperkenalkan “Sistem Angka Hindu-Arab”,
yang memiliki dampak sangat penting bagi “arithmatic”,
dan masih kita pakai sampai sekarang. Selain itu teknik perhitungan variable (jumlah
yang tidak diketahui), yang dikenal sebagai ”aljabar” . Aljabar dipungut oleh orang
Arab dari matematika India.
Sistem
angka Hindu-Arab ialah sistem angka kedudukan persepuluh yang
dibentuk pada abad ke-9 oleh ahli matematika India, hal
itu kemudian dipungut oleh :
- ahli matematika Persia (Al-Khawarizmi) dalam
bukunya “Pengiraan
dengan angka Hindu” yang
ditulis sekitar 825M ; dan
- anli matematika Arab ( Al-Kindi) dalam
bukunya “Penggunaan
angka India” yang ditulis tahun
830M.
Kedua buku itu kemudian
tersebar ke dunia barat (Eropa) pada zaman Pertengahan.
Sistem angka Hindu-Arab ini
adalah berasaskan sepuluh (asalnya sembilan), simbol yang digunakan untuk
mewakili sistem ini pada dasarnya adalah berkembang di luar sistem itu sendiri.
Simbol yang digunakan berasal dari angka Brahmi ; telah
berkembang menjadi pelbagai variasi semenjak zaman Pertengahan.
a. Peranan ilmuwan Islam terhadap Ilmu kimia.
Orang-orang
Islam telah memberi sumbangan yang sangat besar bagi ilmu pengetahuan kimia. Orang-orang
Islam itu menyumbang pengetahuan kimia yang
dikumpulkannya dari orang-orang Mesir, Babilonia, dan Yunani serta pengetahuan
kimia yang didapatkannya sendiri. Pengetahuan kimia yang didapatkannya sendiri
itu diperoleh dari pengetahuan para ilmuwan sebelumnya ditambah informasi-informasi
yang diperolehnya sendiri, dan kemudian dikembangkannya menjadi beberapa
prinsip kimia umum. Prinsip-prinsip ini selanjutnya digunakan oleh ahli kimia
Eropa selama ratusan tahun.
|
Ilmuwan Islam |
Tak
diragukan bahwa Ilmu kimia merupakan sumbangan penting yang telah diwariskan oleh ilmuwan Islam
bagi peradaban modern. Para ilmuwan dan ahli sejarah Barat pun
mengakui bahwa dasar-dasar ilmu kimia modern diletakkan oleh para kimiawan
Muslim. Tak salah jika kimiawan Muslim bernama “Jabir Ibnu Hayyan (756 – 815)” sering disebut sebagai “Bapak Kimia
Modern”.
b. Peranan ilmuwan Islam terhadap pengetahuan lainnya.
Pengembangan pembuatan kertas (paper making) oleh kaum Muslimin
pada tahun 751 adalah sangat penting bagi para ilmuwan. Meskipun pembuatan
kertas itu diadaptasi oleh kaum Muslimin
dari China, namun melalui mereka (orang orang Arab) pembuatan kertas itu dibawa
ke Barat.
Sains
Islam dalam banyak hal adalah perpanjangan dari tradisi Yunani. Namun Arab (Islam) mampu memanfaatkan tradisi
Yunani itu dan menambahnya dengan berbagai ilmu dari negara-negara non-Yunani seperti
Persia, India, dan China. Dengan demikian bisa memperluas sejumlah bidang ilmu
alam dan filsafat. Sejumlah bidang ilmu alam dan filsafat itu tidak pernah
mencapai puncak setinggi yang dicapai
oleh ilmu dan tradisi Yunani, namun para ulama dan sarjana Arab terus membawa ilmu dan tradisi yang
berasal dari Yunani itu tetap hidup dan berkembang selama dunia Eropa dalam
keadaan tertidur.
6. SAINS EUROPA PADA ABAD PERTENGAHAN.
Antara
abad ke-11 dan ke-15, di periode yang dikenal sebagai Abad Pertengahan, banyak
perubahan terjadi di Eropa yang memiliki dampak signifikan pada pembelajaran.
Beberapa dampak tersebut adalah karena penemuan
dari China dan Islam seperti :
- .penemuan mesiu,
- .penemuan
kertas ; dan
- .penemuan kompas serta instrumen lainnya untuk navigasi.
Sementara
itu kegiatan perdagangan juga sangat meningkat, hal itu berakibat penyebaran ide-ide
baru dan munculnya universitas-universitas (kata "universitas" berasal dari bahasa Latin universitas magistrorum et scholarium, yang kira-kira berarti
"komunitas guru dan ulama." Universitas
diciptakan di Italia dan berkembang dari sekolah Katedral untuk pendeta selama Abad Pertengahan—lihat Wikipedia)
antaranya adalah .
- .Universitas Bologna dan Padua di Italia.
- Cambridge dan Oxford di Inggris ; dan
- .Universitas
Paris di Perancis ; dan
Perang
Salib-perang yang dilancarkan oleh orang-orang Kristen terhadap kaum Muslimin membawa terjadinya kontak antara ilmuwan Islam
dengan pemikiran-pemikiran Yunani. Hal itu membantu menghidupkan kembali ilmu
dan pemikiran Yunani yang telah dilupakan. Lembaga-lembaga sebagai pusat untuk
menerjemahkan dan mempelajari karya-karya Yunani dan Arab telah berdiri di
Spanyol dan Sisilia, di kedua tempat itu perang Salib juga dilancarkan. Para
ulama dan sarjana di pusat-pusat tersebut telah secara lengkap mempelajari hampir seluruh karya Yunani dan Arab untuk dibawa kembali ke Eropa Barat.
Seperti
diketahui, telah lama sejumlah sarjana menekankan pentingnya suatu percobaan (experiment)
untuk membuktikan fakta-fakta ilmiah ; di antara sarjana-sarjana itu adalah :
- Roger
Bacon (1214 - ....) di Inggris ; dan
- Theodoric
Freiburg (1250 - 1311) di Jerman.
Disamping
itu beberapa ahli anatomi juga telah memeriksa secara langsung tubuh manusia
untuk mempelajari fakta-fakta yang ada pada tubuh manusia, dan bukan hanya mengandalkan teori seperti masa-masa sebelumnya.
Setelah
berkembang cukup jauh, sains itu akhirnya terpisah menjadi 2 (dua) pisahan ilmu
atau sains :
- pisahan
sains yang berkembang dalam ide-ide dan teori-teori ;
- pisahan
sains yang berkembang dalam proses penggunaannya.
Kedua
pisahan sains tersebut adalah seperti
layaknya kepala dan tangan yang terpisah ; pada waktu ini hal itu dikenal sebagai "sains (ilmu pengetahuan)" dan "teknologi".
Pada abad ke-16 dan ke-17
kedua pisahan ilmu itu bertemu kembali,
hal itu menandai lahirnya sains (ilmu
pengetahuan) modern, yaitu : sains yang
menggunakan teori, pengamatan, percobaan (experiment) dan hubungan matematika. Sains
modern berusaha tidak hanya untuk memahami alam, tetapi juga mengendalikan dan
mengubah alam itu.
Selama
Abad Pertengahan, sajana-sarjana gereja –seperti
Albertus Magnus (1206 - 1280), Thomas Aquinas (1225 – 1274), dan lain-lain sepertinya
selalu mengikuti pandangan kaum
Arestotelian, yaitu pandangan utama gereja
(kaum Kristiani). Pada waktu itu pandangan gereja merupakan satu-satunya pandangan
resmi yang berlaku. Keadaan itu menyebabkan para ilmuwan sangat sulit untuk
tidak setuju secara terbuka dengan ide-ide yang yang telah diterima gereja.
Namun
demikian, pada masa itu, masih ada kemajuan-kemajuan di berbagai bidang keilmuan antara lain :
- mekanika
(studi ilmu gerak benda) ;
- penggunaan
matematika untuk mempelajari fenomena alam ;
- eksperimen
(a.l melalui percobaan di laboratorium) untuk mempelajari fenomena alam ; dan
- lain-lain
seperti pembentukan universitas..
Pembentukan
universitas inilah yang kiranya memberi sumbangan besar, dalam Abad
Pertengahan, bagi pengembangan sains. Di universitas -universitas itulah para
sarjana (cendikiawan-cendikiawan) dapat bersama-sama dalam suatu kelompok mempelajari
dan mengumpulkan pengetahuan, dan kemudian diteruskan oleh orang-orang lain yang
datang kemudian.
7. LAHIRNYA KEMBALI SAINS (RENAISSANCE).
Pada
pertengahan abad ke-16 telah ditemukan kompas dan mesin cetak, selain itu para
pelaut telah berlayar ke seluruh dunia dan membuktikan bahwa bumi itu bulat—walaupun bahwa bumi itu bulat telah diyakini
oleh sejumlah orang jauh sebelumnya seperti misalnya Aristoteles (384 SM – 322 SM) .
Penemuan
mesin cetak dan pencetakan buku itu telah meningkatkan dan memudahkan penyebaran
pengetahuan dan naskah-naskah kuno yang telah dilupakan. Pengetahuan dan naskah-naskah
kuno itu dapat dicetak kembali sebagai informasi melalui mesin cetak dan buku-buku.
Dengan demikian suatu semangat baru tumbuh dikalangan para sarjana (cendikiawan-cendikiawan)
untuk mengamati dengan cermat (to observe
carefully), mengukur (to measure), dan melakukan
percobaan (to experiment) dalam
mempelajari gejala-gejala alam.
Periode
ini disebut Renaissance, sebuah kata dari bahasa Perancis yang artinya adalah "kelahiran
kembali (rebirth)". Selama masa Renaissance pendekatan baru dalam ilmu
pengetahuan atau sains diperkenalkan. Para ilmuwan mulai mengamati dengan
cermat, mengukur, dan melakukan percobaan (experiment) dalam mempelajari
fenomena alam.
Tahun
1543 ditandai oleh suatu peristiwa yang paling penting dalam perkembangan sains
(ilmu pengetahuan) baru. Pada tahun 1543
itu dua buku besar telah terbit yaitu :
- De Revolutionibus orbium coellestium (“On
the Revolutions of the Heavenly Bodies”) ditulis
oleh Nicolaus Copernicus (1473 – 1543) ;
- De humani corporis fabrica (“On
the Structure of the Human Body”) ditulis oleh Andreas
Velasius (1514 - 1564).
Pada masa Renaissance para ilmuwan dengan cermat mengamati, megukur dan melakukan percobaan untuk mempelajari fenomena alam . para ilmuwan tersebut antara lain adalah Nicolaus-Copernicus (1473 - 1543) dan Andreas-Vesalius (1514 - 1564) seperti berikut ini.
a. Nicolaus Copernicus.
Dalam
buku-nya Copernicus mengemukakan teori bahwa bumi bergerak mengelilingi
matahari. Teori ini adalah dasar dari teori modern dari tata surya.
Teori
Copernicus menyatakan bahwa matahari adalah pusat dari tata surya. Ia
menyatakan bumi adalah planet seperti Venus, Mars, dan lain-lain. Semua planet
berputar mengelilingi matahari dalam orbit lingkaran. Menurut teori Copernicus,
bumi memiliki tiga gerakan :
- gerakan
sehari-hari berputar pada porosnya sendiri ;
- orbit
tahunan mengelilingi matahari ; dan
- gerakan
melingkar sangat lambat dari poros itu sendiri.
Dalam
bukunya Copernicus memberi serangkaian argumen matematika yang panjang untuk
membuktikan gerakan ini.
Ada
beberapa kelemahan dalam teori Copernicus. Yang terbesar di antaranya adalah
pernyataan bahwa planet-planet bergerak dalam orbit lingkaran sempurna. Dengan menggunakan teori Copernicus sebagai
dasar, kemudian para astronom mampu memberikan gambaran yang lebih akurat dari
sistem surya.
b. Andreas Vesalius.
Selama lk 1.300 tahun cara
pengobatan seperti yang dilakukan oleh Galen (130 – 218) telah diterima di Eropa.
Galen mengembangkan teorinya tentang tubuh manusia dengan cara membedah tubuh kera
dan hewan lainnya. Galen melakukan sangat sedikit studi tentang tubuh manusia dengan
hanya mengamatinya. Beberapa ahli anatomi setelah Galen telah melakukan pembedahan atau disseeting tubuh. (Dissection is the dismembering of the
body of a deceased animal or plant to study its anatomical structure.). Para
ahli anatomi memiliki pembantu (asistent) yang melakukan pekerjaan yang
sebenarnya, sementara itu para ahli anatomi tersebut duduk beberapa kaki
jauhnya dan mengawasi. Ahli anatomi Belgia (Vesalius) membuat uraian dan gambar
bagaimana seorang ahli anatomi harus melakukan pembedahan (disseeting). Vesalius
menyatakan bahwa ini adalah satu-satunya cara seorang ahli anatomi bisa belajar
tentang apa yang sebenarnya dari tubuh dan bagian-bagiannya.
Vesalius
ragu dengan beberapa ide Galen, namun Vesalius menambahkan bahwa cara pengamatan (obsevation)
dalam anatomi sangat berharga bagi ahli
anatomi. Vesalius menjelaskan dalam bukunya (Fabrica) rincian studi tubuh manusia
secara keseluruhan. Fitur yang paling mencolok dari “Fabrica” adalah gambar-gambar
megah anatomi yang dibuat oleh salah satu seniman besar pada waktu itu.
“Fabrica”
menjadi buku teks yang digunakan dalam studi anatomi selama bertahun-tahun.
Kebanyakan ilmuwan berpikir bahwa seluruh studi anatomi pada waktu itu dibentuk
oleh metode Vesalius sebagaimana tercantum dalam bukunya yang terkenal.
8. REVOLUSI SAINS
Gerakan
untuk mempelajari sains (ilmu pengetahuan) dengan pengamatan (observation) dan percobaan (experiment) dimulai pada abad ke-16. Dan selama abad ke-17 gerakan ini telah menjadi suatu revolusi
sains.
Pada
tahun-tahun awal abad ke-17 telah muncul sejumlah pernyataan yang ditulis tentang bagaimana sains (ilmu pengetahuan) harus dilakukan. Pada awal abad itu, pada
tahun 1600, sebuah buku berjudul De Magnete ("Mengenai Magnet") karya
Williams Gilbert (1540-1603) telah terbit. Dalam buku itu, Gilbert melakukan
lebih daripada studi langsung tentang magnet, namun Gilbert juga memberi
contoh-contoh dari percobaan (experiment). Hal seperti itu merupakan suatu pendekatan baru dalam sains.
Bahkan Gilbert men-dedikasi-kan bukunya kepada orang-orang "yang mencari
pengetahuan tidak dari isi buku, namun langsung dari benda-benda
itu sendiri” (bersambung).
*
Science knows no country, because knowledge belongs to
humanity, and is the torch which illuminates the world. Science is the highest
personification of the nation because that nation will remain the first which
carries the furthest the works of thought and intelligence. (Louis Pasteur).
*